Perlukah Uninstall WhatsApp dan Beralih ke Telegram atau Signal? Ini Jawabannya...
loading...
A
A
A
Apa Alternatif Pengganti WhatsApp?
Baiklah, Andai Anda ngotot untuk memilih opsi A dengan uninstall WhatsApp, lantas apa penggantinya? Banyak kok. Bisa kok. Tapi juga banyak dan bisa juga memunculkan masalah baru.
Pertama, Anda bisa kembali ke SMS dan telepon seperti biasa. Dengan koneksi 4G LTE operator yang terbilang cepat, teknologi SMS dan telepon terasa kuno dan mahal. Kenapa? Karena cara berkomunikasi Anda sudah jauh berubah dari katakan 5 tahun silam. Anda berkirim pesan dalam durasi yang cepat dan banyak, juga aktif berkirim video serta gambar/meme.
Kedua, menggunakan aplikasi chatting setara WhatsApp. Kandidat terdekat Telegram, kalau Anda percaya dengan perusahaan Rusia. Lalu, ada aplikasi chatting open source Signal yang belakangan ramai disebut-sebut sangat aman. Dan ketiga, jangan lupakan Line asal Jepang yang sudah lama ada di Indonesia.
Tidak Semudah Itu, Ferguso!
Mungkin banyak yang lupa fakta ini: siapapun bisa membuat aplikasi chatting atau online messenger. Tapi, pemenang di pasar bisa dihitung jari. Setelah peralihan dari BlackBerry Messenger (BBM) yang sempat dominan di Indonesia, tidak sedikit perusahaan online messenger yang berupaya merebut pengguna Indonesia yang sangat gurih.
Sebut saja semua satu-satu: Line, BBM, KakaoTalk, Viber, Telegram, WeChat, MiChat, iMessage, Facebook Messenger, Signal.
Sebut juga yang buatan asli Indonesia: Catfiz, liteBig SuperApps, Yogrt, Hi App, MyBeb.
Novi Wahyuningsih, 25, asal Kebumen ciptakan aplikasi chatting tandingan WhatsApp. Foto: dok Sindonews.
Sekarang kita lihat statistik di pasar: 83% pengguna internet atau sekitar 124 juta pengguna tercatat menggunakan WhatsApp pada gadget mereka (Hootsuite, 2019).
Semudah itu memang untuk berganti WhatsApp dan mengunduh Telegram atau Signal. Hanya perlu uninstall WhatsApp, download Telegram atau Signal di Play Store. Selesai.
Tapi, setelah itu apa? Anda seperti berada di lapangan besar tanpa ada satupun orang yang bisa diajak bicara.
Baiklah, Andai Anda ngotot untuk memilih opsi A dengan uninstall WhatsApp, lantas apa penggantinya? Banyak kok. Bisa kok. Tapi juga banyak dan bisa juga memunculkan masalah baru.
Pertama, Anda bisa kembali ke SMS dan telepon seperti biasa. Dengan koneksi 4G LTE operator yang terbilang cepat, teknologi SMS dan telepon terasa kuno dan mahal. Kenapa? Karena cara berkomunikasi Anda sudah jauh berubah dari katakan 5 tahun silam. Anda berkirim pesan dalam durasi yang cepat dan banyak, juga aktif berkirim video serta gambar/meme.
Kedua, menggunakan aplikasi chatting setara WhatsApp. Kandidat terdekat Telegram, kalau Anda percaya dengan perusahaan Rusia. Lalu, ada aplikasi chatting open source Signal yang belakangan ramai disebut-sebut sangat aman. Dan ketiga, jangan lupakan Line asal Jepang yang sudah lama ada di Indonesia.
Tidak Semudah Itu, Ferguso!
Mungkin banyak yang lupa fakta ini: siapapun bisa membuat aplikasi chatting atau online messenger. Tapi, pemenang di pasar bisa dihitung jari. Setelah peralihan dari BlackBerry Messenger (BBM) yang sempat dominan di Indonesia, tidak sedikit perusahaan online messenger yang berupaya merebut pengguna Indonesia yang sangat gurih.
Sebut saja semua satu-satu: Line, BBM, KakaoTalk, Viber, Telegram, WeChat, MiChat, iMessage, Facebook Messenger, Signal.
Sebut juga yang buatan asli Indonesia: Catfiz, liteBig SuperApps, Yogrt, Hi App, MyBeb.
Novi Wahyuningsih, 25, asal Kebumen ciptakan aplikasi chatting tandingan WhatsApp. Foto: dok Sindonews.
Sekarang kita lihat statistik di pasar: 83% pengguna internet atau sekitar 124 juta pengguna tercatat menggunakan WhatsApp pada gadget mereka (Hootsuite, 2019).
Semudah itu memang untuk berganti WhatsApp dan mengunduh Telegram atau Signal. Hanya perlu uninstall WhatsApp, download Telegram atau Signal di Play Store. Selesai.
Tapi, setelah itu apa? Anda seperti berada di lapangan besar tanpa ada satupun orang yang bisa diajak bicara.