Studi Terbaru, Menilai Kepribadian Orang dari Latar Belakang Zoom
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melakukan screening kepribadian seseorang secara online dapat dilakukan dengan mencermati latar belakang saat mereka melakukan teleconference via Zoom.
Sebuah studi baru yang dilansir New York Post, Senin (2/10/2023) menemukan bahwa latar belakang tanaman menjadi penanda baik tentang sosok karyawan yang bisa dipercaya.
Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One menganalisa bagaimana latar belakang Zoom dapat memengaruhi kesan pertama. Menurut para peneliti, orang-orang yang duduk di depan tanaman hias atau rak buku dianggap sebagai orang yang paling bisa dipercaya. Sementara mereka yang menggunakan latar belakang seperti pantai atau binatang dipandang sebagai orang yang paling tidak bisa diandalkan.
“Dengan konferensi video, sebagian besar apa yang dilihat orang lain – sebagian besar layar Anda – diambil dari latar belakang Anda,” kata salah seorang peneliti Paddy Ross.
Profesor psikologi di Durham University di Inggris kepada New Scientist menegaskan agar individu tidak perlu lagi terlalu mengkhawatirkan penampilan di hadapan orang lain, tapi juga apa yang ada di sekitar lingkungan. Hal ini sangat penting di era pascapandemi, dimana jadwal kerja hybrid menyebabkan semakin banyak pertemuan yang dilakukan melalui platform digital.
Untuk menentukan apa yang dikatakan latar belakang tertentu tentang Zoom-ers, Ross dan rekan-rekannya mengumpulkan 72 foto dari 36 orang dewasa berkulit putih dari ringkasan foto wajah manusia yang dikumpulkan untuk para peneliti. Subyek dibagi rata menjadi 18 pria dan 18 wanita yang tersenyum atau menunjukkan ekspresi netral.
Para peneliti kemudian melapisi wajah-wajah tersebut dalam enam latar belakang berbeda, yaitu ruang tamu, ruang tamu buram, rak buku, lemari yang dilapisi tanaman pot, dinding kosong, dan walrus di depan gunung es – dan membingkai masing-masing wajah agar menyerupai pemandangan selama panggilan Zoom pada umumnya.
Terakhir, para ilmuwan meminta 167 peserta untuk menilai orang-orang tersebut berdasarkan seberapa dapat dipercaya dan kompetennya mereka dalam skala 1 hingga 7. Menurut kategori ini, wajah yang paling disukai adalah wajah dengan tanaman dan rak buku sebagai latar belakang, sedangkan wajah yang dianggap paling tidak disukai adalah wajah yang menghadap ke ruang tamu dan burung walrus.
Sementara itu, ruang tamu buram dan dinding kosong berada di peringkat antara skala kesan pertama. Sedangkan untuk ekspresi, wajah tersenyum dianggap lebih kompeten dan dapat dipercaya daripada wajah netral, yang menurut Ross mengacu pada fakta bahwa tersenyum dipandang identik dengan rasa percaya diri. Di sisi lain, sebagian besar perempuan memberikan kesan pertama yang lebih baik – meskipun Ross mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menjelaskan kesenjangan gender digital ini.
Sebuah studi baru yang dilansir New York Post, Senin (2/10/2023) menemukan bahwa latar belakang tanaman menjadi penanda baik tentang sosok karyawan yang bisa dipercaya.
Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal PLOS One menganalisa bagaimana latar belakang Zoom dapat memengaruhi kesan pertama. Menurut para peneliti, orang-orang yang duduk di depan tanaman hias atau rak buku dianggap sebagai orang yang paling bisa dipercaya. Sementara mereka yang menggunakan latar belakang seperti pantai atau binatang dipandang sebagai orang yang paling tidak bisa diandalkan.
Baca Juga
“Dengan konferensi video, sebagian besar apa yang dilihat orang lain – sebagian besar layar Anda – diambil dari latar belakang Anda,” kata salah seorang peneliti Paddy Ross.
Profesor psikologi di Durham University di Inggris kepada New Scientist menegaskan agar individu tidak perlu lagi terlalu mengkhawatirkan penampilan di hadapan orang lain, tapi juga apa yang ada di sekitar lingkungan. Hal ini sangat penting di era pascapandemi, dimana jadwal kerja hybrid menyebabkan semakin banyak pertemuan yang dilakukan melalui platform digital.
Untuk menentukan apa yang dikatakan latar belakang tertentu tentang Zoom-ers, Ross dan rekan-rekannya mengumpulkan 72 foto dari 36 orang dewasa berkulit putih dari ringkasan foto wajah manusia yang dikumpulkan untuk para peneliti. Subyek dibagi rata menjadi 18 pria dan 18 wanita yang tersenyum atau menunjukkan ekspresi netral.
Para peneliti kemudian melapisi wajah-wajah tersebut dalam enam latar belakang berbeda, yaitu ruang tamu, ruang tamu buram, rak buku, lemari yang dilapisi tanaman pot, dinding kosong, dan walrus di depan gunung es – dan membingkai masing-masing wajah agar menyerupai pemandangan selama panggilan Zoom pada umumnya.
Baca Juga
Terakhir, para ilmuwan meminta 167 peserta untuk menilai orang-orang tersebut berdasarkan seberapa dapat dipercaya dan kompetennya mereka dalam skala 1 hingga 7. Menurut kategori ini, wajah yang paling disukai adalah wajah dengan tanaman dan rak buku sebagai latar belakang, sedangkan wajah yang dianggap paling tidak disukai adalah wajah yang menghadap ke ruang tamu dan burung walrus.
Sementara itu, ruang tamu buram dan dinding kosong berada di peringkat antara skala kesan pertama. Sedangkan untuk ekspresi, wajah tersenyum dianggap lebih kompeten dan dapat dipercaya daripada wajah netral, yang menurut Ross mengacu pada fakta bahwa tersenyum dipandang identik dengan rasa percaya diri. Di sisi lain, sebagian besar perempuan memberikan kesan pertama yang lebih baik – meskipun Ross mengatakan diperlukan lebih banyak penelitian untuk menjelaskan kesenjangan gender digital ini.
(msf)