Pengamat Telekomunikasi: Merger Jadi Cara Agar Operator Tetap Sehat

Senin, 25 Oktober 2021 - 12:16 WIB
loading...
A A A
Pertumbuhan perusahaan teknologi secara global berkembang pesat dengan kapitalisasi pasar tumbuh 29% (CAGR 2009-2020) yang diakselerasi oleh dampak Covid-19, sedangkan perusahaan telekomunikasi tumbuh stagnan hanya 3%. Melihat data tersebut maka akan sangat menguntungkan jika perusahaan telekomunikasi mau mengubah diri menjadi perusahaan teknologi.

Menurut Sarwoto, perburuan start up menjadi tren di kalangan operator saat ini. Meski berisiko besar, mengakuisisi start up jauh lebih murah dan diharapkan lebih menguntungkan, dibanding mengakuisisi perusahaan teknologi kelas unicorn. Lewat merger dan perbaikan infrastruktur, operator bisa mempunyai posisi tawar yang baik untuk dapat mengakuisisi perusahan teknologi incarannya.

Ia juga mengatakan, Sehatnya industri telekomunikasi tidak hanya berguna bagi industri itu sendiri, keberlangsungan hidup memberi dampak sangat besar bagi program transformasi digital nasional. ”Tanpa internet, ekonomi digital yang diharapkan meningkatkan pendapatan negara tidak akan tercapai,” ujarnya.



”Butuh peran pemerintah untuk mempercepat regulasi yang dibutuhkan dan peran masyarakat untuk mendorongnya agar index digital Indonesia dapat meningkat,” ungkapnya. ”Maka proses merger and acquisition (M&A) harus dilakukan. Jika tidak operator-operator hanya akan berada di level survival. Padahal yang dibutuhkan untuk proses transformasi digital itu sendiri adalah perusahaan telco yang sustainable,” ia menambahkan.
(dan)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1816 seconds (0.1#10.140)