Bisnis Online Solusi Bagi Mereka yang Terdampak COVID-19
Kamis, 11 Juni 2020 - 00:04 WIB
JAKARTA - Dampak pelemahan sendi-sendi ekonomi akibat pandemik COVID-19 terus meluas. Untuk menghentikan dan menuju kebangkitan, maka pelaku usaha harus sesegera mungkin menjalankan bisnis secara online. (Baca Juga: Wapres: Pemerintah Akan Bantu Pesantren Jalankan Protokoler Kesehatan )
Hal itu diungkap Benny Tanadi, Presiden Direktur e-commerce enabler, Egogo Hub Indonesia. Dia mendorong siapapun untuk segera ikut merebut peluang di sektor e-commerce.
Benny mengatakan, meski memengaruhi hampir semua sektor kehidupan, pandemik COVID-19 telah meningkatkan transaksi e-commerce di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Peluang besar menanti siapa pun yang mau berkecimpung di sektor ini.
Sejumlah fakta disodorkan Benny. Dikatakannya, sejak COVID-19 merebak, survei yang dilakukan banyak otoritas e-commerce dunia, seperti yang dilakukan Criteo-Prancis, mengungkap angka kenaikan transaksi e-commerce global hingga 50% dan di Asia Tenggara bahkan mencapai 80%. Di Tanah Air, menurut Nielsen, 30% dari mereka yang baru pertama kali belanja daring mengaku akan kembali melakukannya.
Di sisi lain, pertambahan penjual juga mengalami kenaikan signifikan. Menurut Priscilia Anis, AVP of Product marketplace Tokopedia, ada pertambahan dua juta penjual baru pada platform mereka hanya dalam kurun waktu tiga bulan. Tepatnya, mulai sejak pandemik virus Corona meluas di Indonesia.
“Transaksi semua kategori produk yang ditangani Egogo Hub Indonesia juga melambung. Yang terkecil 20-30%, namun hampir sebagian besar melambung di atas 100%, bahkan ada yang hingga 300%,” klaim Benny.
Melambungnya nilai transaksi diyakini Benny sebagai dampak langsung kebijakan tetap di rumah, penyekatan wilayah, penutupan toko dan pasar, pembatasan transportasi umum dan ketakutan akan resiko penularan yang disebabkan aktivitas jual beli tatap muka. Akibatnya, perilaku konsumen berubah. Mereka yang telah berbelanja online menjadi semakin sering melakukannya dan mereka yang belum pernah, semakin banyak yang mulai melakukannya.
Sebagai e-commerce enabler, sambung dia, pihaknya biasa menerima permintaan kerja sama dari brand lokal maupun luar negeri, baik skala UMKM maupun yang telah besar. Demikian juga email atau telepon dari orang-orang yang ingin meningkatkan penjualan e-commerce atau yang baru ingin mulai.
Hal itu diungkap Benny Tanadi, Presiden Direktur e-commerce enabler, Egogo Hub Indonesia. Dia mendorong siapapun untuk segera ikut merebut peluang di sektor e-commerce.
Benny mengatakan, meski memengaruhi hampir semua sektor kehidupan, pandemik COVID-19 telah meningkatkan transaksi e-commerce di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Peluang besar menanti siapa pun yang mau berkecimpung di sektor ini.
Sejumlah fakta disodorkan Benny. Dikatakannya, sejak COVID-19 merebak, survei yang dilakukan banyak otoritas e-commerce dunia, seperti yang dilakukan Criteo-Prancis, mengungkap angka kenaikan transaksi e-commerce global hingga 50% dan di Asia Tenggara bahkan mencapai 80%. Di Tanah Air, menurut Nielsen, 30% dari mereka yang baru pertama kali belanja daring mengaku akan kembali melakukannya.
Di sisi lain, pertambahan penjual juga mengalami kenaikan signifikan. Menurut Priscilia Anis, AVP of Product marketplace Tokopedia, ada pertambahan dua juta penjual baru pada platform mereka hanya dalam kurun waktu tiga bulan. Tepatnya, mulai sejak pandemik virus Corona meluas di Indonesia.
“Transaksi semua kategori produk yang ditangani Egogo Hub Indonesia juga melambung. Yang terkecil 20-30%, namun hampir sebagian besar melambung di atas 100%, bahkan ada yang hingga 300%,” klaim Benny.
Melambungnya nilai transaksi diyakini Benny sebagai dampak langsung kebijakan tetap di rumah, penyekatan wilayah, penutupan toko dan pasar, pembatasan transportasi umum dan ketakutan akan resiko penularan yang disebabkan aktivitas jual beli tatap muka. Akibatnya, perilaku konsumen berubah. Mereka yang telah berbelanja online menjadi semakin sering melakukannya dan mereka yang belum pernah, semakin banyak yang mulai melakukannya.
Sebagai e-commerce enabler, sambung dia, pihaknya biasa menerima permintaan kerja sama dari brand lokal maupun luar negeri, baik skala UMKM maupun yang telah besar. Demikian juga email atau telepon dari orang-orang yang ingin meningkatkan penjualan e-commerce atau yang baru ingin mulai.
tulis komentar anda