Sistem Sensor Fotonik Baru Mampu Mendeteksi Virus COVID-19

Sabtu, 24 Oktober 2020 - 19:08 WIB
loading...
Sistem Sensor Fotonik...
Ilmuwan dari Universitas Malaga sedang mengerjakan sistem baru berdasarkan sensor fotonik yang dapat melakukan deteksi dini virus Covid-19. Kredit: Universitas Malaga
A A A
Mendeteksi adanya virus Covid-19 dan antibodi tekait sangat penting untuk mengendalikan pandemi Covid-19. Seluruh ilmuwan di dunia sedang mencari jalan keluar untuk mengendalikan virus ini agar penyebarannya dapat diminimalisir bahkan dihilangkan.

Saat ini, tim peneliti dari Universitas Malaga sedang mengembangkan sistem deteksi virus Covid-19 menggunakan sensor fotonik. Penelitian ini dipimpin oleh Robert Halir, seorang peneliti dari Departemen Teknik Komunikasi yang menyadari keterbatasan teknologi kesehatan untuk Covid-19.

"Teknik PCR saat ini sudah dapat diandalkan untuk mendeteksi virus namun hasil yang diperoleh sering terlambat dan harganya pun cukup mahal. Sedangkan pengujian sederhana seperti pengujian serologis tidak dapat memberikan hasil kualitatif," kata Halir, dikutip dari Scitechdaily.

Baca juga : Harga Tes PCR Ditetapkan, Pemerintah Antisipasi Lonjakan Kebutuhan

Halir menjelaskan bahwa sistem mereka akan menambah fungsionalitas yang mampu digunakan dengan tepat. Mereka juga menawarkan hasil cepat dan berbiaya murah di masa depan.

Penelitian ini mendapat dukungan dana dari Pemerintah Andalusia sebesar EUR 95.000. Dana ini akan digunakan selama setahun untuk menujukkan kelangsungan sistem mereka.

Pengusul proyek, Andalusian Center for Nanomedicine and Biotechnology (BIONAND), telah berkolaborasi dengan R & D dan I UMA. Mereka akan bekerja di Laboratorium Biomimetic Dendrimers and Photonics dan Laboratorium Photonics and Radiofrequency yang dipimpin oleh profesor Ezequiel Perez-Inestrosa dan Inigo Molina-Fernandez.

Sekarang, tim peneliti sudah memiliki prototipe nyata dari sistem penginderaan berdasarkan chip fotonik dan alat pengukur. Keduanya mampu mendeteksi protein dalam konsentrasi yang sangat rendah, termasuk peradangan dan biomarker antibodi pada pasien yang alergi terhadap antibiotik.

Prototipe ini telah dikembangkan selama empat tahun terakhir dan menawarkan hasil kuantitatif dalam hitungan menit. Kepekaan sistem semacam ini mampu mendeteksi perubahan indeks refraksi seperseratus juta.

Proyek ini memiliki tujuan untuk mengadaptasi sistem deteksi Covid-19 dan antibodinya. Keuntungan lainnya adalah mengoptimalkan dan menurunkan harga alat pengukur tersebut.

Para peneliti terus meningkatkan kepekaan optik sensor dan mengembangkan protokol kimia hanya untuk protein spesifik yang mengekspresikan terhadap Covid-19. Protein itu akan bekerja sesuai dengan panduan gelombang yang ada.

Baca juga : Kemenkes Serahkan Sanksi Pelanggar Tarif Batas Tes PCR kepada Dinkes Daerah

"Jika hasilnya memuaskan, kami akan mengembangkan peralatan kesehatan yang dapat digunakan di pusat kesehatan primer di masa depan," tambah Halir.

Di sisi lain, tentang uji serologis, keuntungannya adalah dapat mendeteksi konsentrasi antibodi yang lebih rendah dan menentukan jumlah pasti antibodi yang dimiliki orang yang diuji. "Jika kami berhasil, kami yakin prototipe komersial dapat dikembangkan dalam waktu dekat," kata Halir.
(fan)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan...
Hasil Riset Ungkap Tumbuhan Bisa Menjerit saat Tersakiti
China Negara Pertama...
China Negara Pertama yang Rutin Menggunakan Reaktor Nuklir Thorium
Ilmuwan China Bikin...
Ilmuwan China Bikin Memori Tercepat di Dunia Poxiao: Tembus 400 Pikodetik, Bikin AI Berpikir Secepat Manusia
Ilmuwan Gunakan AI untuk...
Ilmuwan Gunakan AI untuk Bicara dengan Lumba-lumba
Profil Ignaz Semmelweis,...
Profil Ignaz Semmelweis, Dokter yang Dianggap Gila karena Menyarankan Cuci Tangan bagi Tenaga Medis
Riset Terbaru Terkait...
Riset Terbaru Terkait Pelayanan Platform Belanja Online
Mayoritas Ilmuwan Percaya...
Mayoritas Ilmuwan Percaya AI Akan Bikin Punah Manusia
Ilmuwan China Ciptakan...
Ilmuwan China Ciptakan Pengisi Daya Nirkabel di Bawah Kulit
Ilmuwan Rusia Dijebloskan...
Ilmuwan Rusia Dijebloskan ke Penjara Gara-Gara Sistem AI Mengidentifikasi sebagai Pembunuh
Rekomendasi
Kandidat Wakil Panglima...
Kandidat Wakil Panglima TNI, Jenderal Agus Subiyanto: Diisi Bintang 4
Rangkul Keberagaman,...
Rangkul Keberagaman, Kementan Gelar Grand Final YAA 2025
Apa Penyebab Ledakan...
Apa Penyebab Ledakan di Pelabuhan Iran? Benarkah Ada Campur tangan Israel
Berita Terkini
XLSMART Perluas dan...
XLSMART Perluas dan Perkuat Layanan di Jatim, Bali, dan Nusa Tenggara
1 jam yang lalu
Lebih dulu Sunscreen...
Lebih dulu Sunscreen atau Moisturizer? untuk Kesehatan Kulit Wajah
1 jam yang lalu
Bagaimana Cara Reset...
Bagaimana Cara Reset HP Oppo yang Lupa Kata Sandi?
2 jam yang lalu
Apa itu fitur Dynamic...
Apa itu fitur Dynamic Island di iPhone?
3 jam yang lalu
Cara Mengatasi HP Redmi...
Cara Mengatasi HP Redmi Fastboot Beserta Penyebabnya
4 jam yang lalu
Cara Mengaktifkan NFC...
Cara Mengaktifkan NFC di iPhone Anda, Gampang Banget!
5 jam yang lalu
Infografis
5 Alasan China Mampu...
5 Alasan China Mampu Akhiri Dominasi Kapal Induk Amerika Serikat
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved