Cara Mengukur Saturasi Oksigen Menggunakan Smartwatch atau Smartband
loading...
A
A
A
JAKARTA - Hipoksemia dan hipoksia adalah salah satu gejala pasien Covid-19 yang harus diwaspadai.
Hipoksemia merupakan kondisi penurunan kadar oksigen dalam darah. Jika berlanjut, dapat membuat kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh. Nah, itulah yang kemudian disebut dengan Hipoksia.
Covid-19 membuat kondisi pasien memburuk berlahan, karena penurunan kadar oksigen dalam darah.
Nah saturasi oksigen dalam darah (SpO2) sebenarnya dapat di deteksi dengan mudah lewat alat yang disebut Oxymeter atau Pulse Oxymeter. Alat tersebut biasanya juga dilengkapi pengukur detak jantung (HR= heart rate) pasien.
Sebagai catatan, kadar normal SpO2 adalah 85%-100%. Sebaliknya, apabila Pulse Oximeter menunjukkan SPO2 dibawah 85%, maka terjadi tingkat kejenuhan oksigen darah yang berkurang. Maka, bisa jadi butuh terapi oksigen.
Tanpa Pulse Oxymeter, pasien tidak akan bisa mengetahui bahwa oksigen dalam tubuhnya sangat rendah.
Karenanya, dokter Richard Levitan dari Rumah Sakit Bellevue di New York merekomendasikan agar masyarakat memiliki alat tersebut.
Terutama bagi mereka yang positif setelah melakukan tes PCR atau Swab Antigen.
Fungsinya mendeteksi secara dini jika terjadi penurunan saturasi oksigen dalam tubuh dan cepat melakukan langkah pencegahan.
Nah, Pulse Oximeter ini sebenarnya juga dimiliki oleh smartwatch ataupun smartband yang sudah dijual di pasar.
Salah satunya Mi Smart Band 6 yang dibanderol sekitar Rp500 ribu.
Dengan memantau kadar SpO2 di tubuh secara berkala, paling tidak konsumen sudah bisa mendeteksi secara dini salah satu gejala Covid-19.
Yakni, ketika saturasi oksigen di dalam darah berkurang. Maka, sesegera mungkin mereka bisa langsung berkonsultasi ke dokter.
Cara menggunakannya mudah. Tinggal sentuh menu SpO2, lalu posisikan smartband menghadap ke atas, dan jangan terlalu banyak bergerak.
Pengukuran SpO2 di smartband ini bisa memakan waktu lebih dari 15 detik.
Tentu saja, pihak Xiaomi menyebut bahwa Mi Smart Band 6 bukanlah alat medis. Namun, hanya tahap awal mendeteksi saturasi oksigen dalam darah. Jika memang dibawa normal, maka konsumen bisa berkonsultasi lebih lanjut ke dokter.
Hipoksemia merupakan kondisi penurunan kadar oksigen dalam darah. Jika berlanjut, dapat membuat kurangnya oksigen dalam jaringan tubuh. Nah, itulah yang kemudian disebut dengan Hipoksia.
Covid-19 membuat kondisi pasien memburuk berlahan, karena penurunan kadar oksigen dalam darah.
Nah saturasi oksigen dalam darah (SpO2) sebenarnya dapat di deteksi dengan mudah lewat alat yang disebut Oxymeter atau Pulse Oxymeter. Alat tersebut biasanya juga dilengkapi pengukur detak jantung (HR= heart rate) pasien.
Sebagai catatan, kadar normal SpO2 adalah 85%-100%. Sebaliknya, apabila Pulse Oximeter menunjukkan SPO2 dibawah 85%, maka terjadi tingkat kejenuhan oksigen darah yang berkurang. Maka, bisa jadi butuh terapi oksigen.
Tanpa Pulse Oxymeter, pasien tidak akan bisa mengetahui bahwa oksigen dalam tubuhnya sangat rendah.
Karenanya, dokter Richard Levitan dari Rumah Sakit Bellevue di New York merekomendasikan agar masyarakat memiliki alat tersebut.
Terutama bagi mereka yang positif setelah melakukan tes PCR atau Swab Antigen.
Fungsinya mendeteksi secara dini jika terjadi penurunan saturasi oksigen dalam tubuh dan cepat melakukan langkah pencegahan.
Nah, Pulse Oximeter ini sebenarnya juga dimiliki oleh smartwatch ataupun smartband yang sudah dijual di pasar.
Salah satunya Mi Smart Band 6 yang dibanderol sekitar Rp500 ribu.
Dengan memantau kadar SpO2 di tubuh secara berkala, paling tidak konsumen sudah bisa mendeteksi secara dini salah satu gejala Covid-19.
Yakni, ketika saturasi oksigen di dalam darah berkurang. Maka, sesegera mungkin mereka bisa langsung berkonsultasi ke dokter.
Cara menggunakannya mudah. Tinggal sentuh menu SpO2, lalu posisikan smartband menghadap ke atas, dan jangan terlalu banyak bergerak.
Pengukuran SpO2 di smartband ini bisa memakan waktu lebih dari 15 detik.
Tentu saja, pihak Xiaomi menyebut bahwa Mi Smart Band 6 bukanlah alat medis. Namun, hanya tahap awal mendeteksi saturasi oksigen dalam darah. Jika memang dibawa normal, maka konsumen bisa berkonsultasi lebih lanjut ke dokter.
(dan)