HP Berencana Pecat 6.000 Karyawan
loading...
A
A
A
WASHINGTON - Setelah Twitter dan Facebook , HP I nc. produsen laptop asal Amerika Serikat itu berencana memangkas setidaknya 12% dari jumlah karyawan atau sekita 6.000 orang.
Seperti dilansir dari TechSpot, Jumat (25/11/2022), Hp Inc. akan melakukan pemecatan tersebut secara berkala hingga tahun fiskal 2025. Ini merupakan buntut dari permintaan laptop dan PC yang berkurang drastis.
Untuk diketahui, pada tahun ini pendapatan bersih perusahaan dilaporkan turun 0,8% menjadi $63 miliar dibandingkan tahun 2021. Selain itu penjualan notebook juga turun 23% menjadi USD6,4 miliar atau setara dengan Rp 100 triliun.
Pendapatan fiskal kuartal keempat Hp. Inc pun dikabarkan jatuh ke angka 11% menjadi USD14,8 miliar atau sekitar Rp 232 triliun. Dan mirisnya lagi, laba juga ikut anjlok ebesar 85 sen per saham, mengalahkan perkiraan analis.
HP. Inc memperkirakan laba yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal fiskal pertama, berdasarkan prediksi penurunan penjualan komputer sebesar 10%.
Diperkirakan biaya tenaga kerja dan non-tenaga kerja yang terkait dengan restrukturisasi dan biaya lainnya akan menelan biaya sekitar satu miliar dolar selama tiga tahun ke depan.
Perusahaan berharap untuk mengurangi 61.000 tenaga kerjanya dengan 4.000 atau 6.000 orang sebelum akhir tahun 2025. Mereka menyebut bahwa ini adalah keputusan terberat yang harus diambil karena melibatkan banyak sekali orang.
Kombinasi pelunakan pasar pasca-lockdown dan ketidakpastian ekonomi telah menyebabkan permintaan barang elektronik konsumen anjlok tahun ini.
Ponsel, tablet, Chromebook, dan monitor game hanyalah beberapa industri yang terkena dampaknya.
HP. Inc mengatakan akan berinvestasi di lini bisnis baru, termasuk layanan berlangganan. CEO HP. Inc, Enrique Lores berencana untuk memperluas layanan berlangganan kartrid tinta ke produk-produk seperti kertas dan komputer.
Menurut sejumlah pihak, Ini memang bukan saat yang tepat untuk menjadi pekerja di perusahaan teknologi besar. Meta juga memberhentikan 11.000 orang baru-baru ini, dan situasi di Twitter terhuyung-huyung karena peralihan pemimpin
Lihat Juga: PHK Massal di Industri Teknologi: Ketika Raksasa-Raksasa Digital Terpaksa Merampingkan Diri
Seperti dilansir dari TechSpot, Jumat (25/11/2022), Hp Inc. akan melakukan pemecatan tersebut secara berkala hingga tahun fiskal 2025. Ini merupakan buntut dari permintaan laptop dan PC yang berkurang drastis.
Untuk diketahui, pada tahun ini pendapatan bersih perusahaan dilaporkan turun 0,8% menjadi $63 miliar dibandingkan tahun 2021. Selain itu penjualan notebook juga turun 23% menjadi USD6,4 miliar atau setara dengan Rp 100 triliun.
Pendapatan fiskal kuartal keempat Hp. Inc pun dikabarkan jatuh ke angka 11% menjadi USD14,8 miliar atau sekitar Rp 232 triliun. Dan mirisnya lagi, laba juga ikut anjlok ebesar 85 sen per saham, mengalahkan perkiraan analis.
HP. Inc memperkirakan laba yang lebih rendah dari perkiraan untuk kuartal fiskal pertama, berdasarkan prediksi penurunan penjualan komputer sebesar 10%.
Diperkirakan biaya tenaga kerja dan non-tenaga kerja yang terkait dengan restrukturisasi dan biaya lainnya akan menelan biaya sekitar satu miliar dolar selama tiga tahun ke depan.
Perusahaan berharap untuk mengurangi 61.000 tenaga kerjanya dengan 4.000 atau 6.000 orang sebelum akhir tahun 2025. Mereka menyebut bahwa ini adalah keputusan terberat yang harus diambil karena melibatkan banyak sekali orang.
Kombinasi pelunakan pasar pasca-lockdown dan ketidakpastian ekonomi telah menyebabkan permintaan barang elektronik konsumen anjlok tahun ini.
Ponsel, tablet, Chromebook, dan monitor game hanyalah beberapa industri yang terkena dampaknya.
HP. Inc mengatakan akan berinvestasi di lini bisnis baru, termasuk layanan berlangganan. CEO HP. Inc, Enrique Lores berencana untuk memperluas layanan berlangganan kartrid tinta ke produk-produk seperti kertas dan komputer.
Menurut sejumlah pihak, Ini memang bukan saat yang tepat untuk menjadi pekerja di perusahaan teknologi besar. Meta juga memberhentikan 11.000 orang baru-baru ini, dan situasi di Twitter terhuyung-huyung karena peralihan pemimpin
Lihat Juga: PHK Massal di Industri Teknologi: Ketika Raksasa-Raksasa Digital Terpaksa Merampingkan Diri
(wbs)