TikTok Dikritik karena Perbaiki Wajah Pengguna Tanpa Izin
Minggu, 13 Juni 2021 - 09:00 WIB
"Saya tidak nyaman membuat video karena memang tampilan asli saya tidak seperti ini,"ujarnya.
Disebutkan Technology Review, TikTok mengatakan hal itu terjadi karena adanya kesalahan. Mereka berjanji akan memperbaiki kesalahan itu sehingga pengguna tidak akan terganggu. Hanya saja hingga kini menurut Technology Review, pengaktifan Beauty Filter tanpa izin pengguna masih tetap terjadi.
Amy Niu, peneliti dari University of Wisconsin mengatakan beberapa aplikasi buatan China memang kerap mengaktifkan Beauty Filter tanpa persetujuan pengguna. Selain TikTok beberapa aplikasi lainnya adalah WeChat dan DouYin. "Saat saya menonaktifkan fitur itu, saya masih melihat ada beberapa perbaikan yang dilakukan secara otomatis di wajah saya," ujarnya.
Dia mengatakan memeliki fitur Beauty Filter memang bukanlah hal yang buruk. Namun developer program harus memiliki rasa tanggungjawab sampai sejauh mana filter itu bisa digunakan. Mereka juga harus tahu bagaimana mereka akan mengubah persepsi pengguna ketika menggunakan filter itu. "Apakah mereka nantinya akan secara tidak sadar berupaya mengubah penampilan agar terlihat lebih mirip dengan yang dicitrakan, serta terjadinya perubahan standar kecantikan dan citra tubuh," jelas Amy Niu.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
Disebutkan Technology Review, TikTok mengatakan hal itu terjadi karena adanya kesalahan. Mereka berjanji akan memperbaiki kesalahan itu sehingga pengguna tidak akan terganggu. Hanya saja hingga kini menurut Technology Review, pengaktifan Beauty Filter tanpa izin pengguna masih tetap terjadi.
Amy Niu, peneliti dari University of Wisconsin mengatakan beberapa aplikasi buatan China memang kerap mengaktifkan Beauty Filter tanpa persetujuan pengguna. Selain TikTok beberapa aplikasi lainnya adalah WeChat dan DouYin. "Saat saya menonaktifkan fitur itu, saya masih melihat ada beberapa perbaikan yang dilakukan secara otomatis di wajah saya," ujarnya.
Dia mengatakan memeliki fitur Beauty Filter memang bukanlah hal yang buruk. Namun developer program harus memiliki rasa tanggungjawab sampai sejauh mana filter itu bisa digunakan. Mereka juga harus tahu bagaimana mereka akan mengubah persepsi pengguna ketika menggunakan filter itu. "Apakah mereka nantinya akan secara tidak sadar berupaya mengubah penampilan agar terlihat lebih mirip dengan yang dicitrakan, serta terjadinya perubahan standar kecantikan dan citra tubuh," jelas Amy Niu.
Lihat Juga: Australia Nekad Larang Media Sosial untuk Anak di Bawah 16 Tahun, Langkah Positif atau Salah Arah?
(wsb)
tulis komentar anda