91 Juta Data Pengguna Tokopedia yang Bocor Beredar Gratis
Senin, 06 Juli 2020 - 17:57 WIB
Dalam keterangannya Pratama menyebut, dibutuhkan pembayaran untuk mendapatkan data 91 juta akun tokopedia yaitu seharga 8 credit.
Jika sudah dilakukan, maka link hosting dari pihak ketiga akan muncul dan siap diunduh dengan hasil unduhan berbentuk format .zip dengan ukuran data sebesar 9,5Gb. Lalu setelah dilakukan ekstrak dihasilkan file akhir berbentuk .txt sebesar 28,5Gb.
Selanjutnya, masih ada tahapan lagi untuk membuka dile teks sebesar itu dengan menggunakan aplikasi khusus seperti ultraedit untuk membukanya.
"Setelah itu kita bisa melihat data sebanyak 91.174.216 yang berisikan nama lengkap, nama akun, email, toko online, tanggal lahir, nomor HP, tanggal mendaftar, serta beberapa data yang terenkripsi berbentuk hash. Lalu dengan mudahnya dengan fitur pencarian, keyword email atau nomor telepon yang ingin dicari bisa dengan mudah ditemukan," terangnya.
Hingga Minggu (5/7) pukul 10.00, tautan link untuk mengunduh data 91 juta akun Tokopedia masih bisa diakses dan sudah ada 58 anggota yang sudah mengunduhnya. Pada tautan tersebut tertulis link akan kadaluarsa sampai 5 hari kedepan. Data yang bocor adalah sama dengan awal Mei 2020 lalu, yaitu data yang diambil per bulan Maret 2020.
Adanya 91 juta data yang bocor ini, menurut Pratama, membuktikan betapa lemahnya regulasi perundang-undangan yang menaungi wilayah siber dan data pribadi.
"Sekali lagi, RUU Perlindungan Data Pribadi harus segera diselesaikan dan wajib mengatur sanksi serta standar teknologi yang dijalankan untuk penyelenggara sistem elektronik,” tegasnya.
Jika sudah dilakukan, maka link hosting dari pihak ketiga akan muncul dan siap diunduh dengan hasil unduhan berbentuk format .zip dengan ukuran data sebesar 9,5Gb. Lalu setelah dilakukan ekstrak dihasilkan file akhir berbentuk .txt sebesar 28,5Gb.
Selanjutnya, masih ada tahapan lagi untuk membuka dile teks sebesar itu dengan menggunakan aplikasi khusus seperti ultraedit untuk membukanya.
"Setelah itu kita bisa melihat data sebanyak 91.174.216 yang berisikan nama lengkap, nama akun, email, toko online, tanggal lahir, nomor HP, tanggal mendaftar, serta beberapa data yang terenkripsi berbentuk hash. Lalu dengan mudahnya dengan fitur pencarian, keyword email atau nomor telepon yang ingin dicari bisa dengan mudah ditemukan," terangnya.
Hingga Minggu (5/7) pukul 10.00, tautan link untuk mengunduh data 91 juta akun Tokopedia masih bisa diakses dan sudah ada 58 anggota yang sudah mengunduhnya. Pada tautan tersebut tertulis link akan kadaluarsa sampai 5 hari kedepan. Data yang bocor adalah sama dengan awal Mei 2020 lalu, yaitu data yang diambil per bulan Maret 2020.
Adanya 91 juta data yang bocor ini, menurut Pratama, membuktikan betapa lemahnya regulasi perundang-undangan yang menaungi wilayah siber dan data pribadi.
"Sekali lagi, RUU Perlindungan Data Pribadi harus segera diselesaikan dan wajib mengatur sanksi serta standar teknologi yang dijalankan untuk penyelenggara sistem elektronik,” tegasnya.
(wbs)
Lihat Juga :
tulis komentar anda