Viral Anak-Anak Sujud Freestyle Free Fire Saat Ibadah, Siapa yang Salah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Garena Free Fire Indonesia agaknya gerah juga terhadap beredarnya video viral anak-anak yang melakukan emote Push Up Freestyle alias "Sujud Freestyle" saat beribadah di masjid. Sebab, banyak wargannet yang jadi menyalahkan game Free Firedan menganggap game tersebut membawa pengaruh negatifterhadap anak-anak.
Sujud Freestyle ini memang bermula dari emote Free Fire. Apa itu?Emote Free Fire adalah sebuah item in-game Free Fire yang bertujuan untuk mengekspresikan gaya di dalam permainan secara langsung. Emote tersebut memiliki banyak ragam gaya. Mulai menari, berjoged dan lainnya.
Item digital tersebut bisa di dapat melalui berbagi cara, seperti menukar kode Redeem, mengikuti turnamen FF, atau berpartisipasi di acara in game yang dihelat Garena.
Fenomena viralnya emote Push Up Freestyle saat ibadah ini bermula ketika Garena menghadirkan emote Push Up Freestyle Free Fire yang memperlihatkan posisi push up, tapi dengan kedua kaki vertikal ke atas.
Saat itu, Garena Free Fire Indonesia memang memberikan tulisan bernada cukup provokatif: ”Lakukan Push Up dimana saja, kapan saja”.
Agaknya, hal tersebut dimaknai berbeda oleh para pemain Free Fire yang sebagian besar adalah anak-anak.Banyak yang melakukan emote Push Up Freestyle saat beribadah di masjid, dan sengaja memvideokannya agar menjadi viral di media sosial.
Tentu saja, aksitersebut tidak hanya dianggap meresahkan, bahkan sudah sampai pada tahap mengkhawatirkan. Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ainul Yaqin menanggapi serius dan menyampaikan keprihatinannya terhadap aksi “sujud freestyle” Free Fire. ”Terlepas dari niatnya sengaja atau sekadar kepentingan tertentu, seperti mencari sensasi dengan tujuan konten media sosial agar viral dan mendapat respon,” ungkapnya kepada MNC Portal.
Menurut Ainul, sujud yang merupakan bagian rukun gerakan sholat bermakna merendahkan dan menghambakan diri kepada Allah. ”Sujud dalam sholat adalah rangkaian sakral yang tidak bisa dibuat main-main. Posisi ini khususon diperuntukkan hanya kepada Allah SWT, sebagai bukti penghambaan seorang muslim dalam ibadah shalatnya,” tambahnya.
Melalui akun Instagramnya, Garena Free Fire Indonesia (@freefirebgid) menyayangkan aksi beberapa oknum yang menirukan emote Push Up Freestyle saat sedang melaksanakan ibadah.
”Emote tersebut kami ciptakan hanya untuk dimainkan di dalam game saja. Jadi, kapanpun dan dimanapun kalian berada, jangan ditiru ya! Yuk, tetap semangat laksanakan ibadah dengan baik dan benar,” beber Tim Garena Free Fire.
Adapun emote Push Up Freestyle sendiri tetap ada di dalam game Free Fire. Namun, Garena Free Fire Indonesia mengubah tulisan provokatif ”lakukan Push Up dimana saja, kapan saja” menjadi “jangan coba-coba!”.
Tanggapan warganet terkait hal ini beragam dalam mencari “siapa yang harus disalahkan”.
Beberapa menyoroti kata-kata ”lakukan Push Up dimana saja, kapan saja” yang menjadi penyebab pemain Free Fire yang rata-rata masih anak-anak itu untuk mempraktekkannya. ”Banyak anak-anak yang salah mengartikan kata-kata tersebut,” ujar seorang warganet.
Sementara itu, minimnya pengawasan orang tua terhadap game-game yang dimainkan oleh anak-anak mereka juga jadi sorotan. ”Peran orang tua penting untuk mendampingi anak mereka dalam melakukan sesuatu. Sayangnya, tidak hanya kurangnya pengawasan, banyak orang tua yang tidak paham atau bahkan membiarkan game Free Fire dimainkan oleh anak dibawah umur. Padahal jelas-jelas game tersebut memiliki peraturan batas umur 12 tahun ke atas,” tulis warganet lainnnya.
