Kecepatan Internet di Indonesia masih Rendah, Kalah dengan Laos dan Kamboja
Sabtu, 27 April 2024 - 06:39 WIB
JAKARTA - Kecepatan internet di Indonesia saat ini masih jauh dari rata-rata. Bahkan, posisinya berada di bawah urutan 100 besar dunia. Berdasarkan data The Speedtest Global Index by Ookla per April 2024, kecepatan median internet fixed broadband Indonesia sebesar 29,37 megabit per second (Mbps).
Dengan catatan ini, secara peringkat, kecepatan internet Indonesia berada di urutan ke-128 dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia berada di bawah Laos (121), Kamboja (107), Brunei (74), Filipina (52), Vietnam (47), Malaysia (45), Thailand (10), dan Singapura (1).
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Teknologi Mochamad Hadiyana mengungkapkan Pemerintah kini fokus pada peningkatan kecepatan internet di Indonesia. “Konsen kita bukan pada peringkatnya, tapi pada kecepatannya yang bisa memperlancar kita dalam berkomunikasi,” ujar Hadiyana dalam acara Ngopi Bareng di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).
Hadiyana menegaskan, pemerintah terus berupaya melakukan pemerataan dan meningkatkan kecepatan internet di Indonesia. Dia pun yakin upaya ini akan membuahkan hasil.
“Kalau saya optimis Indonesia bisa menambah kecepatan broadband-nya, tapi tidak harus ranking 1 atau 5 di dunia. Karena kalau saya lihat negara lain juga sama-sama meningkatkan kecepatan broadband-nya. Yang penting kan adanya peningkatan signifikan dalam kecepatan broadband itu,” kata Hadiyana.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menetapkan batas minimal kecepatan internet tetap (fixed broadband) di Indonesia minimal 100 Mbps. Ini guna memperlancar komunikasi di seluruh Indonesia.
Hadiyana meyakini, dengan kerja sama seluruh pihak, maka upaya meningkatkan kecepatan internet di Indonesia bisa tercapai. Menurutnya, upaya tersebut bisa dicapai apabila semua pihak mendukung.
“Kalau Indonesia saya berharap sesuai dengan kebutuhan tranformasi digital bisa mencapai 100 Mbps. Memang perlu upaya luar biasa berat. Kita bisa bekerja sama pemerintah, industri, masyarakat, bukan mustahil,” ucapnya.
“Minimal cluster, misalnya bisa Jakarta. Di Jakarta saya pikir optimis mencapai kecepatan seperti itu. Nantinya bisa diperluas di daerah lain juga,” katanya.
Dengan catatan ini, secara peringkat, kecepatan internet Indonesia berada di urutan ke-128 dunia. Di Asia Tenggara, Indonesia berada di bawah Laos (121), Kamboja (107), Brunei (74), Filipina (52), Vietnam (47), Malaysia (45), Thailand (10), dan Singapura (1).
Staf Ahli Menteri Kominfo Bidang Teknologi Mochamad Hadiyana mengungkapkan Pemerintah kini fokus pada peningkatan kecepatan internet di Indonesia. “Konsen kita bukan pada peringkatnya, tapi pada kecepatannya yang bisa memperlancar kita dalam berkomunikasi,” ujar Hadiyana dalam acara Ngopi Bareng di kantor Kementerian Kominfo, Jakarta Pusat, Jumat (26/4/2024).
Hadiyana menegaskan, pemerintah terus berupaya melakukan pemerataan dan meningkatkan kecepatan internet di Indonesia. Dia pun yakin upaya ini akan membuahkan hasil.
“Kalau saya optimis Indonesia bisa menambah kecepatan broadband-nya, tapi tidak harus ranking 1 atau 5 di dunia. Karena kalau saya lihat negara lain juga sama-sama meningkatkan kecepatan broadband-nya. Yang penting kan adanya peningkatan signifikan dalam kecepatan broadband itu,” kata Hadiyana.
Sebelumnya, Menteri Komunikasi dan Informatika Budi Arie Setiadi menetapkan batas minimal kecepatan internet tetap (fixed broadband) di Indonesia minimal 100 Mbps. Ini guna memperlancar komunikasi di seluruh Indonesia.
Hadiyana meyakini, dengan kerja sama seluruh pihak, maka upaya meningkatkan kecepatan internet di Indonesia bisa tercapai. Menurutnya, upaya tersebut bisa dicapai apabila semua pihak mendukung.
“Kalau Indonesia saya berharap sesuai dengan kebutuhan tranformasi digital bisa mencapai 100 Mbps. Memang perlu upaya luar biasa berat. Kita bisa bekerja sama pemerintah, industri, masyarakat, bukan mustahil,” ucapnya.
“Minimal cluster, misalnya bisa Jakarta. Di Jakarta saya pikir optimis mencapai kecepatan seperti itu. Nantinya bisa diperluas di daerah lain juga,” katanya.
(msf)
tulis komentar anda