Lembaga Riset Independen: Red Hat Leader Pengembangan Multicloud Container

Selasa, 06 Oktober 2020 - 11:50 WIB
loading...
Lembaga Riset Independen:...
Berdasarkan penilaian Forrester, OpenShift milik Red Hat adalah platform container multi-cloud yang paling banyak digunakan dan unggul dalam hal pengembangan yang powerful. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Red Hat, Inc., penyedia solusi open source global, mengumumkan keberhasilannya meraih predikat leader dalam riset The Forrester Wave™: Multicloud Container Development Platforms, Q3 2020. Riset diadakan oleh lembaga riset independen, Forrester Research. (Baca juga: Galaxy A72 Disiapkan sebagai Ponsel Samsung Pertama dengan Penta Kamera )

Capaian ini bukan tanpa sebab. Untuk riset The Forrester Wave™ ini, Red Hat dievaluasi berdasarkan 29 kriteria yang terbagi ke dalam tiga kategori, yaitu Current Offering, Strategy, dan Market Presence. Red Hat OpenShift meraih skor tertinggi dibandingkan produk lain pada ketiga kategori tersebut, dengan skor maksimum pada kategori Strategy dan Market Presence.

Berdasarkan penilaian Forrester, OpenShift adalah platform container multi-cloud yang paling banyak digunakan dan unggul dalam hal pengembangan yang powerful dan pengalaman operasional terpadu pada banyak platform, baik publik maupun on-premise.

Red Hat memelopori model “operator” pada infrastruktur dan pengelolaan aplikasi serta menyediakan ekosistem mitra yang lengkap dan marketplace yang populer. Red Hat dan IBM bertujuan untuk mewujudkan konsep ‘bangun sekali, dipakai di mana saja’ (build once, deploy anywhere); komitmen mendalam kedua perusahaan terhadap modernisasi yang ditenagai oleh Kubernetes kini telah membuahkan hasil, membawa OpenShift melangkah lebih jauh lagi di pasar sejak evaluasi Forrester terakhir.

Karena aplikasi berjalan di atas infrastruktur hybrid yang semakin beragam, Red Hat OpenShift dapat menjadi platform untuk melakukan inovasi aplikasi bagi organisasi/perusahaan. Red Hat OpenShift membuat penerapan di seluruh infrastruktur TI hybrid yang kompleks menjadi tidak terlalu menakutkan, sehingga perusahaan mana pun dapat berkembang di berbagai peluang yang ditawarkan oleh model hybrid ini.

Lebih dari 2.000 organisasi di seluruh dunia mengandalkan Red Hat OpenShift untuk menjawab tantangan bisnis mereka dengan kreasi terobosan yang melayani pelanggan dan mendorong diferensiasi. Dengan Red Hat OpenShift, bisnis dapat mewujudkan ide-ide besar mereka di platform hybrid cloud yang terbuka bagi aplikasi, tim, atau infrastruktur apa pun.

Dibangun di atas backbone platform Red Hat Enterprise Linux terkemuka di dunia, Red Hat OpenShift menyediakan inti dari portofolio open hybrid cloud dari Red Hat. Selain pusat data dan penerapan private cloud, opsi untuk pengelolaan mandiri dan hosting untuk OpenShift tersedia di semua penyedia public cloud besar di dunia, termasuk AWS, Azure, Google Cloud, dan IBM Cloud. (Baca juga: Surati Jokowi, Din Syamsuddin Tunjukkan Pangkal Kegaduhan di Indonesia )

“Dari Kubernetes Operators dan Service Mesh hingga virtualisasi yang serverless dan berbasis Kubernetes, Red Hat telah membantu menghadirkan berbagai inovasi penting yang production-ready ke Kubernetes melalui OpenShift di dunia yang semakin hybrid dan multi-cloud ini," kata Ashesh Badani, Senior Vice President, Cloud Platforms, Red Hat.

Perusahaan percaya bahwa meraih predikat pemimpin dalam evaluasi Wave ini semakin mengesahkan apa yang Red Hat dengar dari para pelanggannya. "OpenShift telah menjembatani infrastruktur TI yang ada dan masa depan cloud-native, sekaligus secara simultan menyatukan tim pengembangan dan operasi TI pada platform yang sama,” ujarnya.
(iqb)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Microsoft Disebut Menunda...
Microsoft Disebut Menunda Pembangunan Data Center Secara Global, Jakarta Ikut Terdampak?
Stop Numpang Orang!...
Stop Numpang Orang! Saatnya Sekolah Bangun Istana Data Sendiri yang Aman
NTT DATA Beberkan Cara...
NTT DATA Beberkan Cara Bikin Bisnis Nggak Gaptek di Era Digital
Solution Day 2024: Synology...
Solution Day 2024: Synology Ungkap Strategi Manajemen Data Masa Depan
Bisa Bertahan Jutaan...
Bisa Bertahan Jutaan Tahun, Penyimpan Data dari Berlian Siap Dikenalkan
Energi Nuklir Jadi Solusi...
Energi Nuklir Jadi Solusi Data Center Amazon, Google, dan Microsoft yang Rakus Energi!
Google Investasi Besar-besaran...
Google Investasi Besar-besaran di Thailand dan Malaysia, Indonesia Kecolongan?
Data Center Alibaba...
Data Center Alibaba di Singapura Kebakaran, Layanan TikTok di Indonesia Gangguan?
Infrastruktur Digital:...
Infrastruktur Digital: Kunci Sukses AI dan Ekonomi Digital di Asia Pasifik
Rekomendasi
Bacaan Surat Maryam...
Bacaan Surat Maryam Ayat 1-16 untuk Ibu Hamil Beserta Tata Caranya
Arus Balik, One Way...
Arus Balik, One Way Lokal Digelar di Tol Salatiga-Banyumanik Semarang
7 Obat Alami untuk Mengatasi...
7 Obat Alami untuk Mengatasi Asam Lambung di Pagi Hari, Aman Tanpa Efek Samping
Berita Terkini
Raksasa Teknologi Terguncang:...
Raksasa Teknologi Terguncang: Apple Kehilangan USD300 Miliar Akibat Tarif Trump
39 menit yang lalu
Perbandingan Nintendo...
Perbandingan Nintendo Switch 2 dan Nintendo Switch: Harga, Spesifikasi, Desain, dan Fitur
1 jam yang lalu
Inilah Rusa Kutub Belang...
Inilah Rusa Kutub Belang Langka Norwegia yang Menghebohkan Dunia
2 jam yang lalu
Fosil Hewan Tertua di...
Fosil Hewan Tertua di Dunia Dickinsonia Ini Berumur 558 Juta Tahun!
4 jam yang lalu
Daftar Terlengkap Game...
Daftar Terlengkap Game Nintendo Switch 2 2025: Tanggal Rilis, Harga, dan Fitur
5 jam yang lalu
Alasan Jangan FOMO Pre-Order...
Alasan Jangan FOMO Pre-Order Nintendo Switch 2 Sekarang!
6 jam yang lalu
Infografis
Perbedaan Dua Lembaga...
Perbedaan Dua Lembaga Ternama Amerika Serikat, CIA dan FBI
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved