Ternyata Ini Penyebab JD.ID Tutup di Indonesia Selamanya
loading...
A
A
A
JD berencana untuk beralih dari menjalankan platform e-commerce regionalnya sendiri menjadi membangun “jaringan rantai pasokan lintas batas dengan logistik dan pergudangan” untuk melayani pelanggan global regional. Termasuk yang ada di Asia Tenggara, demikian pernyataan resmi perusahaan.
“Kami akan terus menyalurkan sumber daya kami untuk membangun infrastruktur rantai pasokan lintas batas dan bekerja dengan mitra lokal dan global untuk memberikan solusi rantai pasokan di seluruh dunia,” kata JD dalam sebuah pernyataan.
Kalah Bersaing
JD.ID masuk ke Indonesia pada 2015 melalui kerja sama dengan investor lokal, termasuk Provident Capital, untuk memasuki pasar e-commerce Indonesia yang sedang berkembang.
Dua tahun kemudian, perusahaan meluncurkan JD Central dengan pengembang properti dan pusat perbelanjaan Thailand, Central Group. Ketertarikan JD di Indonesia dan Thailand karena berbagai riset yang menyebut potensi luar biasa e-commerce di Asia Tenggara.
Sayangnya, JD.ID tidak sendiri. Sebab, mereka harus bersaing dengan raksasa e-commerce asal Singapura Shopee yang dimiliki Sea dan didukung
Tencent Holdings, serta Lazada dari Alibaba Group Holding, termasuk deretan pemain lokal lainnya seperti Tokopedia, Blibli, dan Bukalapak. Alhasil, sangat sedikit ruang bagi JD untuk mendapatkan untung.
Baik JD.ID di Indonesia dan JD Central di Thailand sama-sama tertinggal dari pesaing utama di pasar mereka, menurut data dari layanan intelijen pasar e-commerce iPrice.
Pada kuartal kedua 2022, JD.ID menempati peringkat ke-10 di Indonesia, di mana pasarnya didominasi oleh raksasa lokal TokopediadanShopee.
“Kami akan terus menyalurkan sumber daya kami untuk membangun infrastruktur rantai pasokan lintas batas dan bekerja dengan mitra lokal dan global untuk memberikan solusi rantai pasokan di seluruh dunia,” kata JD dalam sebuah pernyataan.
Kalah Bersaing
JD.ID masuk ke Indonesia pada 2015 melalui kerja sama dengan investor lokal, termasuk Provident Capital, untuk memasuki pasar e-commerce Indonesia yang sedang berkembang.
Dua tahun kemudian, perusahaan meluncurkan JD Central dengan pengembang properti dan pusat perbelanjaan Thailand, Central Group. Ketertarikan JD di Indonesia dan Thailand karena berbagai riset yang menyebut potensi luar biasa e-commerce di Asia Tenggara.
Sayangnya, JD.ID tidak sendiri. Sebab, mereka harus bersaing dengan raksasa e-commerce asal Singapura Shopee yang dimiliki Sea dan didukung
Tencent Holdings, serta Lazada dari Alibaba Group Holding, termasuk deretan pemain lokal lainnya seperti Tokopedia, Blibli, dan Bukalapak. Alhasil, sangat sedikit ruang bagi JD untuk mendapatkan untung.
Baik JD.ID di Indonesia dan JD Central di Thailand sama-sama tertinggal dari pesaing utama di pasar mereka, menurut data dari layanan intelijen pasar e-commerce iPrice.
Pada kuartal kedua 2022, JD.ID menempati peringkat ke-10 di Indonesia, di mana pasarnya didominasi oleh raksasa lokal TokopediadanShopee.
(dan)