Apa Itu Teknologi Mesh Wi-Fi untuk Internet Rumah, dan Apa Pentingnya?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Teknologi mesh merupakan inovasi dalam menciptakan jaringan luas dan stabil tanpa repot menambah perangkat lain, seperti range extender.
Area yang tidak terjangkau jaringan Wi-Fi disebut dead zone. Kondisi ini jelas menyebalkan. Karena itu, solusinya adalah range extender. Yakni, perangkat untuk memperluas jangkauan Wi-Fi.
Meski fungsinya sama, namun cara kerja dan output-nya berbeda dengan mesh. Teknologi mesh menggabungkan beberapa unit router membentuk satu jaringan terpadu.
Pengguna router berteknologi mesh tidak akan merasakan adanya putus sambung pada perangkatnya ketika berpidah ruangan atau lantai di rumahnya karena setiap node mesh bertindak sebagai routernya sendiri. Ini biasa disebut “sealmess roaming”.
Sebaliknya, pengguna range extender pada umumnya akan mengalami jeda ketika berpindah jaringan dan harus measukkan kata sandi kembali.
Selain itu, range extender hanya memperpanjang sinyal asli router yang dapat mempengaruhi kualitas konektivitas itu sendiri.
”Teknologi mesh memberi coverage atau jangkauan Wi-Fi lebih luas dan menghilangkan dead zones,” beber Marketing Manager TP-Link Indonesia Yoshia di Jakarta, Jumat (18/6).
Seamless roaming, menurut Yoshia, diciptakan untuk memberi kenyamanan berinternet agar tanpa jeda. ”Sehingga pengguna leluasa bergerak di dalam rumah sambil tetap terkoneksi,” bebernya.
Ia lantas memberi contoh keunggulan teknologi mesh yang ditawarkan Mercusys Halo S3.
Teknologi ini dapat melayani banyak perangkat terhubung secara bersamaan. Cocok untuk pengguna yang juga memiliki sistem smart home di rumah. Harganya terjangkau, mulai Rp300 ribuan saja.
Area yang tidak terjangkau jaringan Wi-Fi disebut dead zone. Kondisi ini jelas menyebalkan. Karena itu, solusinya adalah range extender. Yakni, perangkat untuk memperluas jangkauan Wi-Fi.
Meski fungsinya sama, namun cara kerja dan output-nya berbeda dengan mesh. Teknologi mesh menggabungkan beberapa unit router membentuk satu jaringan terpadu.
Pengguna router berteknologi mesh tidak akan merasakan adanya putus sambung pada perangkatnya ketika berpidah ruangan atau lantai di rumahnya karena setiap node mesh bertindak sebagai routernya sendiri. Ini biasa disebut “sealmess roaming”.
Sebaliknya, pengguna range extender pada umumnya akan mengalami jeda ketika berpindah jaringan dan harus measukkan kata sandi kembali.
Selain itu, range extender hanya memperpanjang sinyal asli router yang dapat mempengaruhi kualitas konektivitas itu sendiri.
”Teknologi mesh memberi coverage atau jangkauan Wi-Fi lebih luas dan menghilangkan dead zones,” beber Marketing Manager TP-Link Indonesia Yoshia di Jakarta, Jumat (18/6).
Seamless roaming, menurut Yoshia, diciptakan untuk memberi kenyamanan berinternet agar tanpa jeda. ”Sehingga pengguna leluasa bergerak di dalam rumah sambil tetap terkoneksi,” bebernya.
Ia lantas memberi contoh keunggulan teknologi mesh yang ditawarkan Mercusys Halo S3.
Teknologi ini dapat melayani banyak perangkat terhubung secara bersamaan. Cocok untuk pengguna yang juga memiliki sistem smart home di rumah. Harganya terjangkau, mulai Rp300 ribuan saja.