Intip Perbedaan Harga Starlink di Indonesia Vs Amerika Serikat
Rabu, 05 Juni 2024 - 15:25 WIB
Perbedaan harga Starlink di Indonesia Vs Amerika Serikat memang tidak bisa dipungkiri, khususnya untuk langganan bulanan di tanah air. Penerapan dan pemeliharaan jaringan Starlink yang luas memerlukan investasi besar. Pembangunan stasiun bumi dan infrastruktur lainnya di Indonesia mungkin memerlukan biaya yang lebih tinggi dibandingkan di AS karena faktor-faktor, seperti geografis, infrastruktur, dan tantangan logistik.
Nilai tukar uang juga penting dalam strategi penetapan harga. Rupiah Indonesia (IDR) lebih lemah dibandingkan Dolar AS (USD). Artinya, Starlink perlu mengenakan harga dalam IDR yang lebih tinggi untuk mencapai margin keuntungan yang serupa di AS.
Selain itu, pasar internet satelit di AS juga sudah lebih mapan, dengan pemain yang sudah ada seperti Viasat dan HughesNet. Persaingan ini memaksa Starlink untuk menawarkan harga kompetitif di AS. Sebaliknya, Indonesia memiliki pasar internet satelit yang kurang berkembang, sehingga berpotensi memberikan fleksibilitas harga yang lebih besar kepada Starlink pada tahap awal.
Meskipun ada kesenjangan harga saat ini, masih ada ruang untuk optimis mengenai keterjangkauan Starlink di Indonesia. Starlink dapat menawarkan biaya berlangganan lebih rendah atau paket khusus untuk masyarakat pedesaan, sehingga memastikan mereka mendapatkan manfaat dari teknologi tersebut.
Kolaborasi antara Starlink dan penyedia layanan internet (ISP) lokal dapat menghasilkan paket gabungan atau inisiatif kerja sama. Hal ini memanfaatkan infrastruktur yang ada dan keahlian penyedia lokal sekaligus menawarkan kemampuan Starlink berkecepatan tinggi.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
Nilai tukar uang juga penting dalam strategi penetapan harga. Rupiah Indonesia (IDR) lebih lemah dibandingkan Dolar AS (USD). Artinya, Starlink perlu mengenakan harga dalam IDR yang lebih tinggi untuk mencapai margin keuntungan yang serupa di AS.
Selain itu, pasar internet satelit di AS juga sudah lebih mapan, dengan pemain yang sudah ada seperti Viasat dan HughesNet. Persaingan ini memaksa Starlink untuk menawarkan harga kompetitif di AS. Sebaliknya, Indonesia memiliki pasar internet satelit yang kurang berkembang, sehingga berpotensi memberikan fleksibilitas harga yang lebih besar kepada Starlink pada tahap awal.
Meskipun ada kesenjangan harga saat ini, masih ada ruang untuk optimis mengenai keterjangkauan Starlink di Indonesia. Starlink dapat menawarkan biaya berlangganan lebih rendah atau paket khusus untuk masyarakat pedesaan, sehingga memastikan mereka mendapatkan manfaat dari teknologi tersebut.
Kolaborasi antara Starlink dan penyedia layanan internet (ISP) lokal dapat menghasilkan paket gabungan atau inisiatif kerja sama. Hal ini memanfaatkan infrastruktur yang ada dan keahlian penyedia lokal sekaligus menawarkan kemampuan Starlink berkecepatan tinggi.
MG/Muhammad Rauzan Ranupane Ramadan
(msf)
tulis komentar anda