Uang Elektronik Tembus Rp248 T di 2021, Simak 7 Tips Aman Bertransaksi Digital Ini
Senin, 29 November 2021 - 08:05 WIB
JAKARTA - Tingginya penetrasi internet membuat peningkatan aktivitas finansial digital di masyarakat. Menurut Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo, transaksi uang elektronik hingga Q3 2021 naik 45,05 persen year-on-year (yoy) atau Rp209,81 triliun. Selama 2021, kenaikan totalnya diprediksi tembus Rp248 triliun.
Wajar, ini karena berbagai layanan digital banking berlomba-lomba menawarkan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi. Jika sebelumnya kebutuhan transaksi hanya mengandalkan mesin EDC (Electronic Data Capture) dan ATM transfer, sekarang sudah banyak fitur-fitur baru seperti scan QRIS , QR Code, mobile transfer, dan lain-lain.
Namun, masyarakat diimbau tetap waspada akan bahaya transaksi digital. Presiden Direktur perusahaan penyedia layanan keamanan informasi PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra mengatakan, seiring kemajuan di era digital, awareness terhadap ancaman digital juga harus ditingkatkan.
Andri menyebut bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami bahaya serangan digital, terutama di kehidupan finansial. “Kita tidak tahu kapan jadi target serangan siber. Akan lebih baik jika bisa mempersiapkan diri jika kita menghadapi serangan siber dari pihak luar,” ungkap Andri. Berikut tips menjaga keamanan dalam bertransaksi digital menurut Andri:
1. Jaga Kerahasiaan Data
Data-data rahasia yang tidak boleh dibagikan meliputi pin/password, kode OTP, authentication code, dan lainnya. Jangan mengetik password atau kode rahasia dalam bentuk lain di tempat umum.
2. Alamat Email Khusus
Gunakan email khusus untuk keperluan tertentu. Contoh, untuk transaksi e-commerce, baiknya email yang dipakai berbeda dengan email pribadi bank dan kantor. Agar lebih mudah mengidentifikasi jika ada email mencurigakan. Jangan sembarangan buka tautan mencurigakan dalam pesan email untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data login.
Wajar, ini karena berbagai layanan digital banking berlomba-lomba menawarkan kemudahan dan kenyamanan bertransaksi. Jika sebelumnya kebutuhan transaksi hanya mengandalkan mesin EDC (Electronic Data Capture) dan ATM transfer, sekarang sudah banyak fitur-fitur baru seperti scan QRIS , QR Code, mobile transfer, dan lain-lain.
Namun, masyarakat diimbau tetap waspada akan bahaya transaksi digital. Presiden Direktur perusahaan penyedia layanan keamanan informasi PT ITSEC Asia Andri Hutama Putra mengatakan, seiring kemajuan di era digital, awareness terhadap ancaman digital juga harus ditingkatkan.
Andri menyebut bahwa masih banyak masyarakat yang belum memahami bahaya serangan digital, terutama di kehidupan finansial. “Kita tidak tahu kapan jadi target serangan siber. Akan lebih baik jika bisa mempersiapkan diri jika kita menghadapi serangan siber dari pihak luar,” ungkap Andri. Berikut tips menjaga keamanan dalam bertransaksi digital menurut Andri:
1. Jaga Kerahasiaan Data
Data-data rahasia yang tidak boleh dibagikan meliputi pin/password, kode OTP, authentication code, dan lainnya. Jangan mengetik password atau kode rahasia dalam bentuk lain di tempat umum.
2. Alamat Email Khusus
Gunakan email khusus untuk keperluan tertentu. Contoh, untuk transaksi e-commerce, baiknya email yang dipakai berbeda dengan email pribadi bank dan kantor. Agar lebih mudah mengidentifikasi jika ada email mencurigakan. Jangan sembarangan buka tautan mencurigakan dalam pesan email untuk menghindari serangan phising yang meretas informasi seperti data login.
tulis komentar anda