Konten Hoaks Selama 2021 Tembus 5.311, 87 Persen Berasal dari Facebook
loading...
A
A
A
JAKARTA - Facebook jadi platform dengan penyebaran hoaks terbesar dan terbanyak di Indonesia. Ini setelah Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) melacak ada 5.311 konten hoaks Covid-19 di media sosial periode 27 Desember 2021. 87 persen konten hoaks Covid-19 di media sosial bersumber dari Facebook.
Data yang diterima MNC Portal menjelaskan, jumlah temuan isu hoaks Covid-19 periode 23 Januari hingga 27 Desember sebanyak 2.039 dengan total sebaran 5.311 konten hoaks. Dari jumlah tersebut, yang sampai ke ranah hukum sebanyak 767 konten.
Sebaran hoaks Covid-19 terbanyak ditemukan di Facebook dengan total sebaran 4.610 konten.
Bagaimana dengan media sosial lain? Di Instagram, Kominfo hanya menemukan 49 konten hoaks Covid-19, Twitter (572), YouTube (55), dan TikTok (25).
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, tindakan takedown konten rutin dilakukan Kominfo untuk memastikan informasi yang diterima masyarakat valid dan akurat.
”Dari total 5.311 sebaran hoaks Covid-19, hampir semuanya sudah ditindak lanjuti dan 178 konten sedang ditindaklanjuti," kata Usman dalam temu media di Tangerang Selatan, Rabu (29/12).
Dari total 178 konten hoaks Covid-19 yang sedang ditindaklanjuti, konten di Facebook yang sedang berjalan sebanyak 142 konten, Twitter (11), Instagram (10), YouTube (1), dan TikTok (14).
Dari total 5.311 sebaran isu hoaks Covid-19 yang tercatat di Kominfo, semuanya diajukan untuk dilakukan takedown.
Ini artinya, masyarakat mulai aware dengan kebenaran informasi dan tidak ragu untuk menghapus informasi sesat tersebut agar tidak semakin meluas.
Kominfo juga menemukan konten hoaks terkait vaksin Covid-19. Data per periode 27 Desember 2021 pukul 6.00 WIB mengungkapkan bahwa Facebook juga menjadi gudang persebaran konten hoaks vaksin Covid-19 dengan total sebaran 2.326 konten.
Lalu, Instagram 18 konten, Twitter (110), Youtube (43), dan TikTok (21). ”Semua sebaran konten hoax vaksin Covid-19 dipastikan sudah di-takedown,” tambah Usman.
Kemunculan hoaks Covid-19 maupun vaksin Covid-19, sambung Usman, merupakan tantangan komunikasi di masa pandemi saat ini. ”Di mana berkembangnya teknologi informatika saat ini memungkinkan setiap orang dapat memproduksi dan menyebarkan konten hoaks,” katanya.
Karena itu, peran bersama pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, dan media sangat penting untuk menghapus konten hoax terkait Covid-19 maupun vaksin Covid-19 di media sosial.
”Terlebih media, perannya cukup krusial. Karena itu, pemerintah perlu duduk bersama dengan media untuk memberikan edukasi dan informasi yang tepat ke publik,” tambah Usman.
Data yang diterima MNC Portal menjelaskan, jumlah temuan isu hoaks Covid-19 periode 23 Januari hingga 27 Desember sebanyak 2.039 dengan total sebaran 5.311 konten hoaks. Dari jumlah tersebut, yang sampai ke ranah hukum sebanyak 767 konten.
Sebaran hoaks Covid-19 terbanyak ditemukan di Facebook dengan total sebaran 4.610 konten.
Bagaimana dengan media sosial lain? Di Instagram, Kominfo hanya menemukan 49 konten hoaks Covid-19, Twitter (572), YouTube (55), dan TikTok (25).
Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kemenkominfo Usman Kansong mengatakan, tindakan takedown konten rutin dilakukan Kominfo untuk memastikan informasi yang diterima masyarakat valid dan akurat.
”Dari total 5.311 sebaran hoaks Covid-19, hampir semuanya sudah ditindak lanjuti dan 178 konten sedang ditindaklanjuti," kata Usman dalam temu media di Tangerang Selatan, Rabu (29/12).
Dari total 178 konten hoaks Covid-19 yang sedang ditindaklanjuti, konten di Facebook yang sedang berjalan sebanyak 142 konten, Twitter (11), Instagram (10), YouTube (1), dan TikTok (14).
Dari total 5.311 sebaran isu hoaks Covid-19 yang tercatat di Kominfo, semuanya diajukan untuk dilakukan takedown.
Ini artinya, masyarakat mulai aware dengan kebenaran informasi dan tidak ragu untuk menghapus informasi sesat tersebut agar tidak semakin meluas.
Kominfo juga menemukan konten hoaks terkait vaksin Covid-19. Data per periode 27 Desember 2021 pukul 6.00 WIB mengungkapkan bahwa Facebook juga menjadi gudang persebaran konten hoaks vaksin Covid-19 dengan total sebaran 2.326 konten.
Lalu, Instagram 18 konten, Twitter (110), Youtube (43), dan TikTok (21). ”Semua sebaran konten hoax vaksin Covid-19 dipastikan sudah di-takedown,” tambah Usman.
Kemunculan hoaks Covid-19 maupun vaksin Covid-19, sambung Usman, merupakan tantangan komunikasi di masa pandemi saat ini. ”Di mana berkembangnya teknologi informatika saat ini memungkinkan setiap orang dapat memproduksi dan menyebarkan konten hoaks,” katanya.
Karena itu, peran bersama pemerintah, akademisi, komunitas, bisnis, dan media sangat penting untuk menghapus konten hoax terkait Covid-19 maupun vaksin Covid-19 di media sosial.
”Terlebih media, perannya cukup krusial. Karena itu, pemerintah perlu duduk bersama dengan media untuk memberikan edukasi dan informasi yang tepat ke publik,” tambah Usman.
(dan)