Deepseek Vs ChatGPT, Pengguna Indonesia Harus Pilih yang Mana?
loading...
![Deepseek Vs ChatGPT,...](https://pict.sindonews.net/webp/732/pena/news/2025/02/10/207/1527657/deepseek-vs-chatgpt-pengguna-indonesia-harus-pilih-yang-mana-mua.webp)
Deepseek telah membuktikan bahwa pendekatan open source dan efisien dalam pengembangan AI mampu menghasilkan produk yang berkualitas dan berdaya saing. Foto: ist
A
A
A
JAKARTA - Deepseek, asisten AI baru, telah menggemparkan pasar dengan menduduki peringkat #1 aplikasi gratis di App Store dan Google Play, mengalahkan ChatGPT.
Kemenangan ini bukanlah sekadar persaingan antara China dan Amerika, tetapi lebih merupakan pembuktian keunggulan open source dibandingkan close source. Demikian diungkap oleh Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya.
Deepseek, menurut Alfons, memanfaatkan sumber daya open source seperti PyTorch dan Llama, mampu membangun aplikasi yang tidak hanya canggih. “Tetapi juga memungkinkan pengguna memiliki server AI sendiri, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan ChatGPT,” ungkapnya.
“Deepseek mampu memberikan layanan setara dengan biaya yang jauh lebih rendah, mengguncang harga saham perusahaan IT raksasa dunia,” bebernya.
Namun, Alfons juga mengatakan bahwa kekhawatiran yang berlebihan terhadap keamanan data Deepseek seharusnya tidak menghalangi kita untuk memanfaatkan AI. Indonesia justru perlu memanfaatkan momentum ini untuk mengejar ketertinggalan dalam pengembangan dan implementasi AI.
Kemenangan ini bukanlah sekadar persaingan antara China dan Amerika, tetapi lebih merupakan pembuktian keunggulan open source dibandingkan close source. Demikian diungkap oleh Spesialis Keamanan Teknologi Vaksincom Alfons Tanujaya.
Deepseek, menurut Alfons, memanfaatkan sumber daya open source seperti PyTorch dan Llama, mampu membangun aplikasi yang tidak hanya canggih. “Tetapi juga memungkinkan pengguna memiliki server AI sendiri, sesuatu yang sebelumnya tidak mungkin dilakukan dengan ChatGPT,” ungkapnya.
Mungkinkah Deepseek Menjadi Penguasa Baru?
Meskipun sukses di awal, Alfons menilai terlalu dini untuk memastikan apakah Deepseek akan terus berjaya dan mengalahkan raksasa AI lainnya. Namun, pencapaian Deepseek adalah bukti bahwa perusahaan China mampu bersaing dan mengalahkan perusahaan teknologi raksasa Amerika.Efisiensi Biaya Pengembangan AI
Deepseek juga membuktikan bahwa pendekatan pengembangan AI yang haus prosesor dan daya listrik, seperti yang dilakukan oleh perusahaan rintisan Amerika, ternyata tidak efisien dan sangat mahal.“Deepseek mampu memberikan layanan setara dengan biaya yang jauh lebih rendah, mengguncang harga saham perusahaan IT raksasa dunia,” bebernya.
Apa yang Harus Dilakukan Indonesia?
Sebagai pengguna awam, Alfons menyebut bahwa pengguna di Indonesia tidak perlu terburu-buru beralih dari ChatGPT ke Deepseek. Keduanya menawarkan layanan gratis yang cukup memadai untuk kebutuhan sehari-hari. “Justru, kehadiran Deepseek memberikan lebih banyak pilihan dan keuntungan bagi konsumen,” ungkap Alfons.Keamanan Data: Isu yang Perlu Dicermati
Mengenai isu keamanan data pengguna Deepseek yang servernya berada di China, kekhawatiran ini sebenarnya tidak berbeda dengan ketika kita menggunakan aplikasi lain seperti ChatGPT, Google Maps, Instagram, dan Whatsapp yang servernya juga tidak berada di Indonesia. “Data kita tetap berada di bawah penguasaan perusahaan dan pemerintah asing,” beber Alfons.Namun, Alfons juga mengatakan bahwa kekhawatiran yang berlebihan terhadap keamanan data Deepseek seharusnya tidak menghalangi kita untuk memanfaatkan AI. Indonesia justru perlu memanfaatkan momentum ini untuk mengejar ketertinggalan dalam pengembangan dan implementasi AI.
Bijak dalam Menggunakan AI
Penting untuk diingat bahwa AI, termasuk Deepseek dan ChatGPT, adalah alat bantu untuk meningkatkan produktivitas. “Kita sebagai pengguna harus bijak dalam memilah dan menggunakan informasi yang dihasilkan oleh AI, karena tidak ada jaminan 100% akurasi,”ujarAlfons.(dan)