Menguji Langsung Kamera Xiaomi Mi 11 Ultra, Benarkah Terbaik di Kelas Flagship?
Rabu, 30 Juni 2021 - 11:37 WIB
○ 8K video recording, Night mode
● Kamera depan 20MP
○ f/2.2, 0.8μm pixel size, 1.6μm 4-in-1 Super Pixel
○ 78˚ FOV, FF
Alih-alih memberi gimmick kamera dengan megapiksel besar, Xiaomi benar-benar memberi apa yang diinginkan konsumen di Mi 11 Ultra: sensor kamera ponsel hampir sebesar kamera saku mirrorless.
Ukuran sensor lensa utamanya adalah 1/1.12 inci atau setara 0.89 inci. Hampir mendekati 1 inci di kamera saku mirrorless, sekaligus sensor kamera terbesar yang ada di ponsel saat ini. Jadi, kita maklumi jika ada tonjolan atau bump di bodinya.
Sensor kamera buatan Samsung itu beresolusi “hanya” 50 MP. Sudah disematkan OIS (Optical Image Stabilization) serta kecepatan Auto Focus (AF) yang disebut ”laser AF”. Dan ya, kecepatan fokus otomatisnya memang gila untuk ukuran sebuah ponsel. Cepat sekali!
Harus diingat, meski kamera Mi 11 Ultra sensornya besar, namun gambar yang dihasilkan memang belum menyamai kamera saku mirrorless seperti Sony RX10 yang menggunakan sensor Exmor RS CMOS 1 inci.
Tapi, dengan sensor yang masif itu, artinya Mi 11 Ultra mampu merekam detail yang sangat tinggi. Juga, bisa dengan mudahnya mendapatkan shallow depth of field atau yang biasa dikenal dengan bokeh tanpa perlu memakai mode portrait. Tinggal arahkan kameranya ke subyek, otomatis langsung bokeh!
Bagaimana dengan warnanya? Terus terang, Sindonews suka sekali. Tidak terlalu tajam (over sharpness), tidak juga terlalu kontras, dan tidak juga berlebihan kinerja AI-nya dalam mempercantik foto (over processing). Hasil fotonya terasa sangat natural. Favorit Sindonews, tentu saja saat zooming atau memperbesar gambar, ketajamannya tidak berkurang.
Tapi jika memang butuh saturasi lebih, misalnya untuk memotret lansekap, maka bisa mengaktifkan mode HDR (High Dynamic Range).
Nah, berikut adalah hasil foto di malam hari:
Bisa dilihat bahwa gambarnya sangat tajam. Kamera menurunkan shutter speed, namun tidak menaikkan ISO demi mengurangi tingkat noise yang tinggi. Ini menjadi mungkin lewat penggunaan sensor yang besar itu. Selanjutnya, tinggal menaikkan sharpness atau ketajaman, clarity, serta kontras.
Kamera yang menarik lainnya adalah ultrawide 48 MP, f/2.2, 12mm, dengan sudut 128˚. Lebih lebar dibanding rata-rata kamera ultrawide di smartphone yang 120 derajat. Jadi, Mi 11 Ultra memiliki kamera ultrawide paling lebar di smartphone dengan resolusi 48 MP. Benar-benar kombinasi “berdaging”.
Dampaknya apa? Dampaknya pemilik Mi 11 Ultra akan senang sekali memanfaatkan kamera ultrawide ini. Memotret lansekap, pemandangan, mengabadikan momen, dan masih banyak lagi. Distorsi memang ada. Tapi, menurut Sindonews, ini adalah lensa ultrawide terbaik yang ada di smartphone saat ini.
Selanjutnya adalah lensa zoom yang disebut Xiaomi “periscope telephoto”. Yakni lensa 48 MP, f/4.1, 120mm. Belakangan fitur zoom menjadi sangat penting bagi ponsel flagship. Ponsel yang harganya belasan juta, seolah harus punya fitur zoom terbaik. Dan Mi 11 Ultra memberikan itu.
Faktanya, selain memotret dengan lensa ultrawide, kita juga butuh untuk zooming. Ini yang Sindonews rasakan saat trekking mengunjungi Leuwi Hejo, Bogor. Sindonews bisa memotret subyek dari jarak jauh dengan sangat tajam.
Di atas kertas, kemampuan perbesaran Mi 11 Ultra mencapai 120x. Realitanya, maksimal hanya 5-10x zoom saja untuk menghasilkan foto terbaik. Sisanya, untuk membuat video story Instagram atau Reels masih oke.
Untuk kamera depan Mi 11 Ultra dengan spesifikasi 20MP f2.2 terasa mirip dengan Mi 11 dari hasil foto dan videonya. Bisa merekam bokeh dengan sangat baik. Juga memiliki fitur yang terbilang komplet, seperti beautify.
Bukan hanya bikin video TikTok, kamera depan Mi 11 Ultra lebih dari cukup untuk membuat vlog yang rapi. Lengkap dengan bokeh-nya.
Hanya saja, kamera depannya belum bisa merekam video 4K. Dan menurut Sindonews sendiri itu bukan hal yang krusial.
Karena jika ingin merekam video 4K, bisa memanfaatkan kamera utamanya. Silahkan memilih video 8K di 24 fps, video 4K di 30 fps atau 60 fps, dan bahkan slow-mo di resolusi 4K. Juga 1080 di 960 fps. Ini jelas fitur yang sangat menarik bagi video creator.
Di mode Pro, Sindonews bahkan bisa bermain-main dengan LOG Profile. Apa itu? Singkatnya, LOG profile memberi fleksibilitas bagi editor video/content creator untuk mengedit video mereka di proses paska produksi.
Karena file video yang direkam memiliki dynamic range yang jauh lebih luas. Artinya, kita tetap bisa mempertahankan detail video saat misalnya menambah highlight, shadow, atau bahkan memberikan warna agar video hasilnya sinematik seperti film Hollywood.
Sederhananya, bandingkan mengedit foto JPEG dengan resolusi rendah dan mengedit foto RAW. Beda kan?
LOG profile ini bukan untuk semua orang. Tapi, membuat kita pede bahwa Mi 11 Ultra memiliki kemampuan video yang benar-benar “pro”. Dan memang harus diakui hasil video Mi 11 Ultra ini stabil banget. Menyenangkan sekali untuk membuat video di ponsel ini.
Baru kali ini Sindonews merasa tidak lagi butuh membawa-bawa kamera mirroless saat traveling. Cukup membawa Mi 11 Ultra. Benar-benar menjadi perangkat yang bisa diandalkan untuk membuat "high quality content". Inilah ponsel dengan kamera terbaik di pasar saat ini.
Tapi, memang langkah Xiaomi yang nekad memasang sensor raksasa ke dalam kamera memberikan plus dan minus.
Plusnya, konsumen mendapat paket yang lengkap. Yakni sebuah ponsel yang sangat solid untuk memotret dengan sudut lebar (ultrawide), standar (wide), dan tele (zooming), serta di malam hari. Juga, sangat solid untuk merekam video YouTube yang sinematik.
Konsekuensinya, ada konsumsi baterai yang ternyata cukup lumayan. Ketika traveling dengan Mi 11 Ultra, Sindonews memang aktif memotret dan merekam video. Dari statistik terlihat bahwa konsumsi layar 22.08% dan konsumsi kamera 23.45%. Sehingga menghabiskan 50 persen selama treking dari pukul 10 pagi hingga 2 siang.
Untungnya, Mi 11 Ultra sudah mendukung fast charging tertinggi, yakni mencapai 67W untuk mengisi baterainya. Jadi, proses pengisian baterai benar-benar ngebut. Ini adalah fitur favorit Sindonews di Mi 11 Ultra. Karena praktis sekali.
● Kamera depan 20MP
○ f/2.2, 0.8μm pixel size, 1.6μm 4-in-1 Super Pixel
○ 78˚ FOV, FF
Alih-alih memberi gimmick kamera dengan megapiksel besar, Xiaomi benar-benar memberi apa yang diinginkan konsumen di Mi 11 Ultra: sensor kamera ponsel hampir sebesar kamera saku mirrorless.
Ukuran sensor lensa utamanya adalah 1/1.12 inci atau setara 0.89 inci. Hampir mendekati 1 inci di kamera saku mirrorless, sekaligus sensor kamera terbesar yang ada di ponsel saat ini. Jadi, kita maklumi jika ada tonjolan atau bump di bodinya.
Sensor kamera buatan Samsung itu beresolusi “hanya” 50 MP. Sudah disematkan OIS (Optical Image Stabilization) serta kecepatan Auto Focus (AF) yang disebut ”laser AF”. Dan ya, kecepatan fokus otomatisnya memang gila untuk ukuran sebuah ponsel. Cepat sekali!
Harus diingat, meski kamera Mi 11 Ultra sensornya besar, namun gambar yang dihasilkan memang belum menyamai kamera saku mirrorless seperti Sony RX10 yang menggunakan sensor Exmor RS CMOS 1 inci.
Tapi, dengan sensor yang masif itu, artinya Mi 11 Ultra mampu merekam detail yang sangat tinggi. Juga, bisa dengan mudahnya mendapatkan shallow depth of field atau yang biasa dikenal dengan bokeh tanpa perlu memakai mode portrait. Tinggal arahkan kameranya ke subyek, otomatis langsung bokeh!
Bagaimana dengan warnanya? Terus terang, Sindonews suka sekali. Tidak terlalu tajam (over sharpness), tidak juga terlalu kontras, dan tidak juga berlebihan kinerja AI-nya dalam mempercantik foto (over processing). Hasil fotonya terasa sangat natural. Favorit Sindonews, tentu saja saat zooming atau memperbesar gambar, ketajamannya tidak berkurang.
Tapi jika memang butuh saturasi lebih, misalnya untuk memotret lansekap, maka bisa mengaktifkan mode HDR (High Dynamic Range).
Nah, berikut adalah hasil foto di malam hari:
Bisa dilihat bahwa gambarnya sangat tajam. Kamera menurunkan shutter speed, namun tidak menaikkan ISO demi mengurangi tingkat noise yang tinggi. Ini menjadi mungkin lewat penggunaan sensor yang besar itu. Selanjutnya, tinggal menaikkan sharpness atau ketajaman, clarity, serta kontras.
Kamera yang menarik lainnya adalah ultrawide 48 MP, f/2.2, 12mm, dengan sudut 128˚. Lebih lebar dibanding rata-rata kamera ultrawide di smartphone yang 120 derajat. Jadi, Mi 11 Ultra memiliki kamera ultrawide paling lebar di smartphone dengan resolusi 48 MP. Benar-benar kombinasi “berdaging”.
Dampaknya apa? Dampaknya pemilik Mi 11 Ultra akan senang sekali memanfaatkan kamera ultrawide ini. Memotret lansekap, pemandangan, mengabadikan momen, dan masih banyak lagi. Distorsi memang ada. Tapi, menurut Sindonews, ini adalah lensa ultrawide terbaik yang ada di smartphone saat ini.
Selanjutnya adalah lensa zoom yang disebut Xiaomi “periscope telephoto”. Yakni lensa 48 MP, f/4.1, 120mm. Belakangan fitur zoom menjadi sangat penting bagi ponsel flagship. Ponsel yang harganya belasan juta, seolah harus punya fitur zoom terbaik. Dan Mi 11 Ultra memberikan itu.
Faktanya, selain memotret dengan lensa ultrawide, kita juga butuh untuk zooming. Ini yang Sindonews rasakan saat trekking mengunjungi Leuwi Hejo, Bogor. Sindonews bisa memotret subyek dari jarak jauh dengan sangat tajam.
Di atas kertas, kemampuan perbesaran Mi 11 Ultra mencapai 120x. Realitanya, maksimal hanya 5-10x zoom saja untuk menghasilkan foto terbaik. Sisanya, untuk membuat video story Instagram atau Reels masih oke.
Untuk kamera depan Mi 11 Ultra dengan spesifikasi 20MP f2.2 terasa mirip dengan Mi 11 dari hasil foto dan videonya. Bisa merekam bokeh dengan sangat baik. Juga memiliki fitur yang terbilang komplet, seperti beautify.
Bukan hanya bikin video TikTok, kamera depan Mi 11 Ultra lebih dari cukup untuk membuat vlog yang rapi. Lengkap dengan bokeh-nya.
Hanya saja, kamera depannya belum bisa merekam video 4K. Dan menurut Sindonews sendiri itu bukan hal yang krusial.
Karena jika ingin merekam video 4K, bisa memanfaatkan kamera utamanya. Silahkan memilih video 8K di 24 fps, video 4K di 30 fps atau 60 fps, dan bahkan slow-mo di resolusi 4K. Juga 1080 di 960 fps. Ini jelas fitur yang sangat menarik bagi video creator.
Di mode Pro, Sindonews bahkan bisa bermain-main dengan LOG Profile. Apa itu? Singkatnya, LOG profile memberi fleksibilitas bagi editor video/content creator untuk mengedit video mereka di proses paska produksi.
Karena file video yang direkam memiliki dynamic range yang jauh lebih luas. Artinya, kita tetap bisa mempertahankan detail video saat misalnya menambah highlight, shadow, atau bahkan memberikan warna agar video hasilnya sinematik seperti film Hollywood.
Sederhananya, bandingkan mengedit foto JPEG dengan resolusi rendah dan mengedit foto RAW. Beda kan?
LOG profile ini bukan untuk semua orang. Tapi, membuat kita pede bahwa Mi 11 Ultra memiliki kemampuan video yang benar-benar “pro”. Dan memang harus diakui hasil video Mi 11 Ultra ini stabil banget. Menyenangkan sekali untuk membuat video di ponsel ini.
Baru kali ini Sindonews merasa tidak lagi butuh membawa-bawa kamera mirroless saat traveling. Cukup membawa Mi 11 Ultra. Benar-benar menjadi perangkat yang bisa diandalkan untuk membuat "high quality content". Inilah ponsel dengan kamera terbaik di pasar saat ini.
Tapi, memang langkah Xiaomi yang nekad memasang sensor raksasa ke dalam kamera memberikan plus dan minus.
Plusnya, konsumen mendapat paket yang lengkap. Yakni sebuah ponsel yang sangat solid untuk memotret dengan sudut lebar (ultrawide), standar (wide), dan tele (zooming), serta di malam hari. Juga, sangat solid untuk merekam video YouTube yang sinematik.
Konsekuensinya, ada konsumsi baterai yang ternyata cukup lumayan. Ketika traveling dengan Mi 11 Ultra, Sindonews memang aktif memotret dan merekam video. Dari statistik terlihat bahwa konsumsi layar 22.08% dan konsumsi kamera 23.45%. Sehingga menghabiskan 50 persen selama treking dari pukul 10 pagi hingga 2 siang.
Untungnya, Mi 11 Ultra sudah mendukung fast charging tertinggi, yakni mencapai 67W untuk mengisi baterainya. Jadi, proses pengisian baterai benar-benar ngebut. Ini adalah fitur favorit Sindonews di Mi 11 Ultra. Karena praktis sekali.
tulis komentar anda