Huawei Ramalkan di 2025 Teknologi 5G Sudah Digunakan 2,8 Miliar Pengguna
A
A
A
SHENZHEN - Huawei memprediksi akan ada 2,8 miliar pengguna teknologi generasi kelima (5G) pada 2025, meskipun baru beberapa negara yang akan mengadopsi teknologi tersebut secara komersial.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Chairman Huawei, Ken Hu dalam gelaran Global Analyst Summit ke-16 di Shenzhen, China, yang dihadiri lebih dari 680 peserta dari kalangan analis, key opinion leader, dan perwakilan media dari industri telekomunikasi, internet, dan keuangan.
“Dunia cerdas telah hadir. Kita semua bisa merasakannya. Industri TIK (teknologi informasi komunikasi) hari ini dihadapkan dengan berbagai peluang perkembangan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Teknologi 5G hadir lebih cepat dari yang kita kira dan perkembangan perangkat 5G kini sudah sama cepatnya dengan perkembangan jaringan 5G,” ungkap Ken Hu.
Jika melihat perkembangan teknologi jaringan sebelumnya dengan skala penggunaan 500 miliar orang, era 3G sudah berlangsung selama 10 tahun, dan 4G setidaknya lima tahun. Sementara adopsi 5G diprediksi akan semakin marak selama tiga tahun ke depan. Huawei sendiri telah mengantongi 40 kontrak komersial 5G dan mengapalkan lebih dari 60.000 BTS 5G di seluruh dunia.
Lebih lanjut dikatakan, penggunaan kecerdasan buatan (AI) terus meningkatkan adopsi komputasi awan (cloud) dalam sektor enterprise. Sebagai konsekuensi atas meningkatnya posisi Huawei di pasar tersebut, Hu optimistis menjalankan investasi strategis dalam AI agar bisa menjadi pemimpin pasar di sektor komputasi awan.
Selanjutnya, kata dia, pengalaman digital pengguna yang semakin terfragmentasi karena ketersediaan perangkat dan aplikasi yang semakin luas. Huawei telah menempuh sejumlah langkah untuk menghadirkan pengalaman digital yang menyentuh berbagai skenario.
Hu menegaskan, tekad Huawei dalam berinovasi sekaligus menyatakan komitmen perusahaan untuk tidak berinvestasi bagi kepentingan saat ini, tapi juga masa depan. “Huawei tidak hanya mengejar kesuksesan bisnis, tapi bagaimana caranya Huawei bisa mendorong pertumbuhan industri dan kemajuan masyarakat. Tujuan besar Huawei adalah menghadirkan berbagai manfaat dari dunia yang cerdas dan sepenuhnya terhubung di masa depan,” papar Hu.
Terpisah, Direktur Institut Riset Strategis Huawei, William Xu, mengumumkan, Huawei yang menyongsong era “Inovasi 2.0” yang berfokus terhadap penemuan dan terobosan berorientasi visi. “Institut Riset Strategis Huawei akan berfokus terhadap teknologi mutakhir dalam lima tahun ke depan. Setiap tahun kami menginvestasikan usd300 juta untuk mendanai riset akademis tentang keilmuan dasar dan teknologi, serta inovasi. Hal tersebut merupakan bagian penting dari upaya riset perusahaan,” kata Xu.
Dia juga menekankan Huawei yang akan terus bekerja sama dengan universitas dan institusi riset untuk mendorong inovasi dalam teori dan teknologi dasar. Yang pada akhirnya mendorong riset di industri dan dunia secara keseluruhan.
Huawei Global Analyst Summit pertama kali digelar pada 2004 dan berlanjut hingga 16 tahun kemudian. Tahun ini, gelaran HAS 2019 berlangsung pada 16-18 April dengan berbagai sesi parallel yang dihadiri pakar dari berbagai industri di seluruh dunia.
Hal tersebut disampaikan oleh Deputi Chairman Huawei, Ken Hu dalam gelaran Global Analyst Summit ke-16 di Shenzhen, China, yang dihadiri lebih dari 680 peserta dari kalangan analis, key opinion leader, dan perwakilan media dari industri telekomunikasi, internet, dan keuangan.
“Dunia cerdas telah hadir. Kita semua bisa merasakannya. Industri TIK (teknologi informasi komunikasi) hari ini dihadapkan dengan berbagai peluang perkembangan yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya. Teknologi 5G hadir lebih cepat dari yang kita kira dan perkembangan perangkat 5G kini sudah sama cepatnya dengan perkembangan jaringan 5G,” ungkap Ken Hu.
Jika melihat perkembangan teknologi jaringan sebelumnya dengan skala penggunaan 500 miliar orang, era 3G sudah berlangsung selama 10 tahun, dan 4G setidaknya lima tahun. Sementara adopsi 5G diprediksi akan semakin marak selama tiga tahun ke depan. Huawei sendiri telah mengantongi 40 kontrak komersial 5G dan mengapalkan lebih dari 60.000 BTS 5G di seluruh dunia.
Lebih lanjut dikatakan, penggunaan kecerdasan buatan (AI) terus meningkatkan adopsi komputasi awan (cloud) dalam sektor enterprise. Sebagai konsekuensi atas meningkatnya posisi Huawei di pasar tersebut, Hu optimistis menjalankan investasi strategis dalam AI agar bisa menjadi pemimpin pasar di sektor komputasi awan.
Selanjutnya, kata dia, pengalaman digital pengguna yang semakin terfragmentasi karena ketersediaan perangkat dan aplikasi yang semakin luas. Huawei telah menempuh sejumlah langkah untuk menghadirkan pengalaman digital yang menyentuh berbagai skenario.
Hu menegaskan, tekad Huawei dalam berinovasi sekaligus menyatakan komitmen perusahaan untuk tidak berinvestasi bagi kepentingan saat ini, tapi juga masa depan. “Huawei tidak hanya mengejar kesuksesan bisnis, tapi bagaimana caranya Huawei bisa mendorong pertumbuhan industri dan kemajuan masyarakat. Tujuan besar Huawei adalah menghadirkan berbagai manfaat dari dunia yang cerdas dan sepenuhnya terhubung di masa depan,” papar Hu.
Terpisah, Direktur Institut Riset Strategis Huawei, William Xu, mengumumkan, Huawei yang menyongsong era “Inovasi 2.0” yang berfokus terhadap penemuan dan terobosan berorientasi visi. “Institut Riset Strategis Huawei akan berfokus terhadap teknologi mutakhir dalam lima tahun ke depan. Setiap tahun kami menginvestasikan usd300 juta untuk mendanai riset akademis tentang keilmuan dasar dan teknologi, serta inovasi. Hal tersebut merupakan bagian penting dari upaya riset perusahaan,” kata Xu.
Dia juga menekankan Huawei yang akan terus bekerja sama dengan universitas dan institusi riset untuk mendorong inovasi dalam teori dan teknologi dasar. Yang pada akhirnya mendorong riset di industri dan dunia secara keseluruhan.
Huawei Global Analyst Summit pertama kali digelar pada 2004 dan berlanjut hingga 16 tahun kemudian. Tahun ini, gelaran HAS 2019 berlangsung pada 16-18 April dengan berbagai sesi parallel yang dihadiri pakar dari berbagai industri di seluruh dunia.
(mim)