Akselerasi Integrasi Digital Kunci Pemulihan Ekonomi Pasca COVID

Sabtu, 12 Desember 2020 - 06:17 WIB
loading...
Akselerasi Integrasi Digital Kunci Pemulihan Ekonomi Pasca COVID
Berbagai industri di kawasan ASEAN makin meyakini bahwa TIK akan mampu menjadi pendorong utama bagi percepatan pemulihan pasca pandemi. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - ASEAN diharapkan dapat mempercepat terwujudnya integrasi digital yang berpotensi menghasilkan peningkatan GDP negara-negara di kawasan hingga USD1 triliun pada 2025. (Baca juga: Wussss! Indonesia Bakal Punya Fasilitas Uji Kendaraan Terbesar di ASEAN )

Permintaan itu disampaikan Dr Aladdin D Rillo, Deputy Secretary-General for ASEAN Economic Community, dalam panel yang digelar belum lama ini.

Sehubungan dengan hal tersebut, Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) berkolaborasi dengan Huawei Indonesia , menggelar dialog interaktif dan pertukaran pandangan serta gagasan antara para pembuat kebijakan, akademisi, dan pakar industri tentang konektivitas digital ASEAN yang terbangun saat ini, serta tantangan dan potensinya untuk makin meningkatkan digitalisasi ASEAN.

“Saya melihat konektivitas dan transformasi digital sebagai prioritas utama dan menjadi isu bersama yang saling terkait dan memengaruhi ekonomi semua sektor. Untuk mewujudkannya, dibutuhkan pendekatan atau respon dan partisipasi dari multi-stakeholder, termasuk sektor swasta seperti Huawei,” kata Aladdin D Rillo.

Rillo menambahkan, ASEAN membutuhkan kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan. Mulai dari negara, akademik, hingga sektor swasta –termasuk perusahaan seperti Huawei– untuk menjawab sejumlah kebutuhan yang menjadi prioritas negara-negara di kawasan dan memastikan keberlangsungan transformasi digital. Termasuk dalam hal ini adalah mengembangkan keterampilan digital, mendorong terwujudnya tata kelola data digital, memperkuat keamanan siber dan meningkatkan konektivitas digital.

Ini dapat dituntaskan melalui pertukaran data guna memandu dalam penyusunan kebijakan dan pelayanan publik, serta melalui penyediaan beragam solusi digital untuk tujuan membangun resiliensi.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) telah dan makin memainkan peran fundamental dalam menanggulangi COVID-19, serta membantu meringankan dampak buruknya. Berbagai industri di kawasan ASEAN makin meyakini bahwa TIK akan mampu menjadi pendorong utama bagi percepatan pemulihan pasca pandemi.

Transformasi digital juga diyakini akan makin memperkuat konektivitas di antara anggota ASEAN. Juga mendorong negara-negara tersebut untuk memanfaatkan penggunaan teknologi digital dengan lebih baik lagi guna mendukung pertumbuhan bisnis maupun kepentingan pemerintah, serta masyarakat di kawasan yang berpenduduk 650 juta jiwa.

Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, mengatakan, diskusi Huawei Indonesia-FCPI ini menunjukkan dengan jelas bagaimana transformasi ekonomi digital menjadi variabel kunci bagi ASEAN dalam skenario pemulihan pasca pandemi. Transformasi tersebut ditandai dengan digitalisasi di berbagai sektor, baik ekonomi, reformasi struktural, dan pembangunan yang inklusif.

"Pendekatan transformasional tersebut dibutuhkan untuk memastikan makin banyaknya peluang kerja yang tercipta, dan makin besarnya kapasitas ekonomi yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat," kata Rizal.

Sementara itu, Odo Manuhutu, Deputi Menteri Koordinator Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, mengatakan, kementerian menyambut baik forum yang diselenggarakan oleh Huawei Indonesia dan FCPI ini. Forum ini bermanfaat dalam memperkaya wawasan dan pengalaman penting tentang bagaimana negara-negara dengan latar belakang yang berbeda di kawasan ini menerapkan pendekatan berbeda pula dalam memanfaatkan penggunaan teknologi digital sebagai solusi untuk keluar dari krisis multidimensi.

"Di Indonesia, ada hikmah lain di balik awan pandemi. Saat ini, lebih dari 3,2 juta usaha mikro, kecil dan menengah (UKM) telah beralih ke digital dan melibatkan lebih dari 11,2 juta tenaga kerja. Seiring dengan tren yang makin mengarah ke budaya belanja daring, teknologi juga akan terus mendorong industri untuk bergabung dengan ekosistem digital guna menjangkau pasar konsumen yang lebih luas,” tutur Odo Manuhutu.

Sementara itu, Jay Chen, Vice President Huawei Asia Pasifik, meyakini, bahwa peningkatan pengetahuan, teknologi dan data, serta terwujudnya integrasi digital akan turut mendukung negara ASEAN dalam menyelaraskan upaya mereka mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan. Juga bisa membuka pintu bagi ASEAN agar makin solid sebagai kekuatan ekonomi yang sesungguhnya, dan otonom di kancah perekonomian digital dunia.

“Sebagai penyedia infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi, serta perangkat-perangkat cerdas terkemuka global, Huawei berkomitmen terus menjalin kerja sama dengan para mitranya di seluruh dunia dalam mendukung ASEAN melalui inisiatif yang digelar untuk tujuan transformasi dan integrasi kawasan,” papar Jay Chen.

Bertema “Towards a more digitalized ASEAN: Shifting Currents, Opportunities, and Challenges in time of Pandemic,” panel diskusi ini menghadirkan sejumlah figur terkemuka regional, seperti Rizal Affandi Lukman, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian; Odo Manuhutu, Deputi Menteri Koordinator Bidang Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi; Jayant Menon, Visiting Senior Fellow at Regional Economic Studies Programme of ISEAS -Yusof Ishak Institute Singapore & Former Lead Economist of ADB, dan Sam Cheng Qingjun, Principal of Digital Transformation, Public & Government Affairs of Huawei. (Baca juga: SpaceX Batalkan Peluncuran Satelit di Detik Terakhir, Trauma? )
(iqb)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4071 seconds (0.1#10.140)