Akun Centang Biru Bloomberg Feed Bagikan Foto Palsu Serangan Pentagon
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebuah gambar serangan Pentagon, beredar di internet. Gambar ini dibagikan oleh Twitter terverifikasi yang disebut Bloomberg Feed, dan dibagikan secara berantai.
Dilansir dari Tech Crunch, video serangan itu adalah hoax yang dihasilkan dari teknologi Artificial Intelligence (AI).
"Gambar itu muncul di akun Twitter terverifikasi Bloomberg Feed, yang dapat dengan mudah disalahartikan sebagai akun yang berafiliasi dengan Bloomberg, karena memiliki centang biru," tulis laman itu, dikutip Selasa (23/5/2023).
Setelah gambar tersebut ramai diberitakan, akun centang biru itu akhirnya ditangguhkan.
"Ini pertama kalinya citra palsu berhasil menipu internet, tetapi taruhannya lebih tinggi, ketika acara palsu adalah ledakan di gedung pemerintah AS, dari pada Paus yang mengenakan mantel Balenciaga," sambungnya.
Yang pasti, insiden ini menimbulkan pertanyaan, tentang bagaimana AI generatif dapat disalah gunakan.
"Jika Anda melihat akun Bloomberg Feed yang memiliki centang biru tentang serangan terhadap Pentagon, Anda mungkin cenderung berpikir itu nyata, padahal itu gambar palsu," pungkasnya.
Dilansir dari Tech Crunch, video serangan itu adalah hoax yang dihasilkan dari teknologi Artificial Intelligence (AI).
"Gambar itu muncul di akun Twitter terverifikasi Bloomberg Feed, yang dapat dengan mudah disalahartikan sebagai akun yang berafiliasi dengan Bloomberg, karena memiliki centang biru," tulis laman itu, dikutip Selasa (23/5/2023).
Setelah gambar tersebut ramai diberitakan, akun centang biru itu akhirnya ditangguhkan.
"Ini pertama kalinya citra palsu berhasil menipu internet, tetapi taruhannya lebih tinggi, ketika acara palsu adalah ledakan di gedung pemerintah AS, dari pada Paus yang mengenakan mantel Balenciaga," sambungnya.
Yang pasti, insiden ini menimbulkan pertanyaan, tentang bagaimana AI generatif dapat disalah gunakan.
"Jika Anda melihat akun Bloomberg Feed yang memiliki centang biru tentang serangan terhadap Pentagon, Anda mungkin cenderung berpikir itu nyata, padahal itu gambar palsu," pungkasnya.
(san)