Korsel Sudah Punya Jaringan Canggih 5G mmWave, Indonesia Kapan Ya?
loading...

Korea Selatan merupakan pemimpin dalam hal pengembangan 5G di dunia. Sebelumnya, Negeri Gingseng sudah memiliki akses ke sub-6GHz. Foto/Ist.
A
A
A
KOREA SELATAN - Hasil kolaborasi antara Qualcomm bersama LG Uplus dan LG Electronics, berhasil menghadirkan jaringan 5G mmWave pertama di Korea Selatan, yang bisa diakses dengan smartphone komersial yang telah didukung oleh 5G. BACA JUGA: 5 Alasan untuk Membeli Tablet di 2020
Jaringan internet kelima terbaru itu bisa diakses di Kumoh National Institute of Technology (KIT). Jaringan ini bisa digunakan untuk berbagai layanan inovatif. Tetapi baru tersedia untuk para karyawan KIT, profesor, dan mahasiswa.
Selain itu, melansir dari keterangan resmi Qualcomm, Rabu (9/12), 5G mmWave juga bisa digunakan untuk mendukung Smart Campus yang digadang bisa mengubah proses pendidikan menjadi lebih baik.
Berbagai layanan Smart Campus bisa diakses melalui jaringan 5G mmWave di frekuensi 28GHz milik operator LG Uplus. Sementara smartphone yang digunakan harus sudah di dukung chipset Snapdragon 865 dengan Snapdragon X55 5G Modem-RF System.
![Korsel Sudah Punya Jaringan Canggih 5G mmWave, Indonesia Kapan Ya?]()
Modem 5G mmWave milik Qualcomm.
Korea Selatan merupakan pemimpin dalam hal pengembangan 5G di dunia. Sebelumnya, Negeri Gingseng sudah memiliki akses ke sub-6GHz. Penerapan 5G mmWave sangat penting untuk mengeluarkan potensi penuh dari 5G, serta mengatasi peningkatan besar-besaran dalam permintaan data seluler.
Sementara itu, penerapan jaringan 5G di Indonesia masih belum ada kejelasan. Belum lama ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru membuka lelang penggunaan pita frekuensi radio 2,3 Ghz pada rentang 2.360 Mhz - 2.390 Mhz.
BACA JUGA: Tahan Air 50 Meter & Bisa Tampilkan Notif Emoji, Ini Harga Mi Watch dan Mi Watch Lite
Frekuensi tersebut nantinya akan digunakan operator seluler untuk mendorong adopsi jaringan 5G.
Awalnya frekuensi 2,3 GHz ini dipegang oleh operator telekomunikasi Broadband Wireless Access (BWA). Namun, Kominfo mencabut izin frekuensi milik tiga operator BWA pada Desember 2018 lalu. Pemerintah memutuskan tidak memperpanjang lisensi tersebut mengalihkan frekuensi itu untuk layanan bergerak seluler.
Di sisi lain, perusahaan teknologi Ericsson mengatakan bahwa penyediaan spektrum frekuensi menjadi kunci utama untuk menyiapkan dan menghadirkan teknologi 5G di Indonesia.
Spektrum menjadi faktor penting, karena jika Indonesia tidak memiliki hal tersebut, maka Ibu Pertiwi tak bisa mengakses dan memanfaatkan teknologi 5G yang lebih canggih, cepat, low latency, dan seamless.
Kendati demikian, Ericsson menilai bahwa Indonesia bisa dengan cepat mengadopsi teknologi 5G. Optimisme itu tak lepas dari populasi generasi muda yang besar di Tanah Air.
Jaringan internet kelima terbaru itu bisa diakses di Kumoh National Institute of Technology (KIT). Jaringan ini bisa digunakan untuk berbagai layanan inovatif. Tetapi baru tersedia untuk para karyawan KIT, profesor, dan mahasiswa.
Selain itu, melansir dari keterangan resmi Qualcomm, Rabu (9/12), 5G mmWave juga bisa digunakan untuk mendukung Smart Campus yang digadang bisa mengubah proses pendidikan menjadi lebih baik.
Berbagai layanan Smart Campus bisa diakses melalui jaringan 5G mmWave di frekuensi 28GHz milik operator LG Uplus. Sementara smartphone yang digunakan harus sudah di dukung chipset Snapdragon 865 dengan Snapdragon X55 5G Modem-RF System.

Modem 5G mmWave milik Qualcomm.
Korea Selatan merupakan pemimpin dalam hal pengembangan 5G di dunia. Sebelumnya, Negeri Gingseng sudah memiliki akses ke sub-6GHz. Penerapan 5G mmWave sangat penting untuk mengeluarkan potensi penuh dari 5G, serta mengatasi peningkatan besar-besaran dalam permintaan data seluler.
Sementara itu, penerapan jaringan 5G di Indonesia masih belum ada kejelasan. Belum lama ini, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) baru membuka lelang penggunaan pita frekuensi radio 2,3 Ghz pada rentang 2.360 Mhz - 2.390 Mhz.
BACA JUGA: Tahan Air 50 Meter & Bisa Tampilkan Notif Emoji, Ini Harga Mi Watch dan Mi Watch Lite
Frekuensi tersebut nantinya akan digunakan operator seluler untuk mendorong adopsi jaringan 5G.
Awalnya frekuensi 2,3 GHz ini dipegang oleh operator telekomunikasi Broadband Wireless Access (BWA). Namun, Kominfo mencabut izin frekuensi milik tiga operator BWA pada Desember 2018 lalu. Pemerintah memutuskan tidak memperpanjang lisensi tersebut mengalihkan frekuensi itu untuk layanan bergerak seluler.
Di sisi lain, perusahaan teknologi Ericsson mengatakan bahwa penyediaan spektrum frekuensi menjadi kunci utama untuk menyiapkan dan menghadirkan teknologi 5G di Indonesia.
Spektrum menjadi faktor penting, karena jika Indonesia tidak memiliki hal tersebut, maka Ibu Pertiwi tak bisa mengakses dan memanfaatkan teknologi 5G yang lebih canggih, cepat, low latency, dan seamless.
Kendati demikian, Ericsson menilai bahwa Indonesia bisa dengan cepat mengadopsi teknologi 5G. Optimisme itu tak lepas dari populasi generasi muda yang besar di Tanah Air.
(dan)
Lihat Juga :