Perlu Terobosan, Kebutuhan Tenaga Terampil Digital Capai 9 Juta pada 2030
Minggu, 29 Agustus 2021 - 11:07 WIB
BANDUNG - Kebutuhan tenaga terampil pada bidang digital diperkirakan mencapai 9 juta orang pada tahun 2030. Kendati begitu, perlu terobosan konkret agar kebutuhan tenaga IT tersebut dapat terpenuhi sesuai harapan industri.
CEO Boleh Belajar Oni Fahrurrozi mengatakan, kebutuhan 9 juta terampil pada bidang digital itu harus dipenuhi pada tahun 2030, seiring berkembangpesatnya digitalisasi pada saat ini. Apalagi, hampir semua channel saat ini mengandalkan teknologi digital.
"Saat ini, setiap tahun kita juga kekurangan tenaga tenaga terampil hingga ratusan ribu. Sebagai contoh, dari 40 CV yang masuk, yang seusia dengan harapan pelaku usaha hanya satu hingga dua. Untuk memenuhi sesuai kriteria akan sulit sekali," katanya kepada wartawan.
Mayoritas SDM yang ada saat ini, hanya paham di permukaannya saja. Sementara untuk sampai menjadi tenaga yang layak pada bidang digital , perlu latihan hingga dua bulan. Itupun bagi mereka yang telah memenuhi kriteria pada awal seleksi.
"Di kampus sebenarnya sudah mulai diajarkan tetapi hanya permukaannya saja. Misalnya soal digital manajemen specialist, expert, dan lainnya. Padahal, kalau sudah kerja 3-4 tahun di startup unicorn gajinya bisa di atas 20-25 jutaan," beber dia.
Oleh karenanya, kata dia, kata dia perlu terobosan konkret agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan tenaga terampil digital. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membuka kelas pembelajaran digital baik melalui seminar atau lainnya.
"Kami punya metode sendiri, yang unik dan tidak dapat ditemukan di mana pun. Biasanya harus belajar empat tahun, di sini cukup 3 bulan pembelajaran seperti digital marketing, google ads, membaca sosmed, dan lainnya," katanya.
Sementara itu, menurut Fadhil Elgianda yang juga dari Boleh Belajar mengatakan, nanti kelas akan dibuat seperti bootcamp secara online. Sistemnya seperti perkuliahan. Dalam satu minggu masuk 4-5 hari, di luar waktu kerja, dan ada sesi kuis juga homework.
"Nanti mereka akan membuat grup project, yang merupakan implementasi dari materi. Juga ada program magang dan dapat insentif," beber dia.
CEO Boleh Belajar Oni Fahrurrozi mengatakan, kebutuhan 9 juta terampil pada bidang digital itu harus dipenuhi pada tahun 2030, seiring berkembangpesatnya digitalisasi pada saat ini. Apalagi, hampir semua channel saat ini mengandalkan teknologi digital.
"Saat ini, setiap tahun kita juga kekurangan tenaga tenaga terampil hingga ratusan ribu. Sebagai contoh, dari 40 CV yang masuk, yang seusia dengan harapan pelaku usaha hanya satu hingga dua. Untuk memenuhi sesuai kriteria akan sulit sekali," katanya kepada wartawan.
Mayoritas SDM yang ada saat ini, hanya paham di permukaannya saja. Sementara untuk sampai menjadi tenaga yang layak pada bidang digital , perlu latihan hingga dua bulan. Itupun bagi mereka yang telah memenuhi kriteria pada awal seleksi.
"Di kampus sebenarnya sudah mulai diajarkan tetapi hanya permukaannya saja. Misalnya soal digital manajemen specialist, expert, dan lainnya. Padahal, kalau sudah kerja 3-4 tahun di startup unicorn gajinya bisa di atas 20-25 jutaan," beber dia.
Oleh karenanya, kata dia, kata dia perlu terobosan konkret agar Indonesia bisa memenuhi kebutuhan tenaga terampil digital. Salah satu langkah yang dilakukan adalah membuka kelas pembelajaran digital baik melalui seminar atau lainnya.
"Kami punya metode sendiri, yang unik dan tidak dapat ditemukan di mana pun. Biasanya harus belajar empat tahun, di sini cukup 3 bulan pembelajaran seperti digital marketing, google ads, membaca sosmed, dan lainnya," katanya.
Sementara itu, menurut Fadhil Elgianda yang juga dari Boleh Belajar mengatakan, nanti kelas akan dibuat seperti bootcamp secara online. Sistemnya seperti perkuliahan. Dalam satu minggu masuk 4-5 hari, di luar waktu kerja, dan ada sesi kuis juga homework.
"Nanti mereka akan membuat grup project, yang merupakan implementasi dari materi. Juga ada program magang dan dapat insentif," beber dia.
(ysw)
tulis komentar anda