Inovasi Digital Mudahkan Proses Pendidikan Selama Pandemi
Rabu, 29 September 2021 - 08:47 WIB
JAKARTA - Sebanyak 407 ribu sekolah, 56 juta siswa dan 3 juta guru ikut terdampak pandemi Covid-19. Tidak sedikit siswa yang ketinggalan pelajaran, stress, bahkan putus sekolah akibat proses pembelajaran yang terganggu selama hampir dua tahun.
Pandemi seakan membuka mata bahwa masih ada jarak lebar antar masyarakat Indonesia dalam memperoleh pendidikan. Mulai dari kesenjangan fasilitas pendidikan hingga keterampilan sumber daya manusia yang berbeda.
Menanggapi situasi tersebut, Orbit360 dan The Habibie Center menggelar Webinar Pre-Event EDUVEX 2021 bertajuk “Digitalisasi dan Demokratisasi Pendidikan” Selasa, 28 September 2021, sebagai salah satu upaya mulai merumuskan solusi demokratisasi bagi dunia pendidikan.
Dalam diskusi, terungkap bahwa digitalisasi dan demokrasi adalah dua hal yang saling mendukung di era modern. Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko menyampaikan bahwa demokrasi dalam konteks pendidikan berarti kesempatan yang sama bagi semua orang memperoleh pendidikan tanpa membedakan ras, suku, kepercayaan, atau status sosial.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Ilham Habibie menyebut digitalisasi adalah alat untuk meraih demokrasi dalam dunia pendidikan.
“ Digitalisasi merupakan alat untuk mencapai demokratisasi dalam pendidikan tersebut. Dalam prosesnya pasti ada gejolak karena sesuatu yang baru, namun gejolak yang muncul dari digitalisasi pendidikan merupakan hal yang normal,” papar Ilham.
“Dalam konteks pandemi corona, misalnya, digitalisasi menjadi jembatan untuk menggerakkan roda pendidikan. Hingga saat ini, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengandalkan internet dalam proses belajar-mengajar,” jelas Ilham.
“Bagaimana pun digital adalah alat bantu. Tidak berarti dengan digitalisasi akan meniadakan dunia yang kita kenal saat ini, yang masih analog. Ini kelihatan di dunia pendidikan. Secanggih apapun online learning, dengan alat-alatnya, internet koneksi yang bagus. Tapi tetap perlu peran manusia,” tambah Ilham lagi.
Digitalisasi di dunia pendidikan juga diyakini akan mendorong proses transformasi pendidikan. Transformasi tersebut bahkan dapat merubah sistem pendidikan secara menyeluruh. Guru dan siswa tak lagi perlu bertatap muka, bahkan sumber ilmu tak lagi melulu bersumber pada guru.
Pandemi seakan membuka mata bahwa masih ada jarak lebar antar masyarakat Indonesia dalam memperoleh pendidikan. Mulai dari kesenjangan fasilitas pendidikan hingga keterampilan sumber daya manusia yang berbeda.
Menanggapi situasi tersebut, Orbit360 dan The Habibie Center menggelar Webinar Pre-Event EDUVEX 2021 bertajuk “Digitalisasi dan Demokratisasi Pendidikan” Selasa, 28 September 2021, sebagai salah satu upaya mulai merumuskan solusi demokratisasi bagi dunia pendidikan.
Dalam diskusi, terungkap bahwa digitalisasi dan demokrasi adalah dua hal yang saling mendukung di era modern. Ketua Umum APTISI, Budi Djatmiko menyampaikan bahwa demokrasi dalam konteks pendidikan berarti kesempatan yang sama bagi semua orang memperoleh pendidikan tanpa membedakan ras, suku, kepercayaan, atau status sosial.
Sejalan dengan pernyataan tersebut, Ilham Habibie menyebut digitalisasi adalah alat untuk meraih demokrasi dalam dunia pendidikan.
“ Digitalisasi merupakan alat untuk mencapai demokratisasi dalam pendidikan tersebut. Dalam prosesnya pasti ada gejolak karena sesuatu yang baru, namun gejolak yang muncul dari digitalisasi pendidikan merupakan hal yang normal,” papar Ilham.
“Dalam konteks pandemi corona, misalnya, digitalisasi menjadi jembatan untuk menggerakkan roda pendidikan. Hingga saat ini, hampir seluruh sekolah di Indonesia mengandalkan internet dalam proses belajar-mengajar,” jelas Ilham.
“Bagaimana pun digital adalah alat bantu. Tidak berarti dengan digitalisasi akan meniadakan dunia yang kita kenal saat ini, yang masih analog. Ini kelihatan di dunia pendidikan. Secanggih apapun online learning, dengan alat-alatnya, internet koneksi yang bagus. Tapi tetap perlu peran manusia,” tambah Ilham lagi.
Digitalisasi di dunia pendidikan juga diyakini akan mendorong proses transformasi pendidikan. Transformasi tersebut bahkan dapat merubah sistem pendidikan secara menyeluruh. Guru dan siswa tak lagi perlu bertatap muka, bahkan sumber ilmu tak lagi melulu bersumber pada guru.
tulis komentar anda