7 Tools yang Wajib Dikuasai UX Designer
loading...
A
A
A
Papan tulis digitalnya sangat berguna bagi tim untuk berkolaborasi dan berbagi ide, serta mendapat persetujuan dari klien. Dengan sederet keunggulan tersebut, InVision Studio wajib dikuasai oleh para UX designer.
Figma
Figma berbeda dari kebanyakan tools karena ini berbasis browser. Gunanya membantu untuk membuat tata letak adaptif dan sistem desain. Sehingga dapat membuat desain, menggabungkan lapisan, menggunakan operasi Boolean, dan menggunakan vektor.
Figma juga bisa memudahkan pengguliran, interaksi, bingkai perangkat, dan overlay dengan mudah. Termasuk menampilkan kemampuan kolaborasi melalui tautan bersama yang memungkinkan pengeditan salinan, pengeditan kolaboratif, dan umpan balik realtime.
Framer X
Dengan Figma, UX designer dimungkinkan mendesain UI hanya dengan beberapa klik karena menawarkan pustaka komponen yang kuat. Framer X juga tak kalah memberikan segudang keunggulan.
Tools satu ini menampilkan kanvas tak terbatas untuk membuat purwarupa alur pengguna, membuatnya lebih mudah untuk mengelola pengguliran, navigasi, dan pop-up desain. Framer juga menampilkan motion effect.
Principle
Yang menjadi spesialisasi Principle adalah desain dan gerakan interaksi, terutama untuk aplikasi seluler. Aplikasi ini bisa menganimasikan desain dan membuatnya berinteraksi dengan permukaan dan antarmuka yang berbeda.
Aset independen dapat dianimasikan secara independen. Menggunakan aplikasi intuitif seperti Principle, pengguna bisa membuat desain terlihat menarik dan lebih interaktif. Menariknya lagi, toolsnya mudah digunakan.
Zeplin
Zeplin bekerja dengan baik pada tahap pasca-desain dan pra-pengembangan. Tools ini memungkinkan transisi mulus dari desain dan purwarupa para UX designer ke tangan pengembang, sambil memastikan bahwa itu dieksekusi secara akurat.
Zeplin menghasilkan cuplikan kode terkait platform yang memudahkan pengembang front-end untuk mengonversi desain. Kolaborasinya juga mudah, karena Zeplin terhubung dengan Slack dan alat kolaborasi serupa dan seseorang dapat langsung meninggalkancatatan.
Figma
Figma berbeda dari kebanyakan tools karena ini berbasis browser. Gunanya membantu untuk membuat tata letak adaptif dan sistem desain. Sehingga dapat membuat desain, menggabungkan lapisan, menggunakan operasi Boolean, dan menggunakan vektor.
Figma juga bisa memudahkan pengguliran, interaksi, bingkai perangkat, dan overlay dengan mudah. Termasuk menampilkan kemampuan kolaborasi melalui tautan bersama yang memungkinkan pengeditan salinan, pengeditan kolaboratif, dan umpan balik realtime.
Framer X
Dengan Figma, UX designer dimungkinkan mendesain UI hanya dengan beberapa klik karena menawarkan pustaka komponen yang kuat. Framer X juga tak kalah memberikan segudang keunggulan.
Tools satu ini menampilkan kanvas tak terbatas untuk membuat purwarupa alur pengguna, membuatnya lebih mudah untuk mengelola pengguliran, navigasi, dan pop-up desain. Framer juga menampilkan motion effect.
Principle
Yang menjadi spesialisasi Principle adalah desain dan gerakan interaksi, terutama untuk aplikasi seluler. Aplikasi ini bisa menganimasikan desain dan membuatnya berinteraksi dengan permukaan dan antarmuka yang berbeda.
Aset independen dapat dianimasikan secara independen. Menggunakan aplikasi intuitif seperti Principle, pengguna bisa membuat desain terlihat menarik dan lebih interaktif. Menariknya lagi, toolsnya mudah digunakan.
Zeplin
Zeplin bekerja dengan baik pada tahap pasca-desain dan pra-pengembangan. Tools ini memungkinkan transisi mulus dari desain dan purwarupa para UX designer ke tangan pengembang, sambil memastikan bahwa itu dieksekusi secara akurat.
Zeplin menghasilkan cuplikan kode terkait platform yang memudahkan pengembang front-end untuk mengonversi desain. Kolaborasinya juga mudah, karena Zeplin terhubung dengan Slack dan alat kolaborasi serupa dan seseorang dapat langsung meninggalkancatatan.