Hadapi Industri 4.0, Teknologi NZTE Siap Dukung Perusahaan Sektor Makanan dan Minuman

Senin, 03 Mei 2021 - 21:52 WIB
Sementara itu, Travis Lee, Manajer Business Development Asia Tenggara dari Gallagher Security, perusahaan sistem keamanan dari Selandia Baru, menjelaskan, “pandemi telah mengembangkan bagaimana cara mengukur keselamatan praktik bisnis dengan kebijakan prosedur yang lebih ketat untuk mengelola risiko dari segi keamanan dan kesehatan.

” Mengadopsi teknologi berbasis smart security dapat mendukung pabrik untuk mencegah dan memitigasi potensi resiko dari kontaminasi manusia, dimulai dengan penyaringan di pintu masuk, mengelola pergerakan manusia, mengelola kapasitas ruangan, hingga pelacakan kontak (contact tracing) – semua dikelola melalui system berbasis aplikasi.”

Dalam hal mencapai efisiensi energi melalui teknologi pintar, operasional pabrik di Indonesia juga sebaiknya menerapkan sistem pendingin udara dengan sistem lebih fleksibel (high flexibility air conditioning system), daripada menggunakan sistem pendingin terpusat yang digunakan saat ini.

Dalam sistem AC dengan tingkat fleksibilitas yang tinggi, setiap area pabrik memiliki pengaturannya sendiri yang terpisah dengan sistem pengaturan di area lain. AC pada masingmasing area dapat dinyalakan atau dimatikan bila diperlukan, sehingga unit AC hanya dinyalakan di ruangan aktif yang ditempati. Biaya listrik didasarkan pada penggunaan yang sebenarnya yang sesuai dengan waktu operasi pabrik dan jam kerja shift yang berbeda-beda.

“Kita membutuhkan teknologi yang mampu menyesuaikan dengan kebutuhan saat ini yakni jam operasional yang beragam, kebutuhan hemat energi, dan keperluan kesehatan. Sistem AC yang berdiri sendiri mampu mencegah udara bercampur antar ruangan dan sistem dapat mengatasi beban parsial secara efektif dan ekonomis serendah 3,5kW”, jelas WengFei Ho, General Manager Termperzone Singapura.

Hal senada diungkapkan, Asep Noor, General Manager Manufacturing PT Indolakto (Indomilk) selaku pelaksana

Industri 4.0 mengakui bahwa transformasi Industri 4.0 adalah suatu kebutuhan karena menjawab tantangan industri mamin dalam hal keselamatan, efisiensi, kecepatan fleksibilitas produksi, serta jaminan kualitas produk. Dari sisi operasional, PT Indolakto mengelola semuanya secara digital dari hulu hingga hilir untuk mengatur dan memantau prosedur kinerja secara real-time yang bisa dilakukan dari mana saja melalui koneksi internet.

Elise Salt, Insinyur Digital Beca, perusahaan konsultan teknik dan teknologi Selandia Baru, menggarisbawahi bahwa banyak manufaktur yang masih belum mengadopsi inovasi cerdas karena kesulitan dalam menentukan strategi yang jelas untuk mengimplementasikan teknologi, dan edukasi sebagai langkah menuju solusi.

“Industri 4.0 Demonstration Network adalah inisiatif pemerintah Selandia Baru yang bermitra

dengan Beca dan EMA, yang menyediakan roadmap bagi manufaktur dalam mempelajari aplikasi potensial dan nilai dari berbagai alat industri 4.0. Kami mengedukasi para perusahaan manufaktur melalui studi kasus dan kunjungan langsung ke lokasi pabrik untuk lebih memahami bagaimana solusi Industri 4.0 dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing, sehingga memungkinkan manufaktur untuk mulai merancang strategi perubahan mereka,” tutup Elise.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More