Cloud Gaming Capai Puncak Popularitas, Mungkinkah?
loading...
A
A
A
JAKARTA - Dunia game online semakin hari semakin ramai dengan munculnya berbagai inovasi. Salah satu yang termutakhir dan tengah hype di antara para gamers mania adalah cloud gaming. Dalam beberapa tahun terakhir, cloud gaming mengalami kemajuan yang signifikan menuju sebuah sistem yang mendekati kata sempurna.
Setiap kemajuan tersebut seolah menjanjikan game cloud ini akan berjaya di masa depan. Muncul pula klaim bahwa cloud gaming akan menandai akhir dari konsol, dan semuanya akan segera beralih pada era streaming game. Benarkah demikian? Apakah masa depan game benar-benar ada di tangan cloud?
Apa sih sebenarnya cloud gaming, mengapa menjadi sangat Hype? Secara sederhana cloud gaming memungkinkan pengguna untuk memainkan game favorit mereka meskipun tanpa memiliki akses ke konsol atau PC gaming khusus.
Sistem ini bekerja di mana games tersebut di tempatkan di suatu tempat tertentu dan dialirkan ke perangkat yang kompatibel. Dengan cara ini, cloud gaming dapat dibandingkan dengan layanan streaming media seperti Netflix, Amazon Prime Video, atau hulu di mana pengguna tidak perlu membeli salinan film atau mengunduh untuk menontonnya. Melainkan cukup dengan menyaksikan secara streaming dengan menekan sebuah tombol.
Beberapa contoh layanan streaming game yang ada di pasaran saat ini adalah Google Stadia, GeForce Now, dan Project xCloud. Sistem streaming game biasanya hanya terdiri dari mesin virtual (VM) yang akan memungkinkan pengguna untuk bermain game terlepas dari perangkat keras dan perangkat lunak dari perangkat tempat mereka memainkannya. Game tersebut sebenarnya dimainkan di server yang jauh, dan datanya disalurkan ke perangkat pengguna.
Ada banyak perbincangan di seputar cloud gaming terkait dengan kemampuannya untuk memberi para pemain kebebasan yang lebih besar atas game yang mereka mainkan dan perangkat tempat mereka memainkannya. Diibaratkan, beberapa orang membeli MacBook karena MacBook memenuhi kebutuhan mereka ketika bekerja atau belajar. Ini khususnya dikaitkan dengan orang-orang yang memiliki profesi kreatif di mana mereka perlu membuat karya seni digital.
Namun, bukan berarti mereka juga tidak ingin bermain game. Tanpa cloud gaming, orang ini memiliki opsi terbatas dan biasanya akan menjadi mahal untuk mereka. Pengguna Mac dapat memainkan beberapa game seperti World of Warcraft, Final Fantasy XIV, Fortnite, EVE Online, CS: GO, dan beberapa lainnya, tetapi mereka memiliki keterbatasan. Jika mereka ingin bermain GTA V, atau Overwatch, mereka harus membeli PC atau konsol. Dan bagaimana jika mereka ingin memainkan game eksklusif PlayStation seperti The Last of Us Part 2? Nah, maka mereka harus membeli PlayStation juga. Hal ini membuat biaya yang dibutuhkan bertambah.
Alasan lain ada begitu banyak perbincangan terkait dengan aspek efektivitas yang dirasakan dari penggunaan cloud gaming. Saat ini banyak orang menggunakan layanan streaming video seperti Netflix dan merasa jauh lebih nyaman daripada harus membeli DVD atau unduhan digital. Sementara game juga mengambil semakin banyak ruang untuk menempatkan perangkat keras yang semakin besar dan mencolok. Memiliki sesuatu yang mirip dengan Netflix tetapi digunakan untuk bermain game terdengar sangat menarik.
Beberapa Isu Terkait dengan Cloud Gaming :
1. Kecepatan internet
Banyak gamers yang sudah terbiasa dengan standar permainan tertentu. Mereka juga menginginkan kinerja tinggi, grafik yang indah, dan kecepatan yang secepat kilat. Faktanya, banyak game saat ini menggunakan kecepatan reaksi sebagai core game mechanic. Pemain tercepat dalam game penembak seperti Escape from Tarkov adalah pemain terbaik. Tentu, pemain dapat membeli rubel EFT dari platform seperti Eldorado dan mendapatkan gear yang lebih baik, tetapi tanpa kecepatan reaksi yang tinggi, mereka akan kehilangan gear itu dengan cepat. Input lag adalah masalah besar dalam fighting games di cloud. Kecepatan internet yang buruk akan membunuh pengalaman cloud gaming bagi banyak pemain.
