Pandemi Mendorong Popularitas Data Center

Selasa, 03 Agustus 2021 - 07:16 WIB
loading...
A A A
Krisis tenaga ahli teknologi di Asia sudah lama menjadi tantangan bagi bisnis, dan pandemi semakin memperburuk masalah tersebut. Menurut Uptime Institute’s Global Data Center Staffing Forecast, 50% dari pemilik dan operator data center mengatakan saat ini lebih sulit mendapat kandidat berkualitas, naik 38% di tahun 2018. Dengan permintaan global akan pegawai data center diperkirakan mencapai 2,3 juta staf full time di 2025, pusat kegiatan data center seperti Jakarta akan mendapat kesulitan untuk mempertahankan posisi kuatnya jika gagal membangun tim tenaga ahli yang berkelanjutan.

Lingkungan pengoperasian yang semakin kompleks saat ini menuntut para profesional data center untuk tetap terinformasi tentang berbagai teknologi baru yang muncul. Daftar keahlian penting yang kini mencakup beberapa bidang, mulai dari keamanan secara fisik dan virtual hingga pengelolaan daya, analisis dan AI, membutuhkan tinjauan ulang pada program pelatihan dan desain pekerjaan sebagai permulaan. Hanya jika peran tersebut ditinjau secara layak, organisasi dapat memetakan keahlian yang dibutuhkan tim mereka untuk membangun secara internal dan memutuskan apa keahlian dan fungsi yang dapat dimanfaatkan secara eksternal melalui mitra strategis.

Keberagaman dan inisiatif tambahan yang bertujuan untuk meningkatkan perwakilan perempuan di sektor data center juga akan semakin meningkat untuk mengisi kesenjangan tenaga ahli. Diperlukan usaha untuk menjembatani perbedaan gender di semua hal, mulai dari perekrutan, pembinaan dan pelatihan hingga membangun budaya kerja keseluruhan yang mengutamakan keberagaman dan menghindari diskriminasi. Langkah tersebut dapat membantu perjalanan menuju pendekatan komprehensif serta penting untuk menarik dan mempertahankan lebih banyak tenaga perempuan menjadi bagian dari tenaga kerja yang dapat beradaptasi dan tangguh.

Langkah maju - menuju masa depan digital berkelanjutan

Pandemi telah meninggalkan dampak luar biasa terhadap cara kita bekerja dan hidup. Walaupun pemilik infrastruktur data akan terus menghadapi masalah kompleks di berbagai hal, COVID-19 telah memberikan peluang untuk mempertimbangkan secara hati-hati dan meninjau kembali pendekatan yang ada. Seperti halnya peralihan transformasional, memberi perhatian yang sama terhadap masyarakat, proses dan aspek teknologi menjadi kunci bagi kesuksesan banyak organisasi di masa lalu.

Namun, perubahan tidak bisa dihindarkan, terutama dengan meluasnya pemakaian 5G yang mungkin akan menghadirkan serangkaian tantangan baru. Gelombang transformasi teknologi lain yang berpotensi lebih besar segera datang dan menuai manfaat di semua bidang kemasyarakatan. Pemerintah dan bisnis harus tetap berkomitmen untuk berkolaborasi dalam mengelola pertumbuhan infrastruktur data kita secara berkelanjutan.
(wbs)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2304 seconds (0.1#10.140)