Waspada Aplikasi Android Berisi Malware Curi Isi Kantong Pengguna

Jum'at, 01 Oktober 2021 - 10:02 WIB
loading...
Waspada Aplikasi Android Berisi Malware Curi Isi Kantong Pengguna
Tidak kurang dari 200 aplikasi trojan digunakan dalam kampanye ini. Ini menjadikannya salah satu penipuan paling luas yang terungkap di 2021. FOTO/ IST
A A A
LONDON - Kampanye malware besar-besaran ditemukan dan telah menginfeksi 10 juta pengguna Android di 70 negara.

Malware ini dilaporkan sudah mencuri jutaan Euro dari semua korbannya. Sebab Malware ini membuat orang berlangganan layanan premium seharga 36 Euro atau sekitar Rp Rp 600 ribu perbulan tanpa sepengetahuan mereka. BACA JUGA - Marak Pencurian Data Online, Ini Tips Agar Aman

Zimperium zLabs menjuluki trojan jahat tersebut sebagai "GriftHorse." Skema yang dapat menghasilkan uang diyakini telah dalam pengembangan aktif mulai dari November 2020,

Korbannya dilaporkan berasal di seluruh Australia, Brasil, Kanada, Cina, Prancis, Jerman, India, Rusia, Arab Saudi, Spanyol, Inggris, dan AS.

Tidak kurang dari 200 aplikasi trojan digunakan dalam kampanye ini. Ini menjadikannya salah satu penipuan paling luas yang terungkap di 2021.

Terlebih lagi, aplikasi jahat melayani beragam kategori mulai dari hiburan hingga personalisasi, gaya hidup, dan aplikasi kencan, secara efektif memperluas skala serangan. Salah satu aplikasinya adalah Handy Translator Pro, yang telah diunduh sebanyak 500.000 kali.

Menurut peneliti Zimperium Aazim Yaswant dan Nipun Gupta, jika penipuan layanan premium tipikal memanfaatkan teknik phishing, penipuan global spesifik ini tersembunyi di balik aplikasi Android berbahaya yang bertindak sebagai Trojan.

"Hal ini memungkinkannya memanfaatkan interaksi pengguna untuk meningkatkan penyebaran dan infeksi," kata para peneliti dalam sebuah laporan yang dikutip dari The Hacker News, Jumat (1/10/2021).

Mereka menyatakan aplikasi Android berbahaya ini tampak tidak berbahaya saat melihat deskripsi toko dan meminta izin.

Namun ada di satu titik saat pengguna ditagih bulanan untuk layanan premium yang mereka langgani tanpa sepengetahuan dan persetujuan mereka.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1622 seconds (0.1#10.140)