Taliban Kuasai Mesin Biometrik, Simpatisan AS di Afghanistan Kini Terancam

Senin, 23 Agustus 2021 - 16:05 WIB
Seorang prajurit AS mengumpulkan informasi biometrik dari seorang penduduk desa di Afghanistasn pada tahun 2012. Foto/BBC
KABUL - Berdasarkan sumber-sumber di militer, diketahui kalau Taliban kini telah mendapatkan perangkat Handheld Interagency Identity Detection Equipment (HIIDE) milik Amerika Serikat (AS). Perangkat ini berisi informasi warga Afghanistan yang bekerjasama dengan AS.

Sebelumnya, penyimpanan data biometrik raksasa yang dikumpulkan oleh militer AS dan pemerintah Afghanistan dikhawatirkan menimbulkan risiko bagi mereka yang menghadapi pembalasan.

Brian Dooley, penasihat senior kelompok aktivis Human Rights First, mengatakan bahwa Taliban telah mendapatkan perangkat ini untuk mendapatkan sejumlah besar data biometrik warga Afghanistan.





Pada hari Selasa, situs berita Intercept mengatakan sumber-sumber militer telah mengatakan bahwa beberapa perangkat HIIDE telah jatuh ke tangan Taliban. Sementara Reuters melaporkan seorang penduduk Kabul mengatakan bahwa Taliban sedang melakukan inspeksi dari rumah ke rumah menggunakan "mesin biometrik".

Seorang pejabat Afghanistan mengatakan kepada NewScientist bahwa infrastruktur biometrik sekarang berada di tangan Taliban.



Mr Kiernan, anggota think-tank AS Proyek Keamanan Nasional Truman, mengatakan kemungkinan Taliban memiliki akses ke beberapa data biometrik koalisi sangat besar. Tetapi tidak yakin apakah mereka akan memiliki pengetahuan teknis untuk mengeksploitasi perangkat biometrik itu.

Jurnalis dan penulis Annie Jacobsen, yang telah meneliti biometrik militer mengatakan, tidak mungkin Taliban dapat mengakses sejumlah besar data yang dikumpulkan oleh koalisi, bahkan jika memiliki mesin HIIDE. Karena data dari perangkat HIIDE tidak disimpan di Afghanistan, tetapi di Sistem Identifikasi Biometrik Otomatis Pentagon yang memiliki sistem keamanana berlapis dan sulit ditembus.



Sebelum jatuh ke Taliban , Pemerintah Afghanistan juga telah menggunakan biometrik untuk mengumpulkan data warganya. Otoritas Informasi dan Statistik Nasional Afghanistan telah memproses lebih dari enam juta aplikasi untuk kartu identitas biometrik e-Tazkira, yang mencakup sidik jari, pemindaian iris mata, dan foto.

Biometrik, termasuk pengenalan wajah, juga digunakan untuk memeriksa pendaftaran pemilih pada pemilu 2019. Negara ini bahkan meluncurkan daftar bisnis dan berencana untuk mengumpulkan data biometrik dari siswa di madrasah.
(ysw)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More