Peningkatan Aruba ESP Hadirkan Keamanan Paripurna di Lingkungan Perusahaan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Aruba mengumumkan integrasi keamanan dari edge hingga cloud (edge-to-cloud) yang luas untuk Aruba ESP (Edge Services Platform), hari ini. Peningkatan baru ini meliputi pengintegrasian platform kontrol keamanan akses jaringan, ClearPass Policy Manager, dengan Aruba EdgeConnect SD-WAN edge platform, yang sebelumnya disebut Silver Peak. BACA JUGA - Rekaman Percakapan Pesawat Sriwijaya Air SJ-182 Berdurasi 2 Jam
Lalu, pengintegrasian Aruba Threat Defense dengan platform EdgeConnect dan perluasan ekosistem mitra keamanan multivendor Aruba ESP. Dengan demikian, para pelanggan di segmen enterprise memiliki kebebasan untuk memilih dan menjalankan komponen keamanan terbaik berbasis cloud, secure access service edge (SASE).
Melalui berbagai peningkatan dalam Aruba ESP, perusahaan-perusahaan penggunanya dapat mempercepat perjalanan transformasi digital mereka dari edge hingga cloud. Ketika banyak perusahaan menghadapi tantangan akibat pandemik COVID-19 dan "bekerja dari mana saja" menjadi sebuah kenormalan baru, sehingga pengadopsian layanan yang di-hosting di cloud akan semakin cepat.
"Pergeseran ini membuat transformasi data center konvensional dan jaringan yang MPLS (Multiprotocol Label Switching)-centric dan berbasis VPN ke arsitektur SASE yang cloud-native, menjadi semakin mendesak. Arsitektur SASE akan membuat layanan jaringan semakin aman dan lebih dinamis, sekaligus memberikan perlindungan data secara komprehensif," kata Justin Chiah, Senior Director, Southeast Asia, Taiwan and Hong Kong/Macau (SEATH), Aruba, saat konferensi pers secara online.
Pada saat yang sama, transformasi digital juga menyebabkan jumlah perangkat-perangkat IoT yang terhubung ke jaringan meningkat secara signifikan. Hal ini menimbulkan tantangan baru yang tidak bisa diselesaikan oleh keamanan yang berbasis di cloud saja.
Dia beralasan, karena perangkat IoT bersifat agentless, maka departemen TI tidak bisa menginstal security client atau mengarahkan traffic perangkat ke layanan keamanan cloud. Sehingga keamanan Zero Trust harus diterapkan di titik edge WAN (wide area network).
Untuk memahami potensi cloud dan transformasi digital, perusahaan membutuhkan edge di WAN untuk menggabungkan antara keamanan di on premise dan di cloud. Dengan demikian, SASE dapat melindungi pengguna yang terhubung ke SaaS dan platform public cloud, sekaligus melindungi perangkat IoT yang membutuhkan keamanan berbasis identitas dari Zero Trust.
Melalui pengintegrasian yang diumumkan hari ini, ungkap dia, para pelanggan enterprise akan mampu menerapkan kebijakan keamanan berbasis identitas hingga ke bagian terkecil (granular-level). Mulai dari edge hingga cloud guna menghubungkan dan melindungi pengguna serta perangkat mereka.
Sebuah laporan perusahaan riset komunikasi 650 Group baru-baru ini, menyoroti peningkatan perhatian pada SASE dan mendapati bahwa perusahaan-perusahaan perlu mengevaluasi pendekatan keamanan mereka sehubungan dengan evolusi teknologi yang terjadi saat ini. "Saat perusahaan-perusahaan beralih ke arsitektur Zero Trust dan SASE, mereka akan menerapkan layanan keamanan multi-vendor yang disediakan cloud, dan tidak semua komponen SASE harus berasal dari satu vendor," ujar Chris DePuy, pendiri dan analis teknologi di 650 Group.
Dijelaskannya, pendekatan Aruba memberikan keseimbangan antara menghadirkan fungsi keamanan di edge WAN dan membebaskan pelanggan untuk memilih mengintegrasikan layanan keamanan cloud terkemuka dari partner seperti Zscaler, Netskope, dan Check Point. Strategi kemitraan multi-vendor ini memberi fleksibilitas kepada berbagai perusahaan untuk terus bekerja sama dengan vendor yang ada atau beralih ke system terbaik di kelasnya.
