Pengguna Internet Capai 202 Juta, Pemerintah Didorong Buat Medsos Lokal
Jum'at, 11 Juni 2021 - 13:05 WIB
JAKARTA - Berdasarkan data We Are Social, pengguna internet di Tanah Air mencapai 202 juta atau sekitar 73% dari total penduduk, saat memasuki 2021. Begitu juga dengan pemakai media sosial di bulan Januari 2021, sudah mencapai 170 juta orang.
Aplikasi yang paling banyak diakses saat ini adalah YouTube, dengan total pemakai mencapai 93%. Lalu disusul Instagram 86% dan Facebook 85%.
Menurut pakar keamanan siber, Pratama Persadha, pemakai medsos dan internet di Tanah Air jumlahnya besar, namun tahun lalu ramai hasil riset Microsoft bahwa warganet Indonesia termasuk yang paling tidak sopan.
Ini berdasarkan riset tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020. Hasilnya, Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah di Hari Media Sosial Nasional, yang jatuh kemarin.
“Salah satunya karena minim edukasi sejak dini baik dari negara, orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar," tutur Pratama, dalam keterangannya, dikutip Jumat (11/6/2021).
Pratama melihat, negara bisa mendorong edukasi berinternet yang sehat dan aman lewat kurikulum pendidikan, yang saat ini masih belum ada.
"Umumnya para orang tua, pengambil kebijakan, maupun tokoh masyarakat, sebagian besar bukan native digital, jadi tidak mengenal lebih dalam dunia digital,” tambahnya.
Aplikasi yang paling banyak diakses saat ini adalah YouTube, dengan total pemakai mencapai 93%. Lalu disusul Instagram 86% dan Facebook 85%.
Menurut pakar keamanan siber, Pratama Persadha, pemakai medsos dan internet di Tanah Air jumlahnya besar, namun tahun lalu ramai hasil riset Microsoft bahwa warganet Indonesia termasuk yang paling tidak sopan.
Ini berdasarkan riset tingkat kesopanan pengguna internet sepanjang 2020. Hasilnya, Indonesia berada di urutan ke-29 dari 32 negara yang disurvei. Tentu ini menjadi pekerjaan rumah di Hari Media Sosial Nasional, yang jatuh kemarin.
“Salah satunya karena minim edukasi sejak dini baik dari negara, orang tua, sekolah, dan lingkungan sekitar," tutur Pratama, dalam keterangannya, dikutip Jumat (11/6/2021).
Pratama melihat, negara bisa mendorong edukasi berinternet yang sehat dan aman lewat kurikulum pendidikan, yang saat ini masih belum ada.
"Umumnya para orang tua, pengambil kebijakan, maupun tokoh masyarakat, sebagian besar bukan native digital, jadi tidak mengenal lebih dalam dunia digital,” tambahnya.
tulis komentar anda