Mengenal Startup Octopus Milik Hamish Daud yang Diduga Tidak Bayar Gaji Karyawannya

Senin, 25 Desember 2023 - 14:11 WIB
loading...
Mengenal Startup Octopus Milik Hamish Daud yang Diduga Tidak Bayar Gaji Karyawannya
Octopus merupakan platform untuk memudahkan mendaur ulang sampah non organik. Foto: Octopus
A A A
JAKARTA - Suami Raisa Andriana, Hamish Daud , sedang ramai dibicarakan di media sosial. Ini karena startup Octopus yang didirkannya diduga tidak membayarkan gaji karyawan selama berbulan-bulan.

Mulanya, kabar tersebut diungkap oleh akun Twitter/X @muthiastp yang mencuit bahwa Octopus milik Hamish Daud dan beberapa rekannya, diduga tidak membayar gaji karyawan.

"Hamish Daud diduga tidak bayar karyawannya. Octopus itu platform yang dibangun Hamish Daud sama temen-temennya buat ngumpulin sampah bekas pakai. Ada yang pakai juga? Karyawan nggak dibayar, tapi malah jalan-jalan ini bang Hamish. Gimana ini?" tulis akun @muthiastp, Sabtu (23/12).

Manajer Hamish Daud, Vitalia Ramona, sudah angkat bicara. Terkait gaji karyawan yang belum dibayarkan, Vitalia menyarankan agar menghubungi langsung CEO Octopus yaitu Moehammad Ichsan.

“Silakan hubungi Bapak Ichsan sebagai founder dan CEO Octopus," kata Vitalia Ramona saat dihubungi awak media, Minggu (24/12).

Tak hanya terjadi pada karyawan, Vitalia bahkan menyebut bahwa Hamish juga merasakan hal yang sama. Hak suami Raisa itu belum dibayarkan oleh sang CEO selama 4 bulan. "FYI Hamish pun sudah 4 bulan nggak digaji sama Ichsan," ujar Vitalia Ramona.

Tentu saja, hal tersebut mendapat banyak reaksi dari warganet.

“Semoga karyawan (Octopus) dapat penyelesaian terbaik. Sia-sia dong gue ngumpulin sampah berbulan-bulan buat disetor,” komentar @Hobinyaria.

“Salah satu contoh berbisnis itu nggak bisa modal tenar doang,” tulis @Mechviator14.

Apa Itu Startup Octopus?
Mengenal Startup Octopus Milik Hamish Daud yang Diduga Tidak Bayar Gaji Karyawannya

Octopus mengklaim sebagai perusahaan lokal dengan layanan aplikasi seluler dan ekosistem Ekonomi Sirkular berbasis teknologi yang membantu produsen melacak dan mengumpulkan produk pasca-konsumsi untuk di daur ulang.

Saat ini, mereka mengklaim telah menjangkau lebih dari 150,000 pengguna aplikasi di sepuluh kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Tangerang Selatan, Bandung Raya, Denpasar, Badung, Gianyar, Bekasi, Depok, Bogor dan juga Makassar.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2425 seconds (0.1#10.140)