Transformasi Erajaya Menghadirkan Gaya Hidup Digital

Sabtu, 30 September 2023 - 20:37 WIB
loading...
Transformasi Erajaya Menghadirkan Gaya Hidup Digital
Gerai iBox dan DJI yang tersedia di berbagai mal. Erajaya Group telah menjalin kemitraan dengan beragam merek global. Foto: Sindonews/Anton Chrisbiyanto
A A A
JAKARTA - Indonesia merupakan salah satu negara dengan pengguna internet terbesar di dunia. Hingga awal 2023 jumlahnya mencapai 213 Juta orang. Tak heran jika penjualan telepon pintar (smartphone) di dalam negeri pun terus meningkat. Sejumlah gerai penjualan telepon pintar dan aksesori di pusat perbelanjaan selalu dipadati pengunjung. Libur panjang dijadikan waktu yang tepat oleh masyarakat untuk membeli smartphone baru.

Seperti yang tampak di Senayan City Mall, gerai distributor iPhone yakni iBox yang dimiliki oleh PT Erajaya Swasembada ramai pengunjung. “Hendak membeli iphone 14 kapasitas 128 giga,” ujar Jonathan Iskandar, 43, kepada SINDOnews Jumat (29/9).

Pria yang bermukim di Permata Hijau, Jakarta Selatan ini mengaku sudah hampir dua dekade menggunakan ponsel besutan perusahaan berlogo buah apel itu.

“Sudah menggunakan iPhone sejak seri 4 dan beli selalu di iBox. Karena jaminan purnajualnya,” tegasnya.

IBox diambil alih Erajaya pada 2012 silam melalui anak usahanya yakni PT Data Citra Mandiri dari Grandoff International Limited untuk membeli hak atas merek iBox senilai USD18 juta.

Tak hanya smartphone, gerai iBox juga menjadi pilihan pencinta produk-produk Apple untuk membeli aksesori. “Untuk kebutuhan aksesori saya juga membeli di iBox. Sekarang mau beli pensil untuk iPad,” ujar Dina Saragih di lokasi yang sama.

Erajaya sejatinya bukanlah pemain baru dalam industri teknologi dan gaya hidup di Tanah Air. Perusahaan yang didirikan pada 8 Oktober 1996 ini terkenal sebagai distributor produk-produk digital di Indonesia.

Tak sekadar melakoni bisnis distribusi dan perdagangan peralatan telekomunikasi seperti telepon selular, Erajaya juga menangani Subscriber Identity Module Card (SIM Card), voucher untuk telepon seluler, aksesoris, komputer dan perangkat elektronik lainnya.

Saat ini, kegiatan usaha ERAA dan anak usaha adalah importir, distribusi dan perdagangan ritel perangkat telekomunikasi seluler, seperti telepon seluler dan tablet, Subscriber Identity Module Card (SIM Card), voucher isi ulang operator jaringan selular, aksesori, dan perangkat Internet of Things (IoT).

Juga, penjualan voucher Google Play dan menawarkan layanan produk Value Added Services, seperti layanan perlindungan ponsel melalui produk TecProtec dan juga layanan pembiayaan ponsel yang bekerja sama dengan perusahaan multifinance.

Erajaya Group telah menjalin kemitraan dengan beragam merek global, yakni Apple, Asus, DJI, Garmin, Google, GoPro, Honor, Huawei, Infinix, Nokia, Oppo, Realme, Samsung, Vivo, Xiaomi, dan lain-lain.

Transformasi Erajaya Menghadirkan Gaya Hidup Digital

Erajaya Group kini memiliki ribuan gerai, tak hanya di Indonesia tetapi juga hingga mancanegara. Gerai-gerai yang dimiliki dan dikelola terdiri dari Erafone Megastore, Erafone Multibrand, Eraplus, Erafone Cloud Retail Partner, Mi Authorized Store Indonesia, Samsung Experience Store, Urban Republic Indonesia, iBox, Gerai Indosat Ooredoo, Gerai XL Xplor/XL Centre, Paris Baguette, dan masih banyak lagi.

Menurut Pakar Marketing yang juga Managing Partner Inventure Yuswohady, Erajaya memiliki kekuatan besar di channel distribusi fisik. Hal itulah yang menjadi kekuatan utama Erajaya yang tak bisa ditandingi oleh kompetitornya.

“Erajaya punya kekuatan seperti itu karena hadir di waktu yang tepat. Yakni saat bulan madu HP akhir 1990-an. HP menjadi barang baru yang sangat populer, dan Erajaya satu-satunya pemain yang pada saat itu fokus mengembangkan jaringan distribusi,” ujarnya kepada SINDOnews.

Dia mengatakan, seiring dengan berjalannya waktu, keberadaan channel toko fisik kemudian dijadikan alat branding yang terbukti efektif mengenalkan Erajaya kepada masyarakat Indonesia.

“Erajaya membuat network yang luar biasa. Sehingga orang beli handphone belinya di Erajaya,” sebut Yuswohady.

Menurut dia, manajemen Erajaya sejak awal sudah mengerti cara memperluas pasar melalui jaringan fisik. Bahwa kekuatan marketing itu ada di channel. Meskipun seiring berjalannya waktu, channel penjualan online booming, namun keberadaan gerai fisik tak tergerus.

“Sekarang meskipun online populer, jika tidak punya toko fisik akan kalah bersaing. Untuk membuat gerai fisik itu mahal, itulah kekuatan yang dimiliki Erajaya, dia sudah bangun berpuluh tahun. Erajaya kekuatannya ada di toko fisik. Kalo kita bicara online semua bisa, tapi yang sulit untuk ditandingi adalah toko fisik, itu susah ditandingi,” papar Yuswohady.

Dengan memiliki kompetensi di channel fisik, maka Erajaya memiliki keleluasaan untuk menentukan produk apa yang akan dijual.

“Jika memiliki kekuatan luar biasa di fisik channel maka tinggal isi saja produknya. Erajaya menguasai distribusinya semua kategori produk bisa didistribusikan,” imbuhnya.

Dia menilai, kepiawaian manajemen Erajaya dalam mengelola model bisnis dengan kekuatan di channel fisik akan menjadi benchmark di industri sejenis.
Sebab, meskipun gempuran channel online semakin masif, namun perusahaan ini tetap ekspansif.

“Ketika semua orang bicara go digital, setelah pandemi orang justru perlu kehadiran toko fisik. Kompetensi di channel fisik Erajaya juaranya, itu yang sulit disaingi dan tidak dimiliki kompetitornya,” katanya.

Menurut Yuswohadhi, proses distribusi dan penjualan barang termasuk produk teknologi saat ini banyak dilakukan melalui Omnichannel. Yakni mengkombinasikan gerai offline dan online. Namun demikian, agar Omichannel kuat, jaringan channel fisik atau offline-nya harus kuat.

“Jadi yang terjadi sekarang online makin ke fisik, offline masuk ke digital. Tetapi yang sudah kuat di fisik seperti Erajaya, ke digital lebih gampang, tapi kalau dari digital ke fisik itu yang lebih sulit,” ujarnya.

Hal itu lantaran selain membuka gerai fisik butuh biaya besar, pembukaan gerai fisik juga perlu melakukan riset pasar mendalam, termasuk menyesuaikan dengan profil konsumennya.

“Misalnya kita mau bikin jaringan distribusi dan penjualan di Sidoarjo atau di Gresik itu sudah beda. Ada culture, daya beli, customernya akan berbeda, instalasi gerai akan berbeda, itu akan berbeda antara Sidoarjo dan Gresik. Tetapi kalau online, mau daerah mana pun sama, tidak perlu customize gerai baik di negara lain, atau di kampung, karena channel digital lebih mudah. Tapi kalau distribusi fisik, di Singapura sama di Indonesia berbeda sekali. Singapura satu kota, toko cukup 20, selesai. Di Indonesia tidak bisa, ada laut, ada pulau, ada macam-macam, jadi kompleks. Erajaya sudah menaklukkan itu semua,” tutup Yuswohadhy.

Terus Memperluas Jaringan
Transformasi Erajaya Menghadirkan Gaya Hidup Digital

Erajaya sendiri terus memperluas jaringan toko fisiknya di Tanah Air. Beberapa waktu lalu Erajaya meresmikan pembangunan distribution center yang akan menjadi ujung tombak dari strategi rantai pasok Erajaya Group di masa mendatang.

Pembangunan fasilitas modern tersebut penting untuk mengantisipasi pertumbuhan bisnis perusahaan dari empat vertical bisnis yang ada yakni Erajaya Digital, Erajaya Active Lifestyle, Erajaya Food & Nourishment dan Erajaya Beauty & Wellness.

Wakil Direktur Utama Erajaya Group, Hasan Aula dikutip dari keterangan resmi perseroan mengatakan, pembangunan sentra distribusi modern ini menjadi suatu kebutuhan untuk menunjang pertumbuhan bisnis Erajaya saat ini dan di masa mendatang.

“Untuk memastikan kami bisa melayani pelanggan di seluruh penjuru Indonesia dengan baik. Ini adalah milestone penting dalam perjalanan perusahaan kami. Pada saat yang sama, kami dapat berkontribusi pada perekonomian daerah serta menyerap tenaga kerja dari lingkungan setempat,” katanya.
Sentra distribusi dibangun di Kompleks Griya Idola Industrial Park, Cikupa, Kabupaten Tangerang.

