Macam-macam Strategi Pelaku Bisnis Digital saat Ekonomi Melemah
Jum'at, 18 Desember 2020 - 03:36 WIB
JAKARTA - Indonesia tercatat sebagai pasar telekomunikasi yang berkembang tercepat di dunia. Hal ini sejalan dengan perluasan jaringan 3G dan 4G , serta fixed line ke seluruh wilayah yang juga membuat pengguna internet melonjak. (Baca juga: Politikus PKB Desak Kominfo Tindak Tegas Penyebar Hoaks )
Untuk menguatkan lonjakan pengguna internet yang semakin tinggi itu ada sejumlah tantangan yang wajib dihadapi. Baik itu oleh pemerintah, operator maupun pelaku bisnis di era baru saat ini.
Luat Sihombing, Koordinator Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital, Ditjen Aptika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menyoroti soal bagaimana kebijakan yang dibangun oleh pemerintah untuk menjawab tantangan di era pandemik. “Memang kondisi saat ini sulit, tapi juga semestinya menjadi poin penting untuk kita bangkit kembali. Sektor bisnis digital juga membutuhkan masyarakat yang melek digital, dan ini juga menjadi tantangan terkait soal rendahnya literasi, kemudian ada juga kecepatan konseksi internet yang belum memuaskan, ini bagi kami (pemerintah) mejadi kunci penting di sisi pembangunan infrastruktur yang sedang lakukan,” kata Luat Sihombing saat menjadi pembicara dalam forum Digital Telco Outlook 2021: Menelisik Strategi Pelaku Bisnis Digital di Tengah Pelemahan Ekonomi, Kamis (17/12/2020).
Dari sisi regulasi juga demikian, setelah UU Cipta Kerja, yang saat ini dikejar guna memperkuat industri digital ialah RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP). “Saat ini rancanan PDP sudah di DPR masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas), ini sangat penting ditengah kondisi masyarakat luas untuk memperoleh perlindungan di ruang digital. Namun yang juga tidak kalah penting, regulasi yang dihadirkan selain dapat memberi perlindungan, juga harus memiliki dampak pada kenyamaan dan pemahaman kepada masyarakat itu sendiri,” papar Luat.
Lalu di tengah pelemahan ekonomi, tak bisa disangkal ada beberapa startup yang masih bisa bertahan selama COVID-19. Salah satu perusahan rintisan yang bersinar ada di bidang education technology (edutech).
Fernando Uffie, CEO & Founder Kelas Pintar, menjelaskan, yang menjadi tantangan ke depan ialah bagaimana Kelas Pintar bisa diterima pasar -dalam hal ini sistem pendidikan di Indonesia. “Tentu tantanganya bagaimana bisa disukai oleh para pengguna di dunia pendidikan Tanah Air. Strateginya di internal kita pasti akan mengimplementasikan konsep kita, dan itu akan kami kembalikan ke pasar. Tapi melalui teknologi, kita bisa mempelajari kebiasaan user, dari berbagai hal itu menjadi langkah penting kita untuk memenangkan kompetisi industri di edutech. Dan harapan kita dapat menambah servis kita kebanyak sekolah lagi di 2021,” tutur Uffie.
Sedangkan dari sektor operator, Nazier Muhammad, Head of Investment Telkomsel Mitra Inovasi menceritakan, Telkomsel akan terus melakukan kolaborasi dan juga melakukan eksplorasi bersama-sama. Dengan demikian, BUMN itu akan terus menambahkan target investasi. "Selama ini konsolidasi bisnis itu jadi satu hal yang kita lihat sebagai salah satu cara strategi terbaik untuk menguatkan bisnis digital kita,” kata Nazier.
Perusahaan yakin dengan membuka mata dari berbagai macam usaha baru itu, akan ada banyak sekali UMKM di era baru Indonesia ini. "Dan Indonesia akan merasakan bonus demografi sebenarnya kedepan,” harapnya.
Lalu dari sisi Tokopedia ada secercah harapan di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi. Dalam pemaparannya, Leontinus Edison, Vice Chairman Dan Co-Founder Tokopedia, mengutarakan, pihaknya telah berkontribusi kira-kira 1% lebih dari GDP Indonesia.
“Jangkauan kita itu sudah di 98% kecamatan di seluruh Indonesia. Ke depan kita harapkan, bisa menjangkau lebih dari itu. Saat ini kita juga memiliki 100 juta pengguna aktif perbulan, dan kami mencatat ada kenaikan peningkatannya pedagang baru di Tokopedia,” kata Edison.
Tokopedia berhadap dapat lebih lagi mengakomodir masyarakat Indonesia yang ingin menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarganya. “Kita sudah ada 400 juta produk, berhasil membantu meningkatkan penjualan sebesar 22%, dan menciptakan lapangan kerja baru,” klaimnya.
