Punya 374 Juta Perangkat Online, Xiaomi Buktikan Teknologi AIoT Mereka Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Platform AIoT Xiaomi termasuk salah satu yang terbesar di dunia. Sebab, ada lebih dari 374,5 juta perangkat pintar yang terhubung ke platformnya per 30 Juni 2021 di luar smartphone dan laptop.
Itu, meliputi kamera pengawas, speaker Bluetooth, rice cooker, hingga robot pembersih. Namun, mereka membuktikan bahwa keamanan produk IoT mereka sudah mendapat validasi dari Internet of Things Security Foundation (IoTSF).
Hal tersebut terungkap dalam laporan “The Contemporary Use of Vulnerability Disclosure Report” yang disusun oleh IoTSF. Xiaomi masuk di dalam kategori perusahaan dengan akuntabilitas terbaik dalam mempublikasikan laporan mengenai celah keamanan.
”Hal ini penting untuk memastikan komitmen kami dalam mengakui celah keamanan dan upaya serius untuk menanganinya,” tulis keterangan resmi Xiaomi.
Xiaomi bersama 20 perusahaan lainnya seperti Google, Microsoft, Siemens, Bosch, LG, dan Panasonic masuk dalam “daftar hijau” yang berarti tidak hanya lolos tes dasar tapi juga pengujian tambahan dari IoTSF.
“Misi IoTSF adalah mendorong agar produk IoT aman saat terhubung ke internet. Untuk itu, kami membangun kesadaran dan bekerja sama dengan brand IoT untuk memprioritaskan keamanan pengguna dan mengawasi naiknya ancaman keamanan IoT,” beber pendiri dan Direktur Pelaksana IoTSF, John Moor. ”Xiaomi adalah contoh atas brand yang bertanggung jawab dalam memenuhi hal tersebut sekaligus serius dalam hal keamanan produk,” tambahnya.
IoTSF menyebut Xiaomi secara berkala mempublikasikan Vulnerable Disclosure Policy sejak 2019 dan bersikap transparan dalam mematuhi prinsip keamanan di semua tahap dari siklus hidup produk.
Pada Juli 2021, produk IoT dari Xiaomi yakni Mi 360° Home Security Camera 2K mendapat sertifikasi Kitemark Certification for Residential IoT Devices dari British Standard Institution (BSI).
Sementara itu, aplikasi Xiaomi Home juga mendapatkan sertifikasi Kitemark Certification for Secure Digital Applications yang memastikan keamanan data pengguna.
Itu, meliputi kamera pengawas, speaker Bluetooth, rice cooker, hingga robot pembersih. Namun, mereka membuktikan bahwa keamanan produk IoT mereka sudah mendapat validasi dari Internet of Things Security Foundation (IoTSF).
Hal tersebut terungkap dalam laporan “The Contemporary Use of Vulnerability Disclosure Report” yang disusun oleh IoTSF. Xiaomi masuk di dalam kategori perusahaan dengan akuntabilitas terbaik dalam mempublikasikan laporan mengenai celah keamanan.
”Hal ini penting untuk memastikan komitmen kami dalam mengakui celah keamanan dan upaya serius untuk menanganinya,” tulis keterangan resmi Xiaomi.
Xiaomi bersama 20 perusahaan lainnya seperti Google, Microsoft, Siemens, Bosch, LG, dan Panasonic masuk dalam “daftar hijau” yang berarti tidak hanya lolos tes dasar tapi juga pengujian tambahan dari IoTSF.
“Misi IoTSF adalah mendorong agar produk IoT aman saat terhubung ke internet. Untuk itu, kami membangun kesadaran dan bekerja sama dengan brand IoT untuk memprioritaskan keamanan pengguna dan mengawasi naiknya ancaman keamanan IoT,” beber pendiri dan Direktur Pelaksana IoTSF, John Moor. ”Xiaomi adalah contoh atas brand yang bertanggung jawab dalam memenuhi hal tersebut sekaligus serius dalam hal keamanan produk,” tambahnya.
IoTSF menyebut Xiaomi secara berkala mempublikasikan Vulnerable Disclosure Policy sejak 2019 dan bersikap transparan dalam mematuhi prinsip keamanan di semua tahap dari siklus hidup produk.
Pada Juli 2021, produk IoT dari Xiaomi yakni Mi 360° Home Security Camera 2K mendapat sertifikasi Kitemark Certification for Residential IoT Devices dari British Standard Institution (BSI).
Sementara itu, aplikasi Xiaomi Home juga mendapatkan sertifikasi Kitemark Certification for Secure Digital Applications yang memastikan keamanan data pengguna.
(dan)