Data Center di Depok Klaim Pertama di ASEAN yang Punya Fitur Ini
loading...
A
A
A
JAKARTA - Mendirikan data center adalah proses kompleks dan memerlukan banyak persyaratan. Uniknya, data center yang berlokasi di Depok Area31 mengantongi sertifikasi yang diklaim pertama di ASEAN. Kok bisa?
Jumlah pusat data di Indonesia tidak terlalu banyak karena memang persayaratannya sangat sulit. Lokasinya, misalnya, harus aman dan terlindungi dari ancaman bencana seperti banjir, hingga gempa bumi.
Pusat data juga harus punya koneksi internet stabil, sistem pendingin yang baik, pasokan listrik yang cukup, sistem keamanan yang baik, tenaga ahli dan dukungan teknis yang handal, hingga mendapatkan sertifikasi dari badan pemerintah atau lembaga independen untuk menjamin bahwa data center beroperasi dengan standar yang tinggi dan aman.
“Kami baru saja mengumumkan bahwa data center Area31 di Depok yang dioperasikan PT Dunia Virtual Online (DVO) telah resmi mendapatkan 2 sertifikasi sekaligus,” ujar Managing Director EPI Moses Huwae dalam keterangan resminya. EPI sendiri merupakan Lembaga Sertifikasi Independen data center global.
Menurut Moses, Area31 telah memenuhi standardisasi dari segi arsitektur bangunan, telekomunikasi, elektrikal dan mekanikal yang mumpuni untuk dapat memperoleh Certificate Rated 3 Facilities ANSI/TIA-942-B.
Selain itu, Area 31 juga meraih debut sebagai data center pertama di ASEAN yang mendapatkan Certificate ISO/IEC 22237 Availability Class 3 & Protection Class 3.
”Sertifikasi ini sangat sulit. Sebab, pusat data harus memiliki kesiapan dalam infrastruktur, teknologi, serta fasilitas. Sistem redundancy dan keamanan juga menjadi nilai terpenting dalam memenuhi standar EPI untuk memberikan sertifikasi pada sebuah data center,” katanya.
Moses mengklaim, eksistensi 2 sertifikasi tersebut dapat menciptakan dampak positif bagi konsumen akan keamanan data yang mereka tempatkan di Area31. “Karena jelas membanggakan ada data center yang memiliki Certificate Rated 3 Facilities ANSI/TIA-94 dan pertama di ASEAN yang meraih Certificate ISO/IEC 22237 Availability Class 3 & Protection Class 3,” katanya.
Pasar Data Center Terus Meroket
Tren pertumbuhan data center di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya permintaan terkait pusat data lokal.
Pusat data digunakan oleh perusahaan untuk melengkapi aplikasi serta menyimpan data penting mereka. Data center dirancang berdasarkan jaringan penyimpanan dan sumber daya komputasi yang memungkinkan transfer aplikasi dan data bersama.
Asia Tenggara sendiri merupakan salah satu pasar data center dengan pertumbuhan tercepat secara global, didorong peningkatan adopsi layanan cloud, kemunculan layanan 5G, dan adopsi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, big data, dan IoT. Pada 2021, Singapura mengakomodir lebih dari 55% dari total kapasitas pusat data di Asia Tenggara.
Adapun pasar data center Indonesia bernilai USD1,7 miliar (Rp25 triliun) pada 2020 dan diperkirakan akan mencapai USD3,3 miliar (Rp48 triliun) pada 2026 dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 11,4% selama periode perkiraan2021-2026.
Jumlah pusat data di Indonesia tidak terlalu banyak karena memang persayaratannya sangat sulit. Lokasinya, misalnya, harus aman dan terlindungi dari ancaman bencana seperti banjir, hingga gempa bumi.
Pusat data juga harus punya koneksi internet stabil, sistem pendingin yang baik, pasokan listrik yang cukup, sistem keamanan yang baik, tenaga ahli dan dukungan teknis yang handal, hingga mendapatkan sertifikasi dari badan pemerintah atau lembaga independen untuk menjamin bahwa data center beroperasi dengan standar yang tinggi dan aman.
“Kami baru saja mengumumkan bahwa data center Area31 di Depok yang dioperasikan PT Dunia Virtual Online (DVO) telah resmi mendapatkan 2 sertifikasi sekaligus,” ujar Managing Director EPI Moses Huwae dalam keterangan resminya. EPI sendiri merupakan Lembaga Sertifikasi Independen data center global.
Menurut Moses, Area31 telah memenuhi standardisasi dari segi arsitektur bangunan, telekomunikasi, elektrikal dan mekanikal yang mumpuni untuk dapat memperoleh Certificate Rated 3 Facilities ANSI/TIA-942-B.
Selain itu, Area 31 juga meraih debut sebagai data center pertama di ASEAN yang mendapatkan Certificate ISO/IEC 22237 Availability Class 3 & Protection Class 3.
”Sertifikasi ini sangat sulit. Sebab, pusat data harus memiliki kesiapan dalam infrastruktur, teknologi, serta fasilitas. Sistem redundancy dan keamanan juga menjadi nilai terpenting dalam memenuhi standar EPI untuk memberikan sertifikasi pada sebuah data center,” katanya.
Moses mengklaim, eksistensi 2 sertifikasi tersebut dapat menciptakan dampak positif bagi konsumen akan keamanan data yang mereka tempatkan di Area31. “Karena jelas membanggakan ada data center yang memiliki Certificate Rated 3 Facilities ANSI/TIA-94 dan pertama di ASEAN yang meraih Certificate ISO/IEC 22237 Availability Class 3 & Protection Class 3,” katanya.
Pasar Data Center Terus Meroket
Tren pertumbuhan data center di Indonesia diperkirakan akan terus berkembang seiring dengan bertambahnya permintaan terkait pusat data lokal.Pusat data digunakan oleh perusahaan untuk melengkapi aplikasi serta menyimpan data penting mereka. Data center dirancang berdasarkan jaringan penyimpanan dan sumber daya komputasi yang memungkinkan transfer aplikasi dan data bersama.
Asia Tenggara sendiri merupakan salah satu pasar data center dengan pertumbuhan tercepat secara global, didorong peningkatan adopsi layanan cloud, kemunculan layanan 5G, dan adopsi teknologi canggih seperti kecerdasan buatan, big data, dan IoT. Pada 2021, Singapura mengakomodir lebih dari 55% dari total kapasitas pusat data di Asia Tenggara.
Baca Juga
Adapun pasar data center Indonesia bernilai USD1,7 miliar (Rp25 triliun) pada 2020 dan diperkirakan akan mencapai USD3,3 miliar (Rp48 triliun) pada 2026 dengan CAGR (Compound Annual Growth Rate) sebesar 11,4% selama periode perkiraan2021-2026.
(dan)