5 Alasan Mengapa Teknologi AIoT Akan Semakin Populer di 2021
loading...
A
A
A
2. Jaringan Internet
Tidak perlu jaringan 5G, sudah banyak hal yang bisa dicapai menggunakan jaringan 4G. Misalnya mengakses aplikasi yang semakin kompleks seperti Gojek dan Grab.
Jaringan internet 4G LTE ini juga sudah cukup untuk memungkinkan masing-masing perangkat bisa berkomunikasi/bicara (machine to machine/M2M).
Sehingga, tanpa 5G pun sebenarnya konsep AIoT sudah bisa di akses atau sudah bisa berjalan.
3. Teknologi Sudah Matang
Teknologi IoT pun butuh waktu untuk berkembang. Butuh waktu agar fiturnya benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. Juga harganya mampu menjangkau konsumen.
Nah, sekarang hal itu sudah terjadi. Teknologi AIoT semakin canggih, sensor-sensor semakin terjangkau, ukurannya juga semakin kecil.
Harga smart TV semakin menurun, speaker portable juga makin terjangkau.
4. Konsumen Sudah Siap
Tidak hanya teknologi, konsumen juga butuh kesiapan. Ketika awal 2015 smartwatch masuk ke Indonesia, OS-nya belum sempurna, desainnya masih jelek, dan fungsinya masih terbatas.
Sekarang, orang merasa butuh untuk membeli smartwatch karena relevan dengan gaya hidup dan kegiatan mereka. Desainnya cantik, fungsinya beragam. Misalnya mengukur SpO2 dalam darah, mengukur jarak dan heart rate mereka saat berolah raga, dan masih banyak lagi.
5. Softwarenya/AI
Mengapa AIoT adalah masa depan? Karena kecerdasan buatan mampu mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada di IoT. Lewat voice recognition yang jadi inti dari AI, pengguna bisa “memerintahkan” speaker pintar untuk mematikan dan menyalakan lampu atau TV.
Menggunakan AI, maka sensor-sensor, dan kumpulan data yang dihimpun oleh perangkat IoT dapat di analisis. AI dapat meningkatkan fitur dan fungsi komunikasi machine to machine dan human to machine, dan dengan memanfaatkan data sensor untuk membuat jaringan berjalan lebih efisien.
Secara singkat, AI akan membuat perangkat-perangkat pintar jadi lebih pintar lagi, dan adaptif (menyesuaikan dengan penggunanya), serta memberikan rekomendasi sesuai dengan kebiasaan/tingkah laku konsumen.
Tidak perlu jaringan 5G, sudah banyak hal yang bisa dicapai menggunakan jaringan 4G. Misalnya mengakses aplikasi yang semakin kompleks seperti Gojek dan Grab.
Jaringan internet 4G LTE ini juga sudah cukup untuk memungkinkan masing-masing perangkat bisa berkomunikasi/bicara (machine to machine/M2M).
Sehingga, tanpa 5G pun sebenarnya konsep AIoT sudah bisa di akses atau sudah bisa berjalan.
3. Teknologi Sudah Matang
Teknologi IoT pun butuh waktu untuk berkembang. Butuh waktu agar fiturnya benar-benar dibutuhkan oleh konsumen. Juga harganya mampu menjangkau konsumen.
Nah, sekarang hal itu sudah terjadi. Teknologi AIoT semakin canggih, sensor-sensor semakin terjangkau, ukurannya juga semakin kecil.
Harga smart TV semakin menurun, speaker portable juga makin terjangkau.
4. Konsumen Sudah Siap
Tidak hanya teknologi, konsumen juga butuh kesiapan. Ketika awal 2015 smartwatch masuk ke Indonesia, OS-nya belum sempurna, desainnya masih jelek, dan fungsinya masih terbatas.
Sekarang, orang merasa butuh untuk membeli smartwatch karena relevan dengan gaya hidup dan kegiatan mereka. Desainnya cantik, fungsinya beragam. Misalnya mengukur SpO2 dalam darah, mengukur jarak dan heart rate mereka saat berolah raga, dan masih banyak lagi.
5. Softwarenya/AI
Mengapa AIoT adalah masa depan? Karena kecerdasan buatan mampu mengoptimalkan fungsi-fungsi yang ada di IoT. Lewat voice recognition yang jadi inti dari AI, pengguna bisa “memerintahkan” speaker pintar untuk mematikan dan menyalakan lampu atau TV.
Menggunakan AI, maka sensor-sensor, dan kumpulan data yang dihimpun oleh perangkat IoT dapat di analisis. AI dapat meningkatkan fitur dan fungsi komunikasi machine to machine dan human to machine, dan dengan memanfaatkan data sensor untuk membuat jaringan berjalan lebih efisien.
Secara singkat, AI akan membuat perangkat-perangkat pintar jadi lebih pintar lagi, dan adaptif (menyesuaikan dengan penggunanya), serta memberikan rekomendasi sesuai dengan kebiasaan/tingkah laku konsumen.