Fasilitas itu akan dilengkapi peralatan dan kapabilitas modern seperti lift barang, gravity conveyor, sistem manajemen pergudangan serta ruang penyimpanan yang bisa dikembangkan secara fleksibel untuk mengantisipasi kebutuhan di masa mendatang.

Menurut rencana, sentra distribusi akan beroperasi pada awal 2025. Kehadiran sentra distribusi yang berdiri di atas lahan seluas 1,7 hektare ini akan mengkonsolidasikan proses pergudangan dan logistik di satu lokasi, menawarkan kelebihan berupa proses yang lebih efisien dan singkat.

Hal itu memastikan kapasitas Erajaya Group dalam memenuhi kebutuhan transaksi online dan offline, serta mendukung strategi omnichannel yang diterapkan perusahaan.

Melalui Erajaya Digital, Erajaya juga melanjutkan ekspansi footprint ritel di Indonesia pada dengan mengumumkan peresmian 35 gerai yang sebagian besar berlokasi di luar Pulau Jawa. Ekspansi ini dilakukan untuk memberikan akses dan layanan yang kepada pelanggan di lokasi baru, termasuk hadir untuk pertama kalinya di kota Polewali Mandar, Sulawesi Barat. Untuk Provinsi Bali saja, Erajaya Digital meresmikan 9 gerai sekaligus.

Gerai baru yang diresmikan kali ini meliputi 28 gerai Erafone, 2 gerai iBox, 2 gerai Xiaomi Store dan sebuah gerai Samsung by Erafone. Di samping itu, diresmikan pula dua buah gerai Erafone & More, sebuah konsep ritel yang menawarkan gadget dan consumer electronics dari brand ternama, yang kini hadir di Semper, Jakarta Utara, dan Teluknaga, Kabupaten Tangerang.

Erafone & More adalah tempat belanja produk elektronik dengan pilihan koleksi produk yang lengkap, dari gadget hingga perangkat rumah tangga. CEO Erajaya Digital Joy Wahjudi, mengatakan, Erajaya Digital terus menjalankan strategi ekspansi footprint ritel untuk melayani lebih banyak lagi pelanggan setia di Indonesia.

“Kali ini kami melanjutkan komitmen untuk memperluas jaringan di luar pulau Jawa, dan membawa konsep pelayanan terbaik, harga resmi dan perlindungan garansi terpercaya, yang telah menjadi pilihan pelanggan di daerah lainnya. Dengan ekspansi ini semakin banyak konsumen kami yang akan dimanjakan oleh layanan omnichannel yang menghadirkan pengalaman berbelanja secara online dan offline yang seamless,” sebutnya.

Erajaya juga meresmikan Immersive Tech pertamanya di Kota Surabaya yang memberi kesempatan bagi pengunjung untuk mencoba langsung produk-produk smart home yang lengkap. Gerai baru itu berlokasi di Lantai 1 Pakuwon Mall Surabaya.

Project Director IT (Immersive Tech), Andre Tanudjaja mengatakan, melalui gerai pertama Immersive Tech, pihaknya ingin menyapa pelanggan setia di Surabaya dan sekitarnya yang ingin menikmati pengalaman tinggal di rumah pintar melalui line up produk smart home yang bisa dicoba secara langsung.

“Pemilihan Kota Surabaya sebagai lokasi pertama gerai kami salah satunya didasarkan oleh potensi ekonomi berdasarkan laporan dari BPS yang menyebut tren positif produk domestik regional bruto (PDRB) dalam lima tahun terakhir,”katanya. Saat ini portofolio produk IT (Immersive Tech) mencapai 51 jenis perangkat pintar yang bisa dipasang mulai dari pintu depan, ruang tamu, kamar tidur hingga dapur, yang kesemuanya terhubung dan dapat dikontrol dengan smartphone.



Pengunjung yang hadir ke gerai IT (Immersive Tech) bisa mencoba langsung sejumlah produk seperti IT Smart Doorlock X3 bisa dioperasikan menggunakan sidik jari, kode PIN atau e-KTP yang sudah didaftarkan sebelumnya. Ada juga IT Smart Bulb yang menyala dengan tingkat kecerahan maupun warna tertentu, IT Smart Air Purifier untuk menyaring udara, IT Smart Robot Vacuum untuk membersihkan lantai dan IT Smart Aroma Diffuser untuk mengembuskan pewangi ke ruangan. Menggunakan aplikasi IT Smart, pengguna bisa mengendalikan perangkat-perangkat tersebut dari layar smartphone atau menggunakan perintah suara melalui asisten virtual.

Selain produk smart home, juga hadir produk audio dari IT seperti True Wireless Stereo maupun mobile accessories lainnya. Tidak hanya itu, gerai ini juga menawarkan produk mobile accessories dari family brand IT (Immersive Tech) yakni LOOPSdanLamina.
(dan)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2136 seconds (0.1#10.140)