Sujud Freestyle ini memang bermula dari emote Free Fire. Apa itu?Emote Free Fire adalah sebuah item in-game Free Fire yang bertujuan untuk mengekspresikan gaya di dalam permainan secara langsung. Emote tersebut memiliki banyak ragam gaya. Mulai menari, berjoged dan lainnya.
Item digital tersebut bisa di dapat melalui berbagi cara, seperti menukar kode Redeem, mengikuti turnamen FF, atau berpartisipasi di acara in game yang dihelat Garena.
Fenomena viralnya emote Push Up Freestyle saat ibadah ini bermula ketika Garena menghadirkan emote Push Up Freestyle Free Fire yang memperlihatkan posisi push up, tapi dengan kedua kaki vertikal ke atas.
Saat itu, Garena Free Fire Indonesia memang memberikan tulisan bernada cukup provokatif: ”Lakukan Push Up dimana saja, kapan saja”.
Agaknya, hal tersebut dimaknai berbeda oleh para pemain Free Fire yang sebagian besar adalah anak-anak.Banyak yang melakukan emote Push Up Freestyle saat beribadah di masjid, dan sengaja memvideokannya agar menjadi viral di media sosial.
Tentu saja, aksitersebut tidak hanya dianggap meresahkan, bahkan sudah sampai pada tahap mengkhawatirkan. Ketua Majelis Dakwah dan Pendidikan Islam (Madani) Ainul Yaqin menanggapi serius dan menyampaikan keprihatinannya terhadap aksi “sujud freestyle” Free Fire. ”Terlepas dari niatnya sengaja atau sekadar kepentingan tertentu, seperti mencari sensasi dengan tujuan konten media sosial agar viral dan mendapat respon,” ungkapnya kepada MNC Portal.
Menurut Ainul, sujud yang merupakan bagian rukun gerakan sholat bermakna merendahkan dan menghambakan diri kepada Allah. ”Sujud dalam sholat adalah rangkaian sakral yang tidak bisa dibuat main-main. Posisi ini khususon diperuntukkan hanya kepada Allah SWT, sebagai bukti penghambaan seorang muslim dalam ibadah shalatnya,” tambahnya.
Melalui akun Instagramnya, Garena Free Fire Indonesia (@freefirebgid) menyayangkan aksi beberapa oknum yang menirukan emote Push Up Freestyle saat sedang melaksanakan ibadah.
”Emote tersebut kami ciptakan hanya untuk dimainkan di dalam game saja. Jadi, kapanpun dan dimanapun kalian berada, jangan ditiru ya! Yuk, tetap semangat laksanakan ibadah dengan baik dan benar,” beber Tim Garena Free Fire.
Adapun emote Push Up Freestyle sendiri tetap ada di dalam game Free Fire. Namun, Garena Free Fire Indonesia mengubah tulisan provokatif ”lakukan Push Up dimana saja, kapan saja” menjadi “jangan coba-coba!”.
Tanggapan warganet terkait hal ini beragam dalam mencari “siapa yang harus disalahkan”.
Beberapa menyoroti kata-kata ”lakukan Push Up dimana saja, kapan saja” yang menjadi penyebab pemain Free Fire yang rata-rata masih anak-anak itu untuk mempraktekkannya. ”Banyak anak-anak yang salah mengartikan kata-kata tersebut,” ujar seorang warganet.
Sementara itu, minimnya pengawasan orang tua terhadap game-game yang dimainkan oleh anak-anak mereka juga jadi sorotan. ”Peran orang tua penting untuk mendampingi anak mereka dalam melakukan sesuatu. Sayangnya, tidak hanya kurangnya pengawasan, banyak orang tua yang tidak paham atau bahkan membiarkan game Free Fire dimainkan oleh anak dibawah umur. Padahal jelas-jelas game tersebut memiliki peraturan batas umur 12 tahun ke atas,” tulis warganet lainnnya.
(dan)