WeWork: Kisah Kejayaan dan Kejatuhan Startup Unicorn
loading...
A
A
A
AMERIKA - Perusahaan WeWork berbagi kantor (co-working) pernah berjaya dan jadi idola banyak startup dunia. Pada 2019, misalnya, valuasi perusahaan itu mencapai USD47 miliar atau Rp705 triliun.
Sayangnya, Oktober kemaren publik dibuat terkejut ketika perusahaan tersebut tiba-tiba bangkrut. WeWork mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di pengadilan federal New Jersey.
Campur Tangan Masayoshi Son
WeWork bisa mencapai masa keemasan tidak lepas dari campur tangan miliarder Jepang Masayoshi Son. Son, saat itu menyuntik miliaran dolar kepada pendiri WeWork Adam Neumann lewat SoftBank Group Corp. dan Vision Fund sehingga menaikkan valuasi WeWork menjadi USD47 miliar pada awal 2019.
Sayangnya, beberapa bulan kemudian, para investor menolak keras keputusan tersebut. Ada konflik kepentingan yang terungkap dalam pengajuan IPO WeWork.
Kemerosotan WeWork selanjutnya menyebabkan SoftBank mengalami kerugian ekuitas lebih dari perkiraan sebesar USD11,5 miliar dan utang sebesar USD2,2 miliar lainnya.
Gara-gara WeWork ini bahkan nama besar Masayoshi Son dan SoftBank sebagai investor jitu dipertaruhkan. Sebab, kesahalan investasi ini dinilai fatal.
“Sebelum WeWork, SoftBank dikenal sangat hati-hati dan pintar dalam berinvestasi. Terutama di bawah komando Son,” kata Aswath Damodaran, profesor dari New York University.
6. Kontroversi dan Kepemimpinan Bermasalah
WeWork dipimpin oleh Adam Neumann, yang dikenal karena gaya kepemimpinannya yang eksentrik dan tidak profesional. Neumann sering membuat pernyataan yang tidak realistis dan tidak dapat dipertahankan, dan dia juga terlibat dalam berbagai skandal, termasuk pelecehan seksual dan penyalahgunaan aset perusahaan.
Akumulasi dari masalah-masalah ini menyebabkan WeWork menghadapi tekanan keuangan yang signifikan dan kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Perusahaan tersebut akhirnya harus mengalami restrukturisasi dan mengambil tindakan hukum untuk mengatasi masalahfinansialnya.
Sayangnya, Oktober kemaren publik dibuat terkejut ketika perusahaan tersebut tiba-tiba bangkrut. WeWork mengajukan perlindungan kebangkrutan Bab 11 di pengadilan federal New Jersey.
Campur Tangan Masayoshi Son
WeWork bisa mencapai masa keemasan tidak lepas dari campur tangan miliarder Jepang Masayoshi Son. Son, saat itu menyuntik miliaran dolar kepada pendiri WeWork Adam Neumann lewat SoftBank Group Corp. dan Vision Fund sehingga menaikkan valuasi WeWork menjadi USD47 miliar pada awal 2019.Sayangnya, beberapa bulan kemudian, para investor menolak keras keputusan tersebut. Ada konflik kepentingan yang terungkap dalam pengajuan IPO WeWork.
Kemerosotan WeWork selanjutnya menyebabkan SoftBank mengalami kerugian ekuitas lebih dari perkiraan sebesar USD11,5 miliar dan utang sebesar USD2,2 miliar lainnya.
Gara-gara WeWork ini bahkan nama besar Masayoshi Son dan SoftBank sebagai investor jitu dipertaruhkan. Sebab, kesahalan investasi ini dinilai fatal.
“Sebelum WeWork, SoftBank dikenal sangat hati-hati dan pintar dalam berinvestasi. Terutama di bawah komando Son,” kata Aswath Damodaran, profesor dari New York University.
Nah, ada beberapa alasan utama mengapa WeWork mengalami kebangkrutan. Berikut beberapa diantaranya:
1. Struktur Keuangan Buruk
WeWork menghadapi kritik atas struktur keuangan non-konvensional, termasuk hubungan rumit dengan pendiri dan mantan CEO-nya, Adam Neumann. Beberapa transaksi, seperti sewa jangka panjang yang ditandatangani dengan Neumann dan pendanaan ekuitas tambahan yang memberinya kendali yang signifikan, memunculkan keraguan investor dan pemegang saham potensial.2. Ekspansi Terlalu Cepat
WeWork tumbuh sangat cepat dan mengambil komitmen finansial besar untuk mendirikan banyak gedung di seluruh dunia. Ekspansi yang terlalu agresif ini mengakibatkan biaya overhead yang tinggi dan tingkat pengeluaran yang sulit dijaga.3. Kerugian Operasional Besar
WeWork mengalami kerugian operasional yang besar, terutama karena mereka terus membuka lokasi baru dan tidak mencapai titik impas dalam banyak lokasi. Model bisnis mereka tidak selalu berkelanjutan, terutama ketika biaya sewa dan renovasi properti jauh melebihi pendapatan dari penyewaan ruang kerja.4. Ketidakpastian Pandemi Covid-19
Pandemi COVID-19 secara drastis mempengaruhi permintaan akan ruang kerja bersama karena banyak kantor dan bisnis mengalami penutupan sementara atau memperkenalkan kerja jarak jauh. WeWork sangat terpengaruh oleh penurunan permintaan ini, yang mengarah pada peningkatan kekosongan di gedung-gedung mereka.5. Ketergantungan pada Klien Perusahaan Startup
WeWork secara historis sangat bergantung pada perusahaan startup untuk menjadi penyewa utama mereka. Ketika startup berjuang atau mengurangi skala operasional mereka, WeWork mengalami penurunan pendapatan.6. Kontroversi dan Kepemimpinan Bermasalah
WeWork dipimpin oleh Adam Neumann, yang dikenal karena gaya kepemimpinannya yang eksentrik dan tidak profesional. Neumann sering membuat pernyataan yang tidak realistis dan tidak dapat dipertahankan, dan dia juga terlibat dalam berbagai skandal, termasuk pelecehan seksual dan penyalahgunaan aset perusahaan.Akumulasi dari masalah-masalah ini menyebabkan WeWork menghadapi tekanan keuangan yang signifikan dan kesulitan untuk memenuhi kewajiban keuangannya. Perusahaan tersebut akhirnya harus mengalami restrukturisasi dan mengambil tindakan hukum untuk mengatasi masalahfinansialnya.
(dan)