Sukseskan Misi Prioritas G20, Transformasi Digital yang Inklusif Terus Digenjot
loading...
A
A
A
JAKARTA - Di era industri 4.0 seperti sekarang, transformasi digital menjadi hal yang tak terhindarkan. Untuk menghadapi dan mendorong transformasi digital tersebut, pola pikir digital menjadi hal yang sangat penting untuk dipersiapkan.
Lintasarta, perusahaan yang bergerak di bidang Informations and Communication Technology (ICT) Total Solutions melaksanakan Lintasarta Developer Talk #4 Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool sekaligus penutupan rangkaian roadshow.
Kegiatan ini dibuka oleh General Manager East Indonesia Region Lintasarta, Firdaus, dan turut diisi oleh Product Manager Cloudeka Lintasarta, Salsabil Afif Nasution.
Lintasarta Developer Talk adalah kegiatan developer gathering dalam rangka sosialisasi Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool, serta sebagai wadah berbagi pengetahuan terkait dunia pemrograman komputer dengan para pakar.
Program ini menyediakan kurikulum gratis bersertifikasi global, demi mendukung terwujudnya transformasi digital yang inklusif bagi seluruh kelompok masyarakat, sesuai dengan misi prioritas G20 Indonesia 2022.
Hasil survei Bank Indonesia (BI) pada 2021 menunjukkan bahwa 20 persen UMKM Indonesia mampu memitigasi dampak pandemi dengan melakukan transformasi digital pada bisnisnya dan memanfaatkan media pemasaran secara daring.
Temuan ini menyiratkan bahwa melalui proses digitalisasi, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi berikutnya hingga USD 150 miliar tahun 2025, sekaligus berpotensi menambah 20 juta pekerjaan bersih pada tahun 2030.
“Memasuki penghujung 2022, dimana kita sudah nyaris memasuki era endemi Covid-19, potensi industri digital akan semakin terbuka lebar. Ini artinya, akan ada kebutuhan akan tenaga kerja di sektor digital yang meningkat dratis di berbagai lini industri, tidak terkecuali industri UMKM dan rumahan. Tentunya, tenaga kerja digital tidak bisa hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi juga perlu tersedia di berbagai daerah hingga pelosok, termasuk dari kelompok-kelompok rentan,” ungkap General Manager Corporate Secretary Lintasarta, Ade Kurniawan dalam keterangan persnya di Bali Kamis, (20/10/2022).
Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool sendiri sudah berjalan sejak 2020 dan berhasil menjaring lebih dari 20.000 pendaftar dari masyarakat umum.
Tersertifikasi secara global dari Google, program ini berisi serangkaian modul gratis yang mengombinasikan teori dan praktek bersama pakar. Tahun ini, modul yang ditawarkan berfokus pada kurikulum untuk menjadi full-stack developer dengan kemampuan front- end dan back-end.
Ade turut menginformasikan bahwa pemerataan literasi digital menjadi kunci terwujudnya transformasi digital di seluruh Indonesia.
“Disrupsi teknologi adalah tantangan industri masa kini yang akan dihadapi masyarakat beberapa waktu mendatang. Ke depannya, kami akan terus membuat program-program serupa untuk membantu lebih banyak masyarakat memiliki keterampilan dan kecakapan literasi digital, agar bisa bertahan di era industri 4.0 saat ini,” tutupnya.
Lintasarta, perusahaan yang bergerak di bidang Informations and Communication Technology (ICT) Total Solutions melaksanakan Lintasarta Developer Talk #4 Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool sekaligus penutupan rangkaian roadshow.
Kegiatan ini dibuka oleh General Manager East Indonesia Region Lintasarta, Firdaus, dan turut diisi oleh Product Manager Cloudeka Lintasarta, Salsabil Afif Nasution.
Lintasarta Developer Talk adalah kegiatan developer gathering dalam rangka sosialisasi Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool, serta sebagai wadah berbagi pengetahuan terkait dunia pemrograman komputer dengan para pakar.
Program ini menyediakan kurikulum gratis bersertifikasi global, demi mendukung terwujudnya transformasi digital yang inklusif bagi seluruh kelompok masyarakat, sesuai dengan misi prioritas G20 Indonesia 2022.
Hasil survei Bank Indonesia (BI) pada 2021 menunjukkan bahwa 20 persen UMKM Indonesia mampu memitigasi dampak pandemi dengan melakukan transformasi digital pada bisnisnya dan memanfaatkan media pemasaran secara daring.
Temuan ini menyiratkan bahwa melalui proses digitalisasi, Indonesia dapat mencapai pertumbuhan ekonomi berikutnya hingga USD 150 miliar tahun 2025, sekaligus berpotensi menambah 20 juta pekerjaan bersih pada tahun 2030.
“Memasuki penghujung 2022, dimana kita sudah nyaris memasuki era endemi Covid-19, potensi industri digital akan semakin terbuka lebar. Ini artinya, akan ada kebutuhan akan tenaga kerja di sektor digital yang meningkat dratis di berbagai lini industri, tidak terkecuali industri UMKM dan rumahan. Tentunya, tenaga kerja digital tidak bisa hanya terpusat di kota-kota besar, tetapi juga perlu tersedia di berbagai daerah hingga pelosok, termasuk dari kelompok-kelompok rentan,” ungkap General Manager Corporate Secretary Lintasarta, Ade Kurniawan dalam keterangan persnya di Bali Kamis, (20/10/2022).
Program CSR Lintasarta Cloudeka Digischool sendiri sudah berjalan sejak 2020 dan berhasil menjaring lebih dari 20.000 pendaftar dari masyarakat umum.
Tersertifikasi secara global dari Google, program ini berisi serangkaian modul gratis yang mengombinasikan teori dan praktek bersama pakar. Tahun ini, modul yang ditawarkan berfokus pada kurikulum untuk menjadi full-stack developer dengan kemampuan front- end dan back-end.
Ade turut menginformasikan bahwa pemerataan literasi digital menjadi kunci terwujudnya transformasi digital di seluruh Indonesia.
“Disrupsi teknologi adalah tantangan industri masa kini yang akan dihadapi masyarakat beberapa waktu mendatang. Ke depannya, kami akan terus membuat program-program serupa untuk membantu lebih banyak masyarakat memiliki keterampilan dan kecakapan literasi digital, agar bisa bertahan di era industri 4.0 saat ini,” tutupnya.
(wbs)