Profil Ignaz Semmelweis, Dokter yang Dianggap Gila karena Menyarankan Cuci Tangan bagi Tenaga Medis
loading...
![Profil Ignaz Semmelweis,...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2025/02/15/613/1530005/profil-ignaz-semmelweis-dokter-yang-dianggap-gila-karena-menyarankan-cuci-tangan-bagi-tenaga-medis-rco.webp)
Ignaz Semmelweis mengungkap bahwa tindakan mencuci tangan merupakan cara penting untuk mencegah penyebaran kuman. Foto: ist
A
A
A
JAKARTA - Mendengar nama Ignaz Semmelweis, sebagian orang mungkin masih merasa asing. Dia adalah dokter yang pernah dianggap gila karena menyarankan cuci tangan dalam lingkungan medis.
Waktu itu, Semmelweis mengungkap bahwa tindakan mencuci tangan merupakan cara penting untuk mencegah penyebaran kuman. Dia yang dulunya bekerja di bangsal kebidanan di Wina pada abad ke-19 menghubungkan tangan yang kotor dengan infeksi mematikan.
Namun, siapa sangka bahwa anjuran Semmelweis itu dulunya sempat ditanggapi secara skeptis karena bertentangan dengan pendapat medis yang diterima kala itu.
Alhasil, sebagian komunitas kedokteran menolak gagasannya tentang pentingnya mencuci tangan bagi tenaga medis. Beberapa dokter yang merasa tersinggung dengan usulan itu bahkan menyebutnya ‘gila’.
Profil Ignaz Semmelweis
Ignaz Philipp Semmelweis lahir pada 1 Juli 1818 di Buda (sekarang Budapest), Hungaria. Dia adalah seorang dokter yang dikenal sebagai pelopor cuci tangan sebagai bentuk pencegahan penyebaran infeksi di dunia medis.
Ignaz merupakan anak kelima dari 10 bersaudara dari pasangan József Semmelweis dan Teréz Müller. Ayahnya adalah seorang etnis Jerman yang membuka bisnis grosir rempah-rempah.
Pada riwayat pendidikannya, Ignaz pernah belajar hukum di Universitas Wina pada 1837. Namun, dia kemudian beralih ke bidang kedokteran dan mendapat gelar doktor kedokteran pada 1844.
Sempat berganti, Ignaz lalu mengkhususkan diri dalam kebidanan. Dia bekerja di divisi kebidanan Rumah Sakit Wina pada Juli 1846.
Mengutip The Conversation, Ignaz mendapati bahwa penyebab utama kematian ibu di Eropa saat itu adalah demam nifas, sebuah infeksi akibat bakteri streptococcus yang dapat membunuh wanita pascapersalinan. Dia kemudian memecahkan misteri demam nifas setelah kematian teman dan koleganya, ahli patologi Jakob Kolletschka.
Kolletschka meninggal setelah menerima luka pisau bedah saat melakukan otopsi pada seorang wanita yang meninggal karena demam nifas. Penularan sekarang sudah diketahui, Semmelweis menyimpulkan bahwa jika temannya itu tertular infeksi.
Ignaz kemudian mencuci tangannya dengan air kapur yang mengandung klorin sebelum menangani pasien. Menyadari bahwa larutan klorida dapat menghilangkan bau benda, dia juga mewajibkan mencuci tangan di seluruh departemennya.
Waktu itu, Semmelweis mengungkap bahwa tindakan mencuci tangan merupakan cara penting untuk mencegah penyebaran kuman. Dia yang dulunya bekerja di bangsal kebidanan di Wina pada abad ke-19 menghubungkan tangan yang kotor dengan infeksi mematikan.
Namun, siapa sangka bahwa anjuran Semmelweis itu dulunya sempat ditanggapi secara skeptis karena bertentangan dengan pendapat medis yang diterima kala itu.
Alhasil, sebagian komunitas kedokteran menolak gagasannya tentang pentingnya mencuci tangan bagi tenaga medis. Beberapa dokter yang merasa tersinggung dengan usulan itu bahkan menyebutnya ‘gila’.
Profil Ignaz Semmelweis
![Profil Ignaz Semmelweis, Dokter yang Dianggap Gila karena Menyarankan Cuci Tangan bagi Tenaga Medis]()
Ignaz Philipp Semmelweis lahir pada 1 Juli 1818 di Buda (sekarang Budapest), Hungaria. Dia adalah seorang dokter yang dikenal sebagai pelopor cuci tangan sebagai bentuk pencegahan penyebaran infeksi di dunia medis. ![Profil Ignaz Semmelweis, Dokter yang Dianggap Gila karena Menyarankan Cuci Tangan bagi Tenaga Medis](https://aws-images-prod.sindonews.net/dyn/600/pena/sindo-article/original/2025/02/15/ignaz.jpg)
Ignaz merupakan anak kelima dari 10 bersaudara dari pasangan József Semmelweis dan Teréz Müller. Ayahnya adalah seorang etnis Jerman yang membuka bisnis grosir rempah-rempah.
Pada riwayat pendidikannya, Ignaz pernah belajar hukum di Universitas Wina pada 1837. Namun, dia kemudian beralih ke bidang kedokteran dan mendapat gelar doktor kedokteran pada 1844.
Sempat berganti, Ignaz lalu mengkhususkan diri dalam kebidanan. Dia bekerja di divisi kebidanan Rumah Sakit Wina pada Juli 1846.
Mengutip The Conversation, Ignaz mendapati bahwa penyebab utama kematian ibu di Eropa saat itu adalah demam nifas, sebuah infeksi akibat bakteri streptococcus yang dapat membunuh wanita pascapersalinan. Dia kemudian memecahkan misteri demam nifas setelah kematian teman dan koleganya, ahli patologi Jakob Kolletschka.
Kolletschka meninggal setelah menerima luka pisau bedah saat melakukan otopsi pada seorang wanita yang meninggal karena demam nifas. Penularan sekarang sudah diketahui, Semmelweis menyimpulkan bahwa jika temannya itu tertular infeksi.
Ignaz kemudian mencuci tangannya dengan air kapur yang mengandung klorin sebelum menangani pasien. Menyadari bahwa larutan klorida dapat menghilangkan bau benda, dia juga mewajibkan mencuci tangan di seluruh departemennya.