2. Kepemilikan game
Di sinilah nilai kepraktisan dari streaming game mulai dipertanyakan. Dengan berlangganan cloud gaming seperti GeForce Anda harus sudah memiliki game tersebut. Cara ini bagus untuk orang yang memiliki Mac dan PC dan hanya ingin bermain game di Mac saat mereka jauh dari rumah. Namun, sebaliknya kurang bermanfaat bagi gamer lain. Dengan Google Stadia, Anda tidak dapat memainkan game yang sudah Anda miliki, Anda harus membelinya kembali di Google Stadia. Dengan Project xCloud, Anda hanya akan dapat memainkan game yang tersedia di Microsoft sehingga Anda terputus dari game eksklusif PlayStation.
3. Berbeda dari Netflix
Dalam kondisi saat ini, streaming game tidak sama seperti Netflix. Netflix bisa menjadi sukses karena memiliki sisi penjualan yang unik yang mampu memberikan keunggulan. Mereka berhasil bekerjasama dengan mengumpulkan sejumlah konten dari publisher film dan TV karena publisher tidak ingin membuat layanan streaming sendiri. Apakah saat ini cara itu masih efektif? Tidak juga. Netflix kini justru membuat kontennya sendiri karena publisher menarik konten mereka dari platform tersebut untuk membuat layanan streaming mereka sendiri.
Hal ini juga terjadi pada cloud gaming. Banyak game publisher menarik atau memblokir game mereka dari layanan tertentu dengan harapan memiliki pilihan yang lebih baik.
Di masa mendatang, untuk mendapatkan pengalaman bermain terbaik, pengguna harus berada di ruangan yang sama dengan game yang dimainkan. Hal ini menandakan pentingnya kehadiran grafis terbaik dan latensi terendah. Jika kita bisa menyelesaikan masalah seputar kepemilikan game dan yang terpenting, kecepatan internet, maka cloud gaming bisa menjadi sesuatu yang besar di masa yang akan datang.
Setiap kemajuan tersebut seolah menjanjikan game cloud ini akan berjaya di masa depan. Muncul pula klaim bahwa cloud gaming akan menandai akhir dari konsol, dan semuanya akan segera beralih pada era streaming game. Benarkah demikian? Apakah masa depan game benar-benar ada di tangan cloud?
Apa sih sebenarnya cloud gaming, mengapa menjadi sangat Hype? Secara sederhana cloud gaming memungkinkan pengguna untuk memainkan game favorit mereka meskipun tanpa memiliki akses ke konsol atau PC gaming khusus.
Sistem ini bekerja di mana games tersebut di tempatkan di suatu tempat tertentu dan dialirkan ke perangkat yang kompatibel. Dengan cara ini, cloud gaming dapat dibandingkan dengan layanan streaming media seperti Netflix, Amazon Prime Video, atau hulu di mana pengguna tidak perlu membeli salinan film atau mengunduh untuk menontonnya. Melainkan cukup dengan menyaksikan secara streaming dengan menekan sebuah tombol.
Beberapa contoh layanan streaming game yang ada di pasaran saat ini adalah Google Stadia, GeForce Now, dan Project xCloud. Sistem streaming game biasanya hanya terdiri dari mesin virtual (VM) yang akan memungkinkan pengguna untuk bermain game terlepas dari perangkat keras dan perangkat lunak dari perangkat tempat mereka memainkannya. Game tersebut sebenarnya dimainkan di server yang jauh, dan datanya disalurkan ke perangkat pengguna.
Ada banyak perbincangan di seputar cloud gaming terkait dengan kemampuannya untuk memberi para pemain kebebasan yang lebih besar atas game yang mereka mainkan dan perangkat tempat mereka memainkannya. Diibaratkan, beberapa orang membeli MacBook karena MacBook memenuhi kebutuhan mereka ketika bekerja atau belajar. Ini khususnya dikaitkan dengan orang-orang yang memiliki profesi kreatif di mana mereka perlu membuat karya seni digital.
Namun, bukan berarti mereka juga tidak ingin bermain game. Tanpa cloud gaming, orang ini memiliki opsi terbatas dan biasanya akan menjadi mahal untuk mereka. Pengguna Mac dapat memainkan beberapa game seperti World of Warcraft, Final Fantasy XIV, Fortnite, EVE Online, CS: GO, dan beberapa lainnya, tetapi mereka memiliki keterbatasan. Jika mereka ingin bermain GTA V, atau Overwatch, mereka harus membeli PC atau konsol. Dan bagaimana jika mereka ingin memainkan game eksklusif PlayStation seperti The Last of Us Part 2? Nah, maka mereka harus membeli PlayStation juga. Hal ini membuat biaya yang dibutuhkan bertambah.
Alasan lain ada begitu banyak perbincangan terkait dengan aspek efektivitas yang dirasakan dari penggunaan cloud gaming. Saat ini banyak orang menggunakan layanan streaming video seperti Netflix dan merasa jauh lebih nyaman daripada harus membeli DVD atau unduhan digital. Sementara game juga mengambil semakin banyak ruang untuk menempatkan perangkat keras yang semakin besar dan mencolok. Memiliki sesuatu yang mirip dengan Netflix tetapi digunakan untuk bermain game terdengar sangat menarik.
Beberapa Isu Terkait dengan Cloud Gaming :
1. Kecepatan internet
Banyak gamers yang sudah terbiasa dengan standar permainan tertentu. Mereka juga menginginkan kinerja tinggi, grafik yang indah, dan kecepatan yang secepat kilat. Faktanya, banyak game saat ini menggunakan kecepatan reaksi sebagai core game mechanic. Pemain tercepat dalam game penembak seperti Escape from Tarkov adalah pemain terbaik. Tentu, pemain dapat membeli rubel EFT dari platform seperti Eldorado dan mendapatkan gear yang lebih baik, tetapi tanpa kecepatan reaksi yang tinggi, mereka akan kehilangan gear itu dengan cepat. Input lag adalah masalah besar dalam fighting games di cloud. Kecepatan internet yang buruk akan membunuh pengalaman cloud gaming bagi banyak pemain.
2. Kepemilikan game
Di sinilah nilai kepraktisan dari streaming game mulai dipertanyakan. Dengan berlangganan cloud gaming seperti GeForce Anda harus sudah memiliki game tersebut. Cara ini bagus untuk orang yang memiliki Mac dan PC dan hanya ingin bermain game di Mac saat mereka jauh dari rumah. Namun, sebaliknya kurang bermanfaat bagi gamer lain. Dengan Google Stadia, Anda tidak dapat memainkan game yang sudah Anda miliki, Anda harus membelinya kembali di Google Stadia. Dengan Project xCloud, Anda hanya akan dapat memainkan game yang tersedia di Microsoft sehingga Anda terputus dari game eksklusif PlayStation.
3. Berbeda dari Netflix
Dalam kondisi saat ini, streaming game tidak sama seperti Netflix. Netflix bisa menjadi sukses karena memiliki sisi penjualan yang unik yang mampu memberikan keunggulan. Mereka berhasil bekerjasama dengan mengumpulkan sejumlah konten dari publisher film dan TV karena publisher tidak ingin membuat layanan streaming sendiri. Apakah saat ini cara itu masih efektif? Tidak juga. Netflix kini justru membuat kontennya sendiri karena publisher menarik konten mereka dari platform tersebut untuk membuat layanan streaming mereka sendiri.
Hal ini juga terjadi pada cloud gaming. Banyak game publisher menarik atau memblokir game mereka dari layanan tertentu dengan harapan memiliki pilihan yang lebih baik.
Di masa mendatang, untuk mendapatkan pengalaman bermain terbaik, pengguna harus berada di ruangan yang sama dengan game yang dimainkan. Hal ini menandakan pentingnya kehadiran grafis terbaik dan latensi terendah. Jika kita bisa menyelesaikan masalah seputar kepemilikan game dan yang terpenting, kecepatan internet, maka cloud gaming bisa menjadi sesuatu yang besar di masa yang akan datang.
(ars)