Pemerintah Percepat Inisiatif Alokasi Spektrum Khusus 5G

Kamis, 10 Desember 2020 - 22:39 WIB
Menkominfo, Johnny G Plate, menjelaskan, band kandidat yang ada dan yang baru di lapisan cakupan (di bawah 1 GHz) adalah 700/800/900 MHz. Foto/Ist
JAKARTA - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G Plate , mengungkapkan, saat ini pemerintah sedang berupaya untuk mempercepat inisiatif alokasi spektrum 5G . (Baca juga: Menkominfo Temukan 602 Konten Hoaks Selama Pilkada, Sebanyak 233 Diblokir )

Upaya itu dinilai penting untuk memenuhi kebutuhan spektrum frekuensi 2.047 MHz. Ini demi pemanfaatan jaringan seluler broadband, baik 4G maupun 5G pada tahun 2024 di semua lapisan.

“Sangat penting untuk menanam dan menumbuhkan kembali spektrum 5G untuk memenuhi permintaan spektrum frekuensi 2.047 MHz," kata Johnny saat menjadi keynote speech dalam International Virtual Conference: Indonesia 5G Roadmap & Digital Transformation, di Jakarta, Kamis (10/12/2020).

Johnny menjelaskan, band kandidat yang ada dan yang baru di lapisan cakupan (di bawah 1 GHz) adalah 700/800/900 MHz. Kemudian lapisan kapasitas (antara 1-6 GHz) adalah 1.8/2.1/2.3/2.6/3.3/3.5 GHz, dan lapisan data super (di atas 6 GHz) adalah 26/28 GHz.

Selain itu, pemerintah juga mengaku telah melakukan 10 uji coba penerapan jaringan 5G sepanjang 2017-2019. Uji coba itu ditujukan untuk mempelajari potensi aplikasi dan kasus penggunaan layanan 5G.



Uji coba meliputi pembelajaran jarak jauh melalui interaksi holografik, operasi jarak jauh, IoT untuk kota pintar, dan kendaraan otonom selama ASIAN Games 2018. "Pada tahun 2020, Indonesia memfokuskan uji coba ke-11 untuk menjajaki kemungkinan koeksistensi antara jaringan 5G dan Fixed Satellite Service (FSS) untuk digunakan di pita 3,5 GHz,” jelasnya.

Selain itu, menurut Menteri Kominfo, Indonesia sedang berupaya untuk memanfaatkan secara optimal microwave link sebagai opsi kedua setelah kabel serat optik. Sebab, frekuensi E-band yang sangat tinggi (70-80 GHz) dan V-band (60 GHz) juga dapat melayani backhaul berkapasitas tinggi untuk layanan broadband.

Johnny menyadari upaya penerapan jaringan 5G akan menuntut belanja modal yang besar. Khususnya untuk penyediaan small-cell densification 5G serta ekosistem digital yang canggih.

Oleh karena itu, Johnny menyatakan ibu kota negara baru Indonesia nantinya akan menjadi kota kandidat terbaik dan potensial menerapkan 5G pertama di Tanah Air. “Selain dari beberapa kawasan industri dan area publik, dengan lalu lintas tinggi yang juga dimungkinkan,” ungkapnya.
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More