Dalam forum Digital Telco Outlook 2021, sesi 5 yang mengangkat tema pembahasan 'Menelisik Strategi Pelaku Bisnis Digital di Tengah Pelemahan Ekonomi' ini, juga dihadiri Reza Amirul Juniarshah, Head of Corpcomm Traveloka, dan acara dipandu Uday Rayana, Editor in Chief Selular. (Baca juga: Chang'e 5 Mulus Sentuh Bumi, Ini Bukan Pekerjaan Mudah Bagi China )
Untuk menguatkan lonjakan pengguna internet yang semakin tinggi itu ada sejumlah tantangan yang wajib dihadapi. Baik itu oleh pemerintah, operator maupun pelaku bisnis di era baru saat ini.
Luat Sihombing, Koordinator Pengembangan Ekosistem Ekonomi Digital, Ditjen Aptika, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo), menyoroti soal bagaimana kebijakan yang dibangun oleh pemerintah untuk menjawab tantangan di era pandemik. “Memang kondisi saat ini sulit, tapi juga semestinya menjadi poin penting untuk kita bangkit kembali. Sektor bisnis digital juga membutuhkan masyarakat yang melek digital, dan ini juga menjadi tantangan terkait soal rendahnya literasi, kemudian ada juga kecepatan konseksi internet yang belum memuaskan, ini bagi kami (pemerintah) mejadi kunci penting di sisi pembangunan infrastruktur yang sedang lakukan,” kata Luat Sihombing saat menjadi pembicara dalam forum Digital Telco Outlook 2021: Menelisik Strategi Pelaku Bisnis Digital di Tengah Pelemahan Ekonomi, Kamis (17/12/2020).
Dari sisi regulasi juga demikian, setelah UU Cipta Kerja, yang saat ini dikejar guna memperkuat industri digital ialah RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP). “Saat ini rancanan PDP sudah di DPR masuk Program Legislasi Nasional (Prolegnas), ini sangat penting ditengah kondisi masyarakat luas untuk memperoleh perlindungan di ruang digital. Namun yang juga tidak kalah penting, regulasi yang dihadirkan selain dapat memberi perlindungan, juga harus memiliki dampak pada kenyamaan dan pemahaman kepada masyarakat itu sendiri,” papar Luat.
Lalu di tengah pelemahan ekonomi, tak bisa disangkal ada beberapa startup yang masih bisa bertahan selama COVID-19. Salah satu perusahan rintisan yang bersinar ada di bidang education technology (edutech).
Fernando Uffie, CEO & Founder Kelas Pintar, menjelaskan, yang menjadi tantangan ke depan ialah bagaimana Kelas Pintar bisa diterima pasar -dalam hal ini sistem pendidikan di Indonesia. “Tentu tantanganya bagaimana bisa disukai oleh para pengguna di dunia pendidikan Tanah Air. Strateginya di internal kita pasti akan mengimplementasikan konsep kita, dan itu akan kami kembalikan ke pasar. Tapi melalui teknologi, kita bisa mempelajari kebiasaan user, dari berbagai hal itu menjadi langkah penting kita untuk memenangkan kompetisi industri di edutech. Dan harapan kita dapat menambah servis kita kebanyak sekolah lagi di 2021,” tutur Uffie.
Sedangkan dari sektor operator, Nazier Muhammad, Head of Investment Telkomsel Mitra Inovasi menceritakan, Telkomsel akan terus melakukan kolaborasi dan juga melakukan eksplorasi bersama-sama. Dengan demikian, BUMN itu akan terus menambahkan target investasi. "Selama ini konsolidasi bisnis itu jadi satu hal yang kita lihat sebagai salah satu cara strategi terbaik untuk menguatkan bisnis digital kita,” kata Nazier.
Perusahaan yakin dengan membuka mata dari berbagai macam usaha baru itu, akan ada banyak sekali UMKM di era baru Indonesia ini. "Dan Indonesia akan merasakan bonus demografi sebenarnya kedepan,” harapnya.
Lalu dari sisi Tokopedia ada secercah harapan di tengah pelemahan ekonomi akibat pandemi. Dalam pemaparannya, Leontinus Edison, Vice Chairman Dan Co-Founder Tokopedia, mengutarakan, pihaknya telah berkontribusi kira-kira 1% lebih dari GDP Indonesia.
“Jangkauan kita itu sudah di 98% kecamatan di seluruh Indonesia. Ke depan kita harapkan, bisa menjangkau lebih dari itu. Saat ini kita juga memiliki 100 juta pengguna aktif perbulan, dan kami mencatat ada kenaikan peningkatannya pedagang baru di Tokopedia,” kata Edison.
Tokopedia berhadap dapat lebih lagi mengakomodir masyarakat Indonesia yang ingin menambah penghasilan dan membantu ekonomi keluarganya. “Kita sudah ada 400 juta produk, berhasil membantu meningkatkan penjualan sebesar 22%, dan menciptakan lapangan kerja baru,” klaimnya.
Dalam forum Digital Telco Outlook 2021, sesi 5 yang mengangkat tema pembahasan 'Menelisik Strategi Pelaku Bisnis Digital di Tengah Pelemahan Ekonomi' ini, juga dihadiri Reza Amirul Juniarshah, Head of Corpcomm Traveloka, dan acara dipandu Uday Rayana, Editor in Chief Selular. (Baca juga: Chang'e 5 Mulus Sentuh Bumi, Ini Bukan Pekerjaan Mudah Bagi China )
(iqb)
tulis komentar anda