Bitcoin Terpuruk Akibat Tesla, Blockchain Tetap Tangani Ratusan Juta Transaksi
Rabu, 19 Mei 2021 - 21:09 WIB
Decentralized Finance atau DeFi adalah topik utama pada perkumpulan anggota organisasi tersebut yang diadakan setiap bulannya.
Mengacu laporan DefiPulse tahun 2020, Total Value Locked (TVL) di sektor DeFi mencapai US$ 79,86 Milyar atau setara Rp 1.139 triliun. Dengan asumsi demikian, mereka yakin bahwa pergerakan DeFi akan meningkat di tahun 2025 dengan target 100 juta pengguna di seluruh dunia.
Vice President of Marketing Ava Labs, Jay Kurahashi-Sofue, mengatakan sistem distribusi yang terbuka memungkinkan kecepatan dan inovasi yang luar biasa.
“Yang hilang adalah grup yang tidak bias yang berusaha menciptakan nilai bersama untuk semua pembangun dan pengguna,” kata pria yang juga menjabat dewan penasihat GoodFi.
Sementara itu, Kepada Strategi Radix DL, Adam Simmons mengatakan DeFi adalah adab baru dalam lingkup blockchain dan aset kripto.
“Dengan jumlah pengguna saat ini semakin bertambah, maka rencana 100 juta pengguna pada tahun 2025, perlu kerjasama yang aktif dengan perusahaan lain di sektor serupa,” katanya.
Bahkan, melihat kemampuan dan perkembangan Radix, peneliti blockchain ternama, Willy Woo memgapresiasi melalui cuitan di akun Twitter pribadinya pada 2018 silam.
“Melihat Radix, sama seperti melihat pertama kali iPhone terlahir kedunia. Akankah dunia blockchain akan semakin canggih dan lebih baik pada era mendatang ? kita tunggu saja,” tulisnya.
Seperti diketahui, Komentar Musk memang sering membuat harga Bitcoin naik turun. Dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Februari, Tesla mengungkapkan bahwa mereka membeli Bitcoin senilai US$ 1,5 miliar (Rp 589 triliun).
Hal ini menyebabkan Bitcoin merosot sekitar 8% menjadi sekitar US$ 44.000 atau setara Rp 624 juta (asumsi Rp 14.200/US$) per koin.
Mengacu laporan DefiPulse tahun 2020, Total Value Locked (TVL) di sektor DeFi mencapai US$ 79,86 Milyar atau setara Rp 1.139 triliun. Dengan asumsi demikian, mereka yakin bahwa pergerakan DeFi akan meningkat di tahun 2025 dengan target 100 juta pengguna di seluruh dunia.
Vice President of Marketing Ava Labs, Jay Kurahashi-Sofue, mengatakan sistem distribusi yang terbuka memungkinkan kecepatan dan inovasi yang luar biasa.
“Yang hilang adalah grup yang tidak bias yang berusaha menciptakan nilai bersama untuk semua pembangun dan pengguna,” kata pria yang juga menjabat dewan penasihat GoodFi.
Sementara itu, Kepada Strategi Radix DL, Adam Simmons mengatakan DeFi adalah adab baru dalam lingkup blockchain dan aset kripto.
“Dengan jumlah pengguna saat ini semakin bertambah, maka rencana 100 juta pengguna pada tahun 2025, perlu kerjasama yang aktif dengan perusahaan lain di sektor serupa,” katanya.
Bahkan, melihat kemampuan dan perkembangan Radix, peneliti blockchain ternama, Willy Woo memgapresiasi melalui cuitan di akun Twitter pribadinya pada 2018 silam.
“Melihat Radix, sama seperti melihat pertama kali iPhone terlahir kedunia. Akankah dunia blockchain akan semakin canggih dan lebih baik pada era mendatang ? kita tunggu saja,” tulisnya.
Seperti diketahui, Komentar Musk memang sering membuat harga Bitcoin naik turun. Dalam pengajuan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) Februari, Tesla mengungkapkan bahwa mereka membeli Bitcoin senilai US$ 1,5 miliar (Rp 589 triliun).
Hal ini menyebabkan Bitcoin merosot sekitar 8% menjadi sekitar US$ 44.000 atau setara Rp 624 juta (asumsi Rp 14.200/US$) per koin.
tulis komentar anda