YouTube Berani Bayar Mahal Youtuber untuk Membuat Konten di Shorts
Rabu, 04 Agustus 2021 - 06:09 WIB
JAKARTA - YouTube akan membayar pembuat konten hingga $10.000 per bulan untuk membuat video populer di pesaing TikTok-nya, YouTube Shorts. Untuk ambisinya ini, YouTube menyiapkan uang US$ 100 juta mulai tahun depan.
Untuk membuat konten di Shorts, YouTube berharap itu video asli dan belum pernah dipublikasikan di platform lain seperti TikTok, Snapchat, atau Reels. Jika ternyata itu merupakan unggahan ulang, YouTube akan mendiskualifikasi pembuat konten menerima pembayaran.
Selama ini, YouTube akan membayar pembuat konten berdasarkan iklan yang ditayangkan di depan video mereka. Semakin banyak iklan yang ditayangkan, maka semakin tebal kocek pembuat konten.
Namun dengan Shorts, YouTube membuat bentuk pembayaran alternatif lain untuk memberi penghargaan kepada pembuat konten.
"Shorts Fund pada akhirnya akan diganti dengan program monetisasi jangka panjang yang dapat diskalakan,” kata Neal Mohan, chief product officer YouTube seperti dikutip The Verge, Rabu (4/8/2021).
Skema pembayaran tidak dilakukan berdasarkan iklan yang ditayangkan, tapi seberapa sering video tersebut ditonton oleh orang lain.
Mohan menunjukkan bahwa YouTube tidak mengharuskan pembuat konten menggunakan Shorts untuk mempopulerkan konten mereka.
“Jika pembuat konten ingin membuat film dokumenter berdurasi panjang bisa memakai platform YouTube. Jika ingin membuat video pendek, mereka bisa memakai platform Shorts," katanya.
Untuk membuat konten di Shorts, YouTube berharap itu video asli dan belum pernah dipublikasikan di platform lain seperti TikTok, Snapchat, atau Reels. Jika ternyata itu merupakan unggahan ulang, YouTube akan mendiskualifikasi pembuat konten menerima pembayaran.
Selama ini, YouTube akan membayar pembuat konten berdasarkan iklan yang ditayangkan di depan video mereka. Semakin banyak iklan yang ditayangkan, maka semakin tebal kocek pembuat konten.
Namun dengan Shorts, YouTube membuat bentuk pembayaran alternatif lain untuk memberi penghargaan kepada pembuat konten.
"Shorts Fund pada akhirnya akan diganti dengan program monetisasi jangka panjang yang dapat diskalakan,” kata Neal Mohan, chief product officer YouTube seperti dikutip The Verge, Rabu (4/8/2021).
Skema pembayaran tidak dilakukan berdasarkan iklan yang ditayangkan, tapi seberapa sering video tersebut ditonton oleh orang lain.
Mohan menunjukkan bahwa YouTube tidak mengharuskan pembuat konten menggunakan Shorts untuk mempopulerkan konten mereka.
“Jika pembuat konten ingin membuat film dokumenter berdurasi panjang bisa memakai platform YouTube. Jika ingin membuat video pendek, mereka bisa memakai platform Shorts," katanya.
(ysw)
tulis komentar anda