TikTok dan Connective Action: Bima Effect di Viral Jalan Rusak Lampung
Minggu, 11 Juni 2023 - 15:45 WIB
Apakah aksi Bima bisa diidentifikasikan sebagai connective action atau hanya sebatas memanfaatkan momentum?
Dalam bukunya yang berjudul “The Logic of Connective Action: Digital Media and the Personalization of Contentious Politics”, Bennett & Segerberg (2013) melihat konsep connective action sebagai model baru dalam menjelaskan bagaimana media digital mempengaruhi gerakan sosial seperti mengubah cara orang terhubung, berkomunikasi dan berpartisipasi dalam gerakan sosial.
Menurut konsep connective action atau tindakan penghubung, media sosial dapat menggantikan organisasi tradisional, dan gerakan sosial dapat mengandalkan tindakan individu daripada tindakan kolektif.
Berlawanan dengan tindakan kolektif yang bergantung pada struktur organisasi dan mengasumsikan pengembangan identitas kolektif, connective action bersifat cair karena gerakan sosial tidak memiliki pemimpin yang jelas dan struktur organisasi yang jelas, dan anggota dapat dengan mudah bergabung atau meninggalkan setiap Gerakan.
Lebih lanjut Bennett dan Segerberg (2013) menyoroti dua fitur penting dari tindakan individu. Ciri pertama—inklusivitas simbolis—mengacu pada kesempatan bagi individu untuk mengekspresikan diri dengan cara mereka sendiri yang mencerminkan berbagai alasan untuk berpartisipasi dalam aktivisme.
Fitur kedua—keterbukaan teknologi—mengacu pada kemampuan individu untuk memilih tingkat keterlibatan mereka dan sifat interaksi mereka dengan aktor organisasi dan individu lainnya. Connective Actions menghasilkan sebuah tindakan agregat yang cukup kuat secara menyeluruh.
Sebuah fenomena atau permasalahan dengan tindakan secara kolektif dapat memicu individu untuk berkontribusi, dimana kontribusi individu inilah sebagai tonggak utama dalam connective actions.
Dalam studinya, Bennett & Segerberg (2012) mengidentifikasi tiga tipologi jejaring aksi (action network). Tipologi pertama adalah self organizing network di mana individu menggunakan tindakan yang terhubung dengan sedikit atau tanpa koordinasi organisasi, menggunakan teknologi sebagai agen organisasi yang penting, dan tindakan pribadi sebagai unit transmisi melalui jaringan sosial yang terpercaya.
Tipologi kedua adalah organizationally brokered network—jaringan yang ditengahi secara organisasional, yang mewakili tindakan kolektif “ideal” dengan koordinasi tindakan organisasional yang kuat, dengan organisasi yang menggunakan teknologi sosial untuk mengelola partisipasi dan mengkoordinasikan tujuan.
Dalam bukunya yang berjudul “The Logic of Connective Action: Digital Media and the Personalization of Contentious Politics”, Bennett & Segerberg (2013) melihat konsep connective action sebagai model baru dalam menjelaskan bagaimana media digital mempengaruhi gerakan sosial seperti mengubah cara orang terhubung, berkomunikasi dan berpartisipasi dalam gerakan sosial.
Menurut konsep connective action atau tindakan penghubung, media sosial dapat menggantikan organisasi tradisional, dan gerakan sosial dapat mengandalkan tindakan individu daripada tindakan kolektif.
Berlawanan dengan tindakan kolektif yang bergantung pada struktur organisasi dan mengasumsikan pengembangan identitas kolektif, connective action bersifat cair karena gerakan sosial tidak memiliki pemimpin yang jelas dan struktur organisasi yang jelas, dan anggota dapat dengan mudah bergabung atau meninggalkan setiap Gerakan.
Lebih lanjut Bennett dan Segerberg (2013) menyoroti dua fitur penting dari tindakan individu. Ciri pertama—inklusivitas simbolis—mengacu pada kesempatan bagi individu untuk mengekspresikan diri dengan cara mereka sendiri yang mencerminkan berbagai alasan untuk berpartisipasi dalam aktivisme.
Fitur kedua—keterbukaan teknologi—mengacu pada kemampuan individu untuk memilih tingkat keterlibatan mereka dan sifat interaksi mereka dengan aktor organisasi dan individu lainnya. Connective Actions menghasilkan sebuah tindakan agregat yang cukup kuat secara menyeluruh.
Sebuah fenomena atau permasalahan dengan tindakan secara kolektif dapat memicu individu untuk berkontribusi, dimana kontribusi individu inilah sebagai tonggak utama dalam connective actions.
Dalam studinya, Bennett & Segerberg (2012) mengidentifikasi tiga tipologi jejaring aksi (action network). Tipologi pertama adalah self organizing network di mana individu menggunakan tindakan yang terhubung dengan sedikit atau tanpa koordinasi organisasi, menggunakan teknologi sebagai agen organisasi yang penting, dan tindakan pribadi sebagai unit transmisi melalui jaringan sosial yang terpercaya.
Tipologi kedua adalah organizationally brokered network—jaringan yang ditengahi secara organisasional, yang mewakili tindakan kolektif “ideal” dengan koordinasi tindakan organisasional yang kuat, dengan organisasi yang menggunakan teknologi sosial untuk mengelola partisipasi dan mengkoordinasikan tujuan.
tulis komentar anda