Telanjangi Ribuan Foto Wanita dengan Deepfake, Situs Ini Jadi Kontroversi

Jum'at, 13 Agustus 2021 - 07:00 WIB
loading...
Telanjangi Ribuan Foto Wanita dengan Deepfake, Situs Ini Jadi Kontroversi
Teknologi kecerdasan buatan Deepfake disalahgunakan untuk tindakan kriminal seperti melakuka rekayasa tanpa busana. Foto/Huffington Post.
A A A
JAKARTA - Sebuah website yang menggunakan teknologi Deepfake berhasil menelanjangi ribuan foto wanita dengan sangat mudah. Berbekal kecerdasaan buatan, situs tesebut bisa membuat foto wanita yang mengenakan busana menjadi tak berbusana.

Alhasil situs tersebut berhasil meraih jutaan view dalam waktu singkat. Sejak dibuat awal tahun ini situs tersebut dilaporkan Huffington Post berhasil mengumpulkan 38 juta hits. Pada Juni lalu mereka bahkan mendapatkan 5 juta view dengan sangat mudah.

Huffington Post yang menolak menyebutkan nama situs meyakini situs tersebut telah melakukan banyak pemalsuan foto yang diberikan oleh pengguna situs tersebut. Pemberian foto itu terjadi karena banyak pengguna yang tergoda dengan kemampuan situs tersebut melakukan pemalsuan foto menjadi tanpa busana. Bahkan agar semakin menggoda situs tersebut memiliki slogan mewujudkan semua mimpi para lelaki.



Sementara situs Daily Mail melaporkan, Twitter telah menonaktifkan akun twitter situs tersebut. Situs itu sendiri mengaku sama sekali tidak menyimpan foto-foto yang telah mereka rekayasa dengan teknologi Deepfake. Hanya saja mereka akan mendapatkan insentif jika pengguna layanan mereka membagi situs mereka ke berbagai platform dan sosial media.

Huffington Post menyebutkan situs tersebut hanya melayani rekayasa foto satu kali buat pengguna. Jika ingin merekayasa foto lainnya mereka diharuskan membayar. Pembayaran itu bahkan diklaim akan membuat layanan mereka jadi lebih cepat dari layanan pengenalan awal.

Meski tergolong canggih dalam memberikan layanan Deepfake, namun situs tersebut justru terkesan dibuat seadanya. Banyak kesalahan dalam penyusunan halaman situs. "Tidak diketahui siapa yang berada di balik situs itu, penuh dengan kesalahan ejaan dan sintaksis, sama seperti tidak jelas di mana mereka berada," tulis reporter teknologi Huffington Post Jesselyn Cook.

Huffington Post sendiri sudah memeriksa provider situs tersebut dan diketahui dibuat oleh IP Volume Inc. Menurut Scamalytics, perusahaan anti-cyberfraud IP Volume Inc termasuk dalam kategori penyedia ISP dengan risiko tinggi penipuan.

"Kami memberi nilai IP Volume Inc 43/100 yang artinya sekitar 43% situs yang dibuat berpotensi penipuan," jelas Scamalytics.

Uniknya begitu IP Volume Inc dikontak oleh Huffington Post, tiba-tiba saja situs tersebut langsung tidak bisa diakses. Beberapa hari kemudian mereka justru hadir kembali dengan menggunakan provider yang berbeda.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1398 seconds (0.1#10.140)