Lihat Juga: Hacker Bobol Sistem Keamanan NASA, Justru Diganjar Ucapan Terima Kasih dan Piagam Penghargaan
Lalu, pengintegrasian Aruba Threat Defense dengan platform EdgeConnect dan perluasan ekosistem mitra keamanan multivendor Aruba ESP. Dengan demikian, para pelanggan di segmen enterprise memiliki kebebasan untuk memilih dan menjalankan komponen keamanan terbaik berbasis cloud, secure access service edge (SASE).
Melalui berbagai peningkatan dalam Aruba ESP, perusahaan-perusahaan penggunanya dapat mempercepat perjalanan transformasi digital mereka dari edge hingga cloud. Ketika banyak perusahaan menghadapi tantangan akibat pandemik COVID-19 dan "bekerja dari mana saja" menjadi sebuah kenormalan baru, sehingga pengadopsian layanan yang di-hosting di cloud akan semakin cepat.
"Pergeseran ini membuat transformasi data center konvensional dan jaringan yang MPLS (Multiprotocol Label Switching)-centric dan berbasis VPN ke arsitektur SASE yang cloud-native, menjadi semakin mendesak. Arsitektur SASE akan membuat layanan jaringan semakin aman dan lebih dinamis, sekaligus memberikan perlindungan data secara komprehensif," kata Justin Chiah, Senior Director, Southeast Asia, Taiwan and Hong Kong/Macau (SEATH), Aruba, saat konferensi pers secara online.
Pada saat yang sama, transformasi digital juga menyebabkan jumlah perangkat-perangkat IoT yang terhubung ke jaringan meningkat secara signifikan. Hal ini menimbulkan tantangan baru yang tidak bisa diselesaikan oleh keamanan yang berbasis di cloud saja.
Dia beralasan, karena perangkat IoT bersifat agentless, maka departemen TI tidak bisa menginstal security client atau mengarahkan traffic perangkat ke layanan keamanan cloud. Sehingga keamanan Zero Trust harus diterapkan di titik edge WAN (wide area network).
Untuk memahami potensi cloud dan transformasi digital, perusahaan membutuhkan edge di WAN untuk menggabungkan antara keamanan di on premise dan di cloud. Dengan demikian, SASE dapat melindungi pengguna yang terhubung ke SaaS dan platform public cloud, sekaligus melindungi perangkat IoT yang membutuhkan keamanan berbasis identitas dari Zero Trust.
Melalui pengintegrasian yang diumumkan hari ini, ungkap dia, para pelanggan enterprise akan mampu menerapkan kebijakan keamanan berbasis identitas hingga ke bagian terkecil (granular-level). Mulai dari edge hingga cloud guna menghubungkan dan melindungi pengguna serta perangkat mereka.
Sebuah laporan perusahaan riset komunikasi 650 Group baru-baru ini, menyoroti peningkatan perhatian pada SASE dan mendapati bahwa perusahaan-perusahaan perlu mengevaluasi pendekatan keamanan mereka sehubungan dengan evolusi teknologi yang terjadi saat ini. "Saat perusahaan-perusahaan beralih ke arsitektur Zero Trust dan SASE, mereka akan menerapkan layanan keamanan multi-vendor yang disediakan cloud, dan tidak semua komponen SASE harus berasal dari satu vendor," ujar Chris DePuy, pendiri dan analis teknologi di 650 Group.
Dijelaskannya, pendekatan Aruba memberikan keseimbangan antara menghadirkan fungsi keamanan di edge WAN dan membebaskan pelanggan untuk memilih mengintegrasikan layanan keamanan cloud terkemuka dari partner seperti Zscaler, Netskope, dan Check Point. Strategi kemitraan multi-vendor ini memberi fleksibilitas kepada berbagai perusahaan untuk terus bekerja sama dengan vendor yang ada atau beralih ke system terbaik di kelasnya.
Lihat Juga: Hacker Bobol Sistem Keamanan NASA, Justru Diganjar Ucapan Terima Kasih dan Piagam Penghargaan
(wbs)