Fitur Baru Zenius Bantu Siswa Lebih Produktif dalam Pembelajaran
Rabu, 28 Juli 2021 - 10:00 WIB
Di dalamnya terdapat dua fitur utama, yaitu CorePractice, tempat latihan dengan ratusan ribu pertanyaan latihan dari 3 cabang konsentrasi utama seperti logika verbal, matematika, dan Bahasa Inggris. Sementara CoreInsight, tempat yang menyediakan berbagai pengetahuan yang insightful seperti filsafat, basic sciences, big history, dapat digunakan untuk mendukung dan memperluas wawasan dan sudut pandang pengguna.
“Selama pandemi, kami melihat adopsi teknologi secara keseluruhan di sektor pendidikan meningkat signifikan, baik di kalangan guru, orang tua dan siswa. Karena itu, ini merupakan momentum tepat untuk menghadirkan sistem pembelajaran adaptif dengan ZenCore," kata Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius.
Dirinya optimistis penggunaan teknik pembelajaran adaptif dapat menjadi stimulus positif dalam sistem pendidikan Indonesia. Ke depannya akan banyak pemain lain yang ikut mengadopsi sistem ini untuk merangsang minat dan motivasi belajar siswa.
Tidak hanya bagi siswa atau umur pelajar, sistem pembelajaran adaptif juga efektif bagi semua orang yang ingin mempelajari sesuatu. Sebagai contoh, organisasi non-profit Elearning Industry menerapkan program pembelajaran adaptif online di Belanda dan Polandia, khusus untuk penduduk berusia lebih dari 50 tahun yang ingin belajar. Partisipan kemudian mengisi survei di akhir program, dan 60% di antara mereka mengaku bahwa metode baru ini sangat menarik untuk dicoba dan merasa bahwa konten yang mereka pelajari/kerjakan lebih sesuai dengan level kemampuan serta kebutuhan mereka.
Lebih jauh, berdasarkan penelitian platform pembelajaran adaptif Adaptemy pada tahun 2017, ditemukan bahwa 70% siswa merasakan peningkatan pada kemampuan matematika. Sementara 89% merasa bahwa soal-soal latihan yang diberikan oleh sistem pembelajaran adaptif sangat membantu proses pemahaman. Faktor-faktor yang paling disukai oleh siswa adalah personalisasi soal dan materi sesuai kemampuan mereka (42%), relevansi soal-soal latihan (39%), serta evaluasi yang lebih relevan dan mendalam (38%).
Di level universitas, Arizona State University juga merasakan manfaat positif dari penerapan pembelajaran adaptif melalui platform bernama ALEKS. Di mata kuliah aljabar, jumlah mahasiswa yang lulus dengan nilai minimal adalah 45%, dan dengan nilai bagus berkisar di 65% pada tahun 2015/2016.
Namun setelah pengimplementasian teknik pembelajaran adaptif, angka mahasiswa yang lulus dengan nilai minimal naik menjadi 74%, dan dengan nilai bagus menjadi 84%. Dari sini dapat dilihat bahwa teknik pembelajaran adaptif tidak hanya meningkatkan performa mahasiswa, tapi juga memperkecil kesenjangan pengetahuan (learning gap) di dalam kelas.
Tim teknologi telah menggunakan perpaduan sistem algoritma, machine-learning, dan kecerdasan buatan yang canggih untuk menghadirkan implementasi pembelajaran adaptif berskala luas. Pihaknya berharap, sistem pembelajaran adaptif ini akan membantu siswa untuk mengetahui tingkatan pemahaman mereka, terutama dalam keterampilan fundamental, dan membantu mereka untuk mulai belajar dari mana saja.
“Selama pandemi, kami melihat adopsi teknologi secara keseluruhan di sektor pendidikan meningkat signifikan, baik di kalangan guru, orang tua dan siswa. Karena itu, ini merupakan momentum tepat untuk menghadirkan sistem pembelajaran adaptif dengan ZenCore," kata Sabda PS, Founder dan Chief Education Officer Zenius.
Dirinya optimistis penggunaan teknik pembelajaran adaptif dapat menjadi stimulus positif dalam sistem pendidikan Indonesia. Ke depannya akan banyak pemain lain yang ikut mengadopsi sistem ini untuk merangsang minat dan motivasi belajar siswa.
Tidak hanya bagi siswa atau umur pelajar, sistem pembelajaran adaptif juga efektif bagi semua orang yang ingin mempelajari sesuatu. Sebagai contoh, organisasi non-profit Elearning Industry menerapkan program pembelajaran adaptif online di Belanda dan Polandia, khusus untuk penduduk berusia lebih dari 50 tahun yang ingin belajar. Partisipan kemudian mengisi survei di akhir program, dan 60% di antara mereka mengaku bahwa metode baru ini sangat menarik untuk dicoba dan merasa bahwa konten yang mereka pelajari/kerjakan lebih sesuai dengan level kemampuan serta kebutuhan mereka.
Lebih jauh, berdasarkan penelitian platform pembelajaran adaptif Adaptemy pada tahun 2017, ditemukan bahwa 70% siswa merasakan peningkatan pada kemampuan matematika. Sementara 89% merasa bahwa soal-soal latihan yang diberikan oleh sistem pembelajaran adaptif sangat membantu proses pemahaman. Faktor-faktor yang paling disukai oleh siswa adalah personalisasi soal dan materi sesuai kemampuan mereka (42%), relevansi soal-soal latihan (39%), serta evaluasi yang lebih relevan dan mendalam (38%).
Di level universitas, Arizona State University juga merasakan manfaat positif dari penerapan pembelajaran adaptif melalui platform bernama ALEKS. Di mata kuliah aljabar, jumlah mahasiswa yang lulus dengan nilai minimal adalah 45%, dan dengan nilai bagus berkisar di 65% pada tahun 2015/2016.
Namun setelah pengimplementasian teknik pembelajaran adaptif, angka mahasiswa yang lulus dengan nilai minimal naik menjadi 74%, dan dengan nilai bagus menjadi 84%. Dari sini dapat dilihat bahwa teknik pembelajaran adaptif tidak hanya meningkatkan performa mahasiswa, tapi juga memperkecil kesenjangan pengetahuan (learning gap) di dalam kelas.
Tim teknologi telah menggunakan perpaduan sistem algoritma, machine-learning, dan kecerdasan buatan yang canggih untuk menghadirkan implementasi pembelajaran adaptif berskala luas. Pihaknya berharap, sistem pembelajaran adaptif ini akan membantu siswa untuk mengetahui tingkatan pemahaman mereka, terutama dalam keterampilan fundamental, dan membantu mereka untuk mulai belajar dari mana saja.
tulis komentar anda