Begini Cerita Erigo, dari Indonesia ke Times Square New York
loading...
A
A
A
JAKARTA - Merek Indonesia mendunia! Brand fashion lokal , Erigo, milik Muhammad Sadad kini tak cuma dikenal di Tanah Air, tapi juga mengharumkan nama Indonesia dengan keberhasilannya muncul di tengah hiruk pikuk Times Square New York, Amerika Serikat.
Hadirnya iklan Erigo di tengah Times Square, New York, juga menjadi awal dan penanda Erigo, fashion brand lokal Indonesia akan hadir dan memperluas pasar di Amerika Serikat.
Dalam mempersiapkan Lebaran tahun ini, Erigo hadir dengan kampanye terbaru yang dilakukan di New York. Saat sedang melakukan pemotretan dan video di sana, Erigo berkesempatan memasang iklan di billboard Times Square.
"Ini bukan pencapaian akhir, melainkan titik awal perjalanan kami untuk terus berkembang
dan memperluas bisnis Erigo. Bagi kami, sebuah kebanggaan dapat menampilkan brand Indonesia tapi masih banyak mimpi-mimpi yang ingin kami capai untuk membawa Erigo agar dikenal hingga negara-negara lain dan menunjukan bahwa produk lokal Indonesia memiliki potensi besar," kata CEO Erigo, Muhammad Sadad.
Pencapaian ini tidak diraih secara instan. Muhammad Sadad memulai perjalanan yang penuh lika-liku sejak 2011 dari studio kamar salah satu apartemen di kawasan Depok, Jawa Barat. Dia belum punya karyawan tetap atau tim.
Dua tahun kemudian, nama Erigo lahir jadi entitas brand bisnis. Awalnya Erigo mengusung
konsep bertema batik dan ikat, tapi beralih ke fashion kasual yang bertahan hingga saat ini.
Berbagai upaya Erigo lakukan untuk terus memperluas jangkauan pasar. Mulai dari meluncurkan online webstore bersamaan dengan peluncuran Erigo di tahun 2013. Hanya pada saat itu, penjualan offline memang masih lebih besar dibandingkan penjualan online.
Memberanikan diri untuk terus mengembangkan bisnisnya, Erigo sebagai merek yang masih berumur dua bulan mulai ikut berpartisipasi pada acara-acara offline. Salah satunya JakCloth di pertengahan tahun 2013.
Sadad selalu ikut andil dan turun langsung dalam mengembangkan Erigo. Dia rela tidur di musala mal sampai mandi di pom bensin depan mal selama mengikuti acara JakCloth demi menekan pengeluaran.
Dia terus berpromosi di acara-acara luring dan akhirnya melebarkan sayap ke pemasaran daring dengan bergabung ke dalam platform e-commerce Shopee pada 2017. "Sebuah perjalanan panjang hingga kami bisa sampai di titik ini. Mulai Erigo lahir, hanya memiliki tenaga 11 orang dengan kawasan di Parung, bergabung dengan Shopee dan hingga saat ini kami bisa meraih salah satu pencapaian luar biasa. Terima kasih atas dukungan dari orang tua, tim Erigo yang tidak berhenti berusaha, tim Shopee yang terus memberi arahan dan bimbingan terhadap team e-commerce Erigo dan teman-teman yang terus mendukung produk Erigo," papar Sadad.
Hadirnya iklan Erigo di tengah Times Square, New York, juga menjadi awal dan penanda Erigo, fashion brand lokal Indonesia akan hadir dan memperluas pasar di Amerika Serikat.
Dalam mempersiapkan Lebaran tahun ini, Erigo hadir dengan kampanye terbaru yang dilakukan di New York. Saat sedang melakukan pemotretan dan video di sana, Erigo berkesempatan memasang iklan di billboard Times Square.
"Ini bukan pencapaian akhir, melainkan titik awal perjalanan kami untuk terus berkembang
dan memperluas bisnis Erigo. Bagi kami, sebuah kebanggaan dapat menampilkan brand Indonesia tapi masih banyak mimpi-mimpi yang ingin kami capai untuk membawa Erigo agar dikenal hingga negara-negara lain dan menunjukan bahwa produk lokal Indonesia memiliki potensi besar," kata CEO Erigo, Muhammad Sadad.
Pencapaian ini tidak diraih secara instan. Muhammad Sadad memulai perjalanan yang penuh lika-liku sejak 2011 dari studio kamar salah satu apartemen di kawasan Depok, Jawa Barat. Dia belum punya karyawan tetap atau tim.
Dua tahun kemudian, nama Erigo lahir jadi entitas brand bisnis. Awalnya Erigo mengusung
konsep bertema batik dan ikat, tapi beralih ke fashion kasual yang bertahan hingga saat ini.
Berbagai upaya Erigo lakukan untuk terus memperluas jangkauan pasar. Mulai dari meluncurkan online webstore bersamaan dengan peluncuran Erigo di tahun 2013. Hanya pada saat itu, penjualan offline memang masih lebih besar dibandingkan penjualan online.
Memberanikan diri untuk terus mengembangkan bisnisnya, Erigo sebagai merek yang masih berumur dua bulan mulai ikut berpartisipasi pada acara-acara offline. Salah satunya JakCloth di pertengahan tahun 2013.
Sadad selalu ikut andil dan turun langsung dalam mengembangkan Erigo. Dia rela tidur di musala mal sampai mandi di pom bensin depan mal selama mengikuti acara JakCloth demi menekan pengeluaran.
Dia terus berpromosi di acara-acara luring dan akhirnya melebarkan sayap ke pemasaran daring dengan bergabung ke dalam platform e-commerce Shopee pada 2017. "Sebuah perjalanan panjang hingga kami bisa sampai di titik ini. Mulai Erigo lahir, hanya memiliki tenaga 11 orang dengan kawasan di Parung, bergabung dengan Shopee dan hingga saat ini kami bisa meraih salah satu pencapaian luar biasa. Terima kasih atas dukungan dari orang tua, tim Erigo yang tidak berhenti berusaha, tim Shopee yang terus memberi arahan dan bimbingan terhadap team e-commerce Erigo dan teman-teman yang terus mendukung produk Erigo," papar Sadad.