AS Khawatir Peningkatan Pencurian Aset Kripto untuk Danai Nuklir Korut
Selasa, 09 Agustus 2022 - 23:55 WIB
PYONGYANG - Amerika Serikat (AS) mengkhawatirkan meningkatnya pencurian aset kripto oleh Korea Utara untuk mendanai program nuklirnya. Washintong menjatuhkan sanksi terhadap kelompok kriminal dan menyita aset digital yang dicuri.
“Saya sangat prihatin dengan kemampuan siber Korea Utara,” kata Anne Neuberger, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Administrasi Biden untuk Siber dan Teknologi Baru, baru-baru ini dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Center for a New American Security (CNAS).
Neuberger mengatakan, Korea Utara menggunakan dunia maya untuk mendapatkan aset kripto, hingga sepertiga dari dana (kripto curian) untuk mendanai program rudal. “Itu masalah besar, apakah itu serangan terhadap pertukaran mata uang kripto atau penggunaan pekerja teknologi informasi di berbagai negara,” ujarnya dikutip SINDOnews dari laman Oodaloop, Selasa (9/8/2022).
Dia menambahkan bahwa perluasan uji coba rudal Korea Utara adalah prioritas utama bagi AS. Washington telah mengambil beberapa langkah untuk melawan ancaman dunia maya Pyongyang, termasuk menjatuhkan sanksi terhadap kelompok kriminal dan menyita aset digital yang dicuri.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini menemukan bahwa antara tahun 2020 dan 2021, peretas yang didukung Korea Utara mencuri lebih dari USD50 juta aset digital untuk mendanai program rudal negara itu. Laporan PBB juga mengungkapkan bahwa serangan itu menargetkan setidaknya tiga pertukaran mata uang kripto di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
“Saya sangat prihatin dengan kemampuan siber Korea Utara,” kata Anne Neuberger, Wakil Penasihat Keamanan Nasional Administrasi Biden untuk Siber dan Teknologi Baru, baru-baru ini dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Center for a New American Security (CNAS).
Neuberger mengatakan, Korea Utara menggunakan dunia maya untuk mendapatkan aset kripto, hingga sepertiga dari dana (kripto curian) untuk mendanai program rudal. “Itu masalah besar, apakah itu serangan terhadap pertukaran mata uang kripto atau penggunaan pekerja teknologi informasi di berbagai negara,” ujarnya dikutip SINDOnews dari laman Oodaloop, Selasa (9/8/2022).
Dia menambahkan bahwa perluasan uji coba rudal Korea Utara adalah prioritas utama bagi AS. Washington telah mengambil beberapa langkah untuk melawan ancaman dunia maya Pyongyang, termasuk menjatuhkan sanksi terhadap kelompok kriminal dan menyita aset digital yang dicuri.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun ini menemukan bahwa antara tahun 2020 dan 2021, peretas yang didukung Korea Utara mencuri lebih dari USD50 juta aset digital untuk mendanai program rudal negara itu. Laporan PBB juga mengungkapkan bahwa serangan itu menargetkan setidaknya tiga pertukaran mata uang kripto di Amerika Utara, Eropa, dan Asia.
(wib)
tulis